Ilustrasi Gadis Wuhan Ke Pasar. (Foto: Freepik.com)
Dream - Seandainya saja para ilmuwan di luar sana bisa menemukan orang yang pertama kali terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, mungkin pandemi mematikan ini tidak meluas seperti sekarang.
Sayangnya, hingga hampir satu tahun pandemi ini berjalan, orang tersebut belum juga ditemukan.
Akibatnya, para ilmuwan tidak bisa mencari asal muasal wabah dan menemukan cara untuk menghentikannya di masa depan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan menemukan patient zero atau orang yang pertama kali terinfeksi virus Covid-19 akan sangat sulit dilakukan.
Hal itu diungkapkan oleh Michael Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO, saat melakukan konferensi pers secara virtual pada 12 Agustus 2020 lalu.
Patient zero adalah pasien yang pertama kali terinfeksi virus yang menyebabkan Covid-19.
Jika bisa menemukan orang ini, ilmuwan mungkin bisa mencari tahu asal muasal wabah sekaligus menemukan cara untuk menghentikannya di masa depan.
Ryan menambahkan virus corona Covid-19 terbukti sangat sulit dihentikan. Selain sulit untuk dikenali, penyakit ini juga susah untuk dibedakan dari penyakit sejenis lainnya kecuali dengan pengujian secara memadai dan segera.
Ryan juga menjelaskan bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk mengidentifikasi patient zero pada kasus MERS yang juga disebabkan virus corona. Hal yang sama juga sangat mungkin terjadi pada kasus Covid-19.
Selain itu Ryan juga mengungkapkan bahwa patient zero bisa saja tidak berasal dari Wuhan, China, yang dianggap sebagai klaster pertama penularan virus Covid-19 pada akhir tahun 2019 lalu.
Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh pihak bisa berpikiran lebih terbuka dalam memberikan informasi tentang virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini.
Sementara itu Wang Guangfa, spesialis penyakit pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan orang pertama yang didiagnosis mengidap Covid-19 ditemukan pada tanggal 1 Desember 2019.
Namun orang itu ternyata tidak memiliki kontak dengan pasar grosir seafood di Huanan yang dianggap sebagai klaster pertama penularan Covid-19.
" Hal ini membuat kami kesulitan untuk menemukan secara tepat binatang yang menjadi inang virus sebelum melompat ke manusia," kata Guangfa.
" Jika kami bisa menelusuri jejak dari mana virus ini berasal, kami mungkin bisa mencegahnya menular ke manusia atau binatang lainnya," katanya.
Sayangnya, para ahli mengatakan salah satu masalah pelik dalam setiap wabah atau pandemi ini adalah menemukan patient zero.
Ibaratnya, melacak keberadaan patient zero ini merupakan misi yang sulit, dan merupakan sebuah keberuntungan jika bisa menemukannya.
Sumber: Global Times
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib