Ojek Khusus Muslimah `Bernafas` Syar`i

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 10 Agustus 2015 10:16
Ojek Khusus Muslimah `Bernafas` Syar`i
Pendendara Ojek Syar'i ialah perempuan, pun penumpangnya.

Dream - Jadwal Evilita Andriani, 19 tahun, senja itu sedang sangat sibuk. Usai salat Maghrib, dia harus membereskan manajerial di kantor yang beralamat di Jalan Sawahan Baru gang 2 no 73 Surabaya itu. Seseorang sudah menunggu.

Tak berselang lama, bunyi pesan whatsapp dari ponsel milik Evi berderik. Padahal di hadapannya ada wanita yang sedang melamar kerja sedang bersiap. Dia menyempatkan diri membalas pesan itu.

" 5 menit lagi ya mas. Sedang ada wawancara [calon] Costumer Servis baru buat Ojek Syar'i," tulisnya via whatsapp ke pada Dream.co.id.

Itulah aktivitas kerja Evi pada Jumat, 7 Agustus 2015. Pekerjaan itu barangkali tidak terbayang di benaknya. Sebab, tujuh bulan lalu dia masih lapangan. Menjadi kurir sekaligus pengojek.

Saat, terjun di lapangan membuatnya melihat banyak realitas. Dia mengamati banyak dari wanita yang harus berboncengan dengan pengojek yang bukan muhrimnya. Dia pun sering melihat banyak wanita kesulitan mencari fasilitas transportasi yang syar'i. Ide brilian tercetus.

Bersama seorang kawannya yang juga seorang kurir, Reza Zamir, dia mendirikan usaha ojek. Usaha itu lantas dinamainya Ojek Syar'i. Ojek khusus untuk penumpang perempuan.

" Usaha itu digagas bulan Februari dan mulai beroperasi pada 10 Maret 2015," tuturnya kepada Dream.co.id melalui sambungan telepon.

Untuk menggunakan jasa Ojek Syar'i, konsumen dikenakan biaya awal Rp 5 ribu. Selanjutnya, tarif per kilometer yang dikenakan adalah Rp 3 ribu. Adapun uang tunggu sebesar Rp 5 ribu.

Saat ini, usaha yang dirintis itu mulai menampakkan hasil. Tanggapan masyarakat pun baik. Beberapa perempuan dari latar belakang profesi ikut mendaftar menjadi pengojek. Jumlahnya pun saat ini telah mencapai 18 orang.

" Mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga mantan sales promotion girl (SPG)," kata Reza, pria yang bertugas sebagai koordinator marketing usaha ini.

Masalah kemudian terbentang. Bagaimana para srikandi ojek itu menghadapi kriminalitas yang akan dihadapi di lapangan?

" Rencananya kita akan melatih beladiri para pengojek," kata Evi.

Selain itu Evi meminta setiap pengendara mengecek kembali rute yang akan dituju. Evi menambahkan, pihaknya membatasi beroperasinya Ojek Syar'i.

" Ya kita usahakan operasi ojek sampai pukul delapan malam saja," kata dia.

Dia pun juga berencana akan menggandeng pihak yang berwajib. Tapi, itu rencana jangka panjang.

Secara manajerial, Ojek Syar'i menerapkan keuntungan yang serupa dengan bisnis ojek lain. Reza mengatakan, Ojek Syar'i menerapkan pembagian keuntungan 70 persen untuk pengemudi dan 30 persen untuk manajemen.

Dari perhitungan itu, dalam sebulan, para pengojek yang bernaung di bawah bendera Ojek Syar'i bisa mendapatkan uang hingga Rp. 1,2 juta. Adapun omset yang didapat oleh Ojek Syar'i sekitar Rp. 7 juta per bulan.

Kini, enam kota sudah dipersiapkan menjadi wilayah baru. Sidoharjo, Malang, Gresik, Yogyakarta, dan Jakarta Barat menjadi wilayah uji pasar Ojek Syar'i.

" Kita menerapkan mitra daerah (franchise). Tapi, untuk pemesanan masih berpusat di Surabaya baik melalui telepon maupun aplikasi sosial media," jelas Reza.

Sebagai penunjang, Evi kini tengah mempesiapkan aplikasi untuk konsumen dan pengojeknya. Dia berharap usaha yang dijalankan bisa mampu menembus pasar nasional.

" Insya Allah pangsa pasar perempuan akan kita dapatkan. Semoga saja bisa sampai nasional. Syukur-syukur mendunia," Evi berharap. (Ism) 

Beri Komentar