CEO Gojek Nadiem Makarim Melambaikan Tangan Saat Tiba Di Kompleks Istana, Jakarta, Senin (21/10/2109). Kedatangan Nadiem Berlangsung Jelang Pengumuman Menteri Kabinet Kerja Jilid II Oleh Presiden Joko Widodo Atau Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Dream - Nadiem Makarim mengaku masih kaku menjalani posisi barunya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dia bahkan meminta para staf tak memanggilnya dengan sebutan Bapak, karena usianya masih muda.
" Saya suka ditanya, apa 100 harinya Pak Nadiem? mohon jangan dipanggil Pak Nadiem, panggil Mas saja," kata Nadiem, ditayangkan Kompas TV, Rabu, 23 Oktober 2019.
Nadiem mengaku, sebenarnya tidak punya rencana 100 hari. Tapi, dia ingin duduk dan mendengar para pakar pendidikan berbicara mengenai kualitas pendidikan Indonesia.
" Saya di sini bukan menjadi guru, saya di sini untuk menjadi murid," kata dia.
Nadiem mengatakan, meski tidak punya latar belakang di dunia pendidikan, dia ingin mengubah cara pandang generasi Indonesia. Alasan itulah yang ingin dia terapkan.
" Karena menurut saya cara paling efektif untuk mentransformasi yaitu melalui pendidikan, melalui generasi selanjutnya," ujar dia.
Dream – Teka-teki posisi menteri yang akan pegang Nadiem Makariem akhirnya terjawab. Presiden Jokowi-Maruf Amin menampatkan pendiri Gojek Indonesia sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju.
Posisi yang dipegang Nadiem cukup mengejutkan banyak pihak. Lulusan Harvard University ini sebelumnya banyak digadang memegang posisi menteri di bidang ekonomi digital.
" Saya manggilnya mas saja, Masa Nadiem Anwar Makariem, menteri pendidikan dan kebudayaan," ujar Jokowi saat mengumumkan nama Nadiem sebagai salah satu menteri di kabinetnya.
Menurut Jokowi, Nadiem akan diminta untuk membuat berbagai terobosan yang signifikan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyiapkan SDM siap kerja, siap usaha, yang link and match antara pendidikan dan industri.
Sosok Nadiem memang sudah lama menjadi pantauan akan menjadi salah satu menterinya. Kepastian itu diketahui saat CEO PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia), Nadiem Makarim, datang ke Istana Negara, Senin 21 Oktober 2019.
Nama Nadiem mulai dikenal publik saat mantan pegawai sektor keuangan itu memutuskan menjadi bos para tukang ojek di Indonesia. Lewat Gojek, Nadiem mendobrak bisnis transportasi publik ini merambah dunia digital.
" Ternyata lebih dari 70 persen waktu kerja tukang ojek hanya menunggu pelanggan, ditambah kemacetan Jakarta," kata Nadiem di suatu waktu.
Ide bisnis ojek onine dari pria kelahiran 4 Juli 2984 ini lahir tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang ojek langganan membuka cakrawala bisnis baru.
" Jika ada layanan transpor dan delivery (pengantaran) yang cepat dan praktis, pasti akan sangat membantu warga Jakarta," ujar Nadiem.
Berbekal ambisi besar menjadi seorang entrepreneur, Nadiem pelan-pelan mewujudkan idenya tersebut. Sampai akhirnya, Go-Jek mulai beroperasi tahun 2011. Kawasan Jabodetabek jadi targetnya menjalankan bisnis sekaligus memberi layanan jasa transportasi dan kurir serba cepat dan proaktif.
Tak hanya bisnis dan layanan semata, Go-Jek dibangun dengan misi sosial. Meningkatkan pendapatan para tukang ojek di Jakarta adalah mimpi Nadiem.
Dunia pendidikan membuat Nadiem harus meninggalkan bisnis yang dibangunnya tersebut. Meski harus bertandang ke Amerika Serikat, toh hasrat bungsu dari 3 bersaudara ini untuk terus mengembangkan GO-JEK, tetap hidup.
Nadiem mulai berpikir untuk menggandeng berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Otak bisnis Nadiem memang sudah terasah cukup tajam. Mengawali sekolah dasar di Jakarta, Nadiem pernah merasakan ketatnya sistem pendidikan di sebuah SMA di Singapura. Memasuki dunia mahasiswa, Nadiem memilih jalur sarjana di Brown University AS. Jurusan International Relations jadi incarannya. Selama satu tahun, Nadiem sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics.
Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School.
Lulus dari Brown, Nadiem tak butuh waktu lama terjun ke dunia kerja. Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nadiem direkrut menjadi Management Consultant di sebuah lembaga konsultan ternama McKinsey & Company. Di perusahaan ini, Nadiem menghabiskan waktu 3 tahun di kantor mereka di Jakarta.
Selama bekerja itulah, Nadiem banyak membantu berbagai perusahaan besar di berbagai sektor mengatasi kendala-kendala bisnis mereka.
Melihat latar belakang keluargnya, Nadiem sebetulnya bukan lahir dari kalangan pengusaha. Ayahnya yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah berprofesi sebagai pengacara, sementara ibu dari Pasuruan, Jawa Timur bekerja di bidang non-profit.
" Di keluarga hanya saya yang aktif di bidang entrepreneurship," ujar Nadiem.
Meski memilih jalur berbeda, toh Nadiem cukup beruntung memiliki orang tua yang pengertian. Kedua orangtua selalu mendukung usahanya. Hanya ada satu syarat yang diberikan. Usaha Nadiem harus bisa membantu masyarakat Indonesia.
" Saya dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri. Orangtua saya sangat nasionalis, dan karena itu passion saya untuk Indonesia sangat besar," tambahnya.
Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan para menteri di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Salah satu nama yang menarik menjadi perhatian yaitu S.T Burhanuddin.
Nama Burhanuddin sudah lama berada di bursa calon Jaksa Agung. Nama ST Burhanuddin bersama R Widyopramono, dan Fery Wibisono sempat mencuat pada 2014 menggantikan Basrief Arief. Tapi, ketiga nama itu, menghilang setelah masuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dari laporan Liputan6.com, nama Burhanuddin muncul dan disebut sebagai Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara. Salah satu kasus yang dia tangani yaitu, Peninjauan Kembali perkara Yayasan Supersemar.
Burhanuddin kala itu menggugat Mahkamah Agung karena kesalahan penulisan pada putusan. " MA itu seharusnya menulis Rp3,7 triliun. Tapi, di salinan putusan itu ditulis hanya Rp3,7 juta," kata Burhanuddin.
Burhanuddin disebut pensiun di lingkungan Kejaksaan Agung pada 1 Agustus 2014.
Usai tak lagi menjabat, nama Burhanuddin muncul di laman Forlap Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Dia disebut mengajar sebagai pengajar di program studi ilmu hukum, Universitas Satyagama.
Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan formasi lengkap 38 Menteri yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju. Dari 38 nama itu terdapat beberapa menteri Kabinet Kerja sebelumnya.
Presiden Jokowi, Wakil Presiden KH Maruf Amin dan 38 menteri semua duduk lesehan di tangga veranda Istana Merdeka, Rabu 23 Oktober 2019.
Semua dalam posisi duduk di anak tangga, mengenakan batik. Tak lagi mengenakan baju putih-putih.
" Pagi hari ini saya ingin mengenalkan Kabinet Indonesia Maju yang lima tahun ke depan fokus pengembamngan SDM dan penciptaan lapagan kerja dan pemberdayaan. Saya pekenalkan," tegas Jokowi.
Berikut Susunan Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan KH Maruf Amin:
1. Menko Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD
2. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
3. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
4. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
5. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
6. Menteri Sekretaris Negara Pratikno
7. Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi Tito Karnavian
8. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
9. Menteri Agama Jenderal Purnawirawan TNI Fakhrul Razi
10. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly
11. Menteri Keuangan Sri Mulyani
12. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Tinggi Nadiem Anwar Makarim
13. Menteri Kesehatan Jenderal TNI Dr Terawan Agus Putranto
14. Menteri Sosial Juliari Batubara
15. Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah
16. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
17. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto
18. Menteri ESDM Arifin Tasrim
19. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
20. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
21. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate
22. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
23. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar
24. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo
25. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar
26. Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil
27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa
28. Menpan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo
29. Menteri BUMN Erick Thohir
30. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
31. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio
32. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga
33. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
34. Menteri Pemuda dan Olahraga Jainudin Amali
35. Kepala Staf Kepresidenan Jend Purnawirawan Moeldoko
36. Sekretaris Kabinet Pramono Anung
37. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia
38. Jaksa Agung ST Burhanuddin
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik