Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur menetapkan pabrik rokok di kawasan industri Rungkut, Surabaya sebagai klaster baru penyebaran Covid-19. Penetapan itu dibuat setelah muncul dua kasus positif berasal dari pabrik milik perusahaan Sampoerna tersebut.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan manajemen perusahaan untuk menangani kasus ini.
Manajemen Sampoerna membenarkan dua karyawan yang meninggal dunia adalah pasien positif Covid-19. Sebelumnya, keduanya sudah menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Atas temuan kasus itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jatim melakukan tracing atau penelusuran di dalam kompleks perusahaan. Hasilnya, sebanyak sembilan orang dinyatakan berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dirujuk ke rumah sakit.
Selain sembilan PDP, sebanyak 163 orang juga sudah mengikuti tes swab PCR. Hasil tes swab PCR ini akan muncul satu hingga dua hari ke depan, seperti dilaporkan Antara.
Selain itu, para karyawan Sampoerna juga telah mengikuti tes cepat. Dari hasil tes cepat tersebut, sebanyak 63 orang hasilnya positif.
Seluruh karyawan memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 yang meninggal dan telah mengikuti tes terkait Covid-19 sudah ditempatkan di ruang isolasi.
Sementara itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jatim akan melakukan pengawasan terhadap kesehatan para karyawan perusahaan dengan menempatkan tenaga medis di sana.
Menurut Joni, para karyawan yang positif berdasarkan hasil tes cepat akan mengikuti pemeriksaan lanjutan. Mereka akan menjalani tes swab PCR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.
Mayoritas karyawan yang hasil tes cepatnya positif tidak menunjukkan gejala klinis seperti demam dan batuk. Kondisi tubuh para karyawan tersebut sehat.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penanganan klaster baru penyebaran Covid-19 ini antara lain dengan menutup satu kompleks di perusahaan yang bersangkutan. Kompleks tersebut biasanya menjadi ruang kerja 500-an orang. Kini, seluruh karyawan di kompleks tersebut sudah diliburkan.
(Sumber: Merdeka.com/Rizka Nur Laily M)