Tempat Wisata di Jakarta Kembali Dibuka, TMII Berjubel Pengunjung Bersepeda

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Sabtu, 20 Juni 2020 17:17
Tempat Wisata di Jakarta Kembali Dibuka, TMII Berjubel Pengunjung Bersepeda
Tempat wisata ini memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.

Dream – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sudah kembali dibuka pada Sabtu 20 Juni 2020. Tempat wisata ini sudah mulai didatangi pengunjung.

Dikutip dari Liputan6.com, Sabtu 20 Juni 2020, Kepala Bagian Humas TMII, Sahda Silalahi, mengatakan sudah ada 2.134 pengunjung berdasarkan data pukul 12.00.

" Jumlah pengunjung per jam 12.00 WIB tadi, 2.134 orang," ujar Sahda.

Jumlah ini masih terbilang sedikit daripada hari libur seperti biasa. Sebelum pandemi virus corona Covid-19, Sahda menyebut jumlah pengunjung TMII pada hari libur mencapai lebih dari 30 ribu pengunjung. Untuk saat ini, menurut, Sahda terbilang lumayan.

Pengunjung lebih banyak yang menggunakan sepeda. Sahda juga memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan di lingkungan TMII.

" Tapi kebanyakan pengunjung hari ini adalah pengendara sepeda, bersepeda santai keliling TMII," kata dia.

1 dari 3 halaman

Penawaran Menarik

Sebelumnya, Manager Informasi Budaya dan Wisata TMII, Diah Tri Irawati menyatakan waktu operasional TMII berubah. Biasanya sebelum pandemi virus corona atau Covid-19 jam operasionalnya menjadi pukul 22.00 WIB.

" Untuk operasional TMII buka pelayanan penjualan tiket pukul 08.00-16.00 WIB. Tutup operasional sore pukul 18.00 WIB," kata Diah saat dihubungi Liputan6.com.

Dia mengatakan pihaknya juga akan memberikan tiket promo buy one get one atau beli satu dapat dua tiket masuk yang berlangsung pada 20-30 Juni 2020.

Selain itu, Diah menyatakan tidak ada peraturan khusus pengunjung harus memiliki KTP DKI Jakarta. " Karena nuansa yang ditawarkan di TMII suasana kampung halaman dari anjungan daerah," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Fachrur Rozie)

2 dari 3 halaman

701 Pedagang Pasar Tradisional Positif Covid-19, 32 Meninggal

Dream – Tercatat ada 701 pedagang pasar tradisional yang positif tertular Covid-19. Jumlah ini terungkap dari data yang dikumpulkan dari 129 pasar di Tanah Air hingga Jumat 19 Juni 2020. Sedihnya, ada puluhan pedagang yang meninggal.

" Ada penambahan dari kasus sebelumnya mencapai 128 kasus positif dan belum ada penambahan kasus meninggal. Data sebelumnya terjadi kasus positif Covid-19 di pasar sebanyak 573 orang dan meninggal sebanyak 32 orang," ujar Ketua SIGAP Covid-19 DPP Ikatan Pedagang Pasar Indoensia (IKAPPI) Dimas Hermadiyansyah, dikutip dari Liputan6.com, Sabtu 20 Juni 2020.

Kasus positif paling banyak ditemukan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat. Ikappi menemukan 113 kasus positif Corona di pasar tersebut. Urutan kedua, ada Pasar Besar, Palangka Raya Kalteng dengan temuan kasus positif 50 orang. Sementara di urutan ketiga ada Pasar Kramatjati, Jakarta Timur dengan temuan kasus positif 49 orang.

Menurut dia, fakta ini harus mendapat perhatian dan tindakan yang tepat dari pemda dan pengelola pasar guna menyetop mata rantai penyebaran Corona. Salah satunya dengan mendisiplinkan protokol kesehatan di pasar.

" Tindakan tepat yang kami maksud adalah menerapkan protokol kesehatan di pasar serta mengajak pedagang untuk mematuhinya melalui komunikasi secara intensif dan persuasif dengan paguyuban atau organisasi pedagang pasar, agar saling mengawasi atau mengingatkan kedisiplinan," tutur Dimas.

3 dari 3 halaman

Ganji Genap

Dimas juga menyesalkan penerapan ganjil genap serta penutupan pasar pada masa pandemi Corona. Dia menilai, hal itu belum seharusnya diterapkan. Dia yakin masih ada opsi lain yang lebih menguntungkan.

" Yaitu melakukan upaya maksimal berupa sosialisasi dan edukasi penerapan protokol kesehatan yang baik dalam bentuk penyediaan tempat cuci tangan beserta sabun disudut sudut pasar yang mudah dijangkau, penyediaan hand sanitizer, pembagian masker, penyediaan face shield, menyediakan penyekat plastik antara penjual dan pembeli, mengatur sirkulasi lalu lalang pembeli serta penyemprotan disinfektan di saat pasar berhenti beroprasi," kata dia.

Dimas berharap pemerintah dan pengelola pasar mempelajari terlebih dahulu kondisi pasar dan pedagang sebelum membuat kebijakan atau peraturan. Misalkan dengan mengajak berdialog perwakilan kelompok pasar atau ketua blok pasar agar diketahui masalahnya. Setelah itu, dicari solusi yang tepat untuk masalah penyebaran Covid-19 di pasar tersebut.

" Bukan malah tiba-tiba keluar ancaman akan menutup pasar bila pedagang tidak setuju penerapan ganjil genap di pasar. Tiap pasar kan berbeda-beda. Jika sudah melalui dialog dan benar-benar diketahui masalah yang terjadi di pasar, baru didorong dinas terkait dan pengelola pasar serta komponen masyarakat untuk melakukan upaya dan pengawasan agar penerapan protokol kesehatan di pasar bisa berjalan dengan baik, kalau ada yang bandel baru dikenakan sanksi," kata dia.

Menurut Dimas, pasar tradisional di seluruh Indonesia menampung sebanyak 12,3 juta pedagang. Mereka harus diselamatkan mata pencahariannya dengan cara-cara yang tepat dan manusiawi selama pandemi Corona.

(Sumber: Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Beri Komentar