Misteri di Balik Air Terjun Darah Terkuak!

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 1 Mei 2017 10:00
Misteri di Balik Air Terjun Darah Terkuak!
Keberadaan air terjun misterius itu telah membuat heran para pakar sejak ditemukan lebih dari 100 tahun lalu.

Dream - Di Antartika, ditemukan air terjun yang warnanya semerah darah. Sesuai kondisinya, air terjun itu kemudian diberi nama Blood Falls.

Keberadaan air terjun misterius itu telah membuat heran para pakar sejak ditemukan lebih dari 100 tahun lalu.

Blood Falls ditemukan pertama kali pada 1911 oleh seorang pakar geologi Australia. Pakar tersebut percaya warna merah itu karena adanya ganggang merah yang hidup bawah permukaan air.

Pendapat ini diakui selama puluhan dekade hingga akhirnya dimentahkan pada 2013. Saat itu dunia mengakui Blood Falls, yang bersumber di Gletser Taylor, berwarna merah karena adanya besi yang mengalami oksidasi.

Mereka yang mendukung teori ini menduga area di mana Blood Falls berada, pada 5 juta tahun yang lalu, adalah danau garam.

Tetapi, sebuah studi terbaru yang dilakukan University of Alaska dan Colorado College meragukan pendapat tersebut. Mereka percaya air berwarna merah itu mengalir dari danau garam yang terjebak di bawah es selama satu juta tahun.

The Sun melaporkan, para peneliti dari Alaska dan Colorado bahkan berhasil menemukan jalur air bawah gletser menggunakan teknologi echolocation.

" Kami menggerak-gerakkan antena di sekitar gletser dalam pola seperti grid agar bisa 'melihat' apa yang ada di bawah es. Ini seperti kelelawar menggunakan echolocation untuk melihat sekelilingnya," kata Christina Carr, salah satu pakar yang menulis studi tersebut.

Menurut peneliti, Gletser Taylor memiliki sistem pengairannya sendiri. Mereka terkejut saat menemukan danau garam itu tidak membeku meskipun terkubur es dalam waktu yang sangat lama.

(Sumber: Metro.co.uk)

1 dari 3 halaman

Mengejutkan! Ditemukan Benua ke-8 di Tenggara Indonesia

Mengejutkan! Ditemukan Benua ke-8 di Tenggara Indonesia © Dream

Dream - Ada berapa benua di muka Bumi ini yang Anda tahu? Jika Anda mengingat pelajaran Geografi yang diajarkan di kelas saat sekolah dulu, pasti menjawab tujuh: Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia.

Namun baru-baru ini, sekelompok ilmuwan mengklaim telah menemukan benua ke delapan! Letaknya di barat daya Samudera Pasifik. Sebelah timur Benua Australia, atau jauh nun di sebelah tenggara Indonesia.

Para ilmuwan menyebut benua baru yang mereka temukan itu dengan nama Zealandia. Luasnya sekitar 5 juta kilometer persegi, sedikit lebih besar dari India atau separuh benua Eropa.

Geolog memasukkan wilayah yang 94 persen bagiannya terendam laut itu ke dalam kategori benua. Bagian tertinggi benua itu adalah News Zealand dan New Caldeonia.

" Saya harap Zealandia mulai saat ini muncul di peta dunia sebagai benua," tutur Nick Mortimer, geolog dari GNS Science, sebagaimana dikutip Dream dari Live Science, Selasa 21 Februari 2017.

" Ada tambahan satu, dan ini senyata [benua] yang lainnya," tambah dia.

zealand

Selama puluhan tahun, studi baru ini berupaya menyatukan bukti-bukti adanya benua di bawah laut, di sekitar New Zealand. Bukti pertama didapat dengan melihat dasar samudera di sekitar wilayah yang biasa disebut orang Indonesia dengan nama Selandia Baru itu.

Menurut Mortimer, landas kontinental Zealandia terletak pada kedalaman 1.000 meter di bawah permukan laut, sementara kerak benua terdekat berada pada 3.000 meter di bawah itu.

Zealandia punya rangkaian besar ketinggian, dari kedalaman sub-laut hingga Aoraki atau Gunung Cook dengan ketinggian 3.724 meter di atas permukaan laut.

Bukti ke dua yang mendukung Zealandia sebagai benua datang dari setudi ekstensif terhadap bebatuan di dasar lautan. Lebih dari 20 tahun, geolog telah melakukan pelayaran untuk mengeruk bebatuan dari dasar laut.

Tak seperti kerak samudera --yang terdiri dari bebatuan basalt yang terbentuk dari aktivitas geologi baru-- kerak sekitar Selandia Baru itu terdiri dari berbagai tipe bebatuan berbeda, termasuk granit, batu kapur dan batu pasir, yang beberapa di antaranya berusia sangat tua.

Dan yang terakhir, kata Mortimer, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa ada satu jalur sempit kerak samudera di bawah tanah yang memisahkan Benua Australia sampai Zealandia. Jalur ini membuktikan kedua benua itu terpisah.

 

2 dari 3 halaman

Asal-usul Sungguh Mengejutkan

Asal-usul Sungguh Mengejutkan © Dream

***
Menurut Mortimer, Zealandia terbentuk dari pecahnya superbenua Gondwana sekitar 85 juta tahun lalu. Saat itu, lautan mulai muncul di antara Australia dan Selandia Baru.

" Zealandia adalah sesuatu yang tak biasa, sesaat sebelum terlepas dari superbenua Gondwana, ia merenggang," ujar Mortimer. Perenggangan itu menipiskan kerak benua, membuatnya tenggelam.

Dan meskipun hanya sejumlah kecil dari benua ini berada di atas permukaan laut, pada satu waktu, bagian yang terlihat di atas air bisa lebih kecil lagi. Berdasar lapisan geologi yang diperlihatkan di Selandia Baru, benua ini pernah 'terendam' maksimal pada 30 juta tahun silam.

Pergerakan lempeng Australia, kata Mortimer, telah memotong Zealandia menjadi dua bagian. Sementara, temuan baru tak mungkin mengubah peta seismologi atau penilaian bahaya di sekitar Selandia Baru.

Sementara, menurut profesor emeritus bidang geologi dari Universitas California, Bruce Luyendyk, dari perspektif geologi, mendefinisikan Zealandia sebagai benua sangat masuk akal. Lantas, bagaimana benua ini mendapat pengakuan?

" Pertanyaan itu bisa dijawab ahli geografi dan politisi, bukan geolog," ujar Luyendyk.

Namun, kata Luyendyk, ada beberapa preseden unttuk mengakui batas-batas benua yang terletak di bawah air. Benua lain memiliki landas kontinental yang menjorok ke laut, dan Konvensi Hukum Laut PBB yang menjadi batas ekonomi sebuah negara.

3 dari 3 halaman

Jika Gunung Ini Meletus, Tsunami Setinggi 100 Meter Sapu Bumi

Jika Gunung Ini Meletus, Tsunami Setinggi 100 Meter Sapu Bumi © Dream

Dream - Kekhawatiran melanda para ilmuwan geologi menyusul aktivitas gunung berapi di Pulau La Palma, Kepulauan Canary.

Di pulau yang menjadi bagian dari Spanyol tersebut berdiri sebuah gunung berapi aktif bernama Cumbre Vieja, yang jika meletus bisa mengirimkan mega tsunami setinggi 100 meter.

Saat meletus, Cumbre Vieja akan mengirimkan miliaran batu ke Samudera Atlantik hingga menimbulkan tsunami yang maha dahsyat itu.

Terletak di pulau 80 mil dari Tenerife, pulau terbesar di Canary Islands, para ahli telah lama mengkhawatirkan letusan berikutnya dari Cumbre Vieja bisa menyebabkan gunung berapi itu runtuh.

Runtuhnya gunung berapi itu akan mengirimkan miliaran ton batuan ke laut di bawahnya. Bahkan mampu menciptakan tsunami setinggi 100 meter dengan kecepatan daya terjang setara pesawat jet, kira-kira 800 kilometer per jam.

Pada saat gunung itu runtuh, gelombang tsunami yang ditimbulkannya akan mencapai pantai timur Amerika dan bagian selatan Inggris. Tidak itu saja, pantai Amerika Selatan, Afrika Barat dan Eropa Barat juga akan mengalami nasib yang sama.

Gunung setinggi 2.000 meter itu terakhir kali meletus tahun 1949, dan hingga saat ini menunggu untuk meletus lagi kapan saja.

Beri Komentar