MUI Cetak Da`i Bersertifikat

Reporter : Eko Huda S
Rabu, 24 September 2014 10:01
MUI Cetak Da`i Bersertifikat
Peran da'i bersertifikat MUI dinilai penting. Sebab, dakwah umat Islam di Indonesia menghadapi dinamika kehidupan yang semakin berat.

Dream - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mencetak para da'i bersertifikat. Langkah itu merupakan bagian dari rencana MUI untuk mempersiapkan 150.000 kader ulama dari seluruh Tanah Air.

" Tujuan program ini dilakukan agar para da’i dibekali strategi yang tepat, nanti mereka diberi sertifikat. Jadi ini bukan sertifikasi da’i, akan tetapi kita akan membuat da’i bersertifikat," kata Wakil Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin, dikutip Dream.co.id dari laman resmi MUI, Selasa 22 September 2014.

Menurut Ma’ruf, peran da’i bersertifikat MUI menjadi penting. Sebab, dakwah umat Islam di Indonesia menghadapi dinamika kehidupan yang semakin berat. Sehingga tantangan pun juga semakin banyak.

" Tantangannya semakin besar, kita semakin tidak siap. Dakwah kita sama sekali tidak membawa dampak besar sehingga tidak bisa melakukan perubahan besar," kata dia.

Oleh karena itu, dia mendukung gagasan Komisi Dakwah MUI untuk merumuskan kembali sejumlah tantangan dakwah. Tujuannya, agar nantinya bisa memberikan panduan yang berguna untuk para da’i di tengah gempuran arus informasi.

" Masyarakat yang mulai memahami sekularisme makin banyak, adanya pembenaran pernikahan beda agama hanyalah contoh kecil dari tantangan tersebut," ujar dia.

Para da’i juga perlu mengetahui sasaran dakwah, " Dalam berdakwah perlu sasaran jelas, perlu ada peta untuk mengetahui tantangan di tingkat nasional, karena tiap daerah mempunyai tantangan-tantangan yang bersifat khusus."

Dengan mengetahui peta dakwah, para da’i bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi realitas. Bagaimana bersikap di daerah di mana Muslim menjadi minoritas, atau sebaliknya. " Ini harus jelas petanya, sehingga kita bisa melakukan dakwah."

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis, menyatakan siap untuk segera mempersiapkan dakwah berbasis data, dengan peta dakwah digital.

" Di data tersebut, kita bisa tahu misalnya dimana tempat pemurtadan, garis Islam yang mana, paham apa sehingga masing-masing da’i bisa mengakses online melalui keanggotaan tertutup," tutur dia.

" Ikhtiar ini ditempuh agar cara dakwah kita tidak lagi tersusun secara sporadis, tetapi berbasis data, jadi strateginya enak," tambah Cholis. (Ism)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More