Patricia Arstuti Jadi Ambassador SIPA 2025, Bukti Budaya Bisa Tetap Hits di Era Digital

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 12 Agustus 2025 00:16
Patricia Arstuti Jadi Ambassador SIPA 2025, Bukti Budaya Bisa Tetap Hits di Era Digital
Dengan Patricia di garda depan, SIPA 2025 diharapkan bisa jadi ruang kolaborasi lintas generasi.

SURAKARTA – Dunia seni pertunjukan nggak melulu soal panggung megah dan kostum tradisional. Kadang, pesonanya justru terpancar dari sosok yang berhasil nge-blend antara akar budaya dan tren masa kini. Di Solo International Performing Arts (SIPA) 2025, sosok itu bernama Patricia Arstuti Pramesti Putri.

Cewek kelahiran Jakarta, 2 September 2001 ini bukan cuma aktif di media sosial, tapi juga dikenal sebagai penggiat budaya, khususnya kebaya. Lulusan Program Internasional Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada ini kini lagi lanjut studi Magister Komunikasi Politik di Universitas Indonesia. Jadi, selain cantik dan kreatif, dia juga punya latar akademis yang solid.

 

1 dari 1 halaman

Patricia Arstuti Jadi Ambassador SIPA 2025, Bukti Budaya Bisa Tetap Hits di Era Digital

Lewat Instagram, Patricia—yang akrab dipanggil Asti—sering banget upload konten tentang kebaya dan budaya Indonesia. Bukan sekadar pamer outfit, tapi ada misi di baliknya: bikin budaya lokal tetap relevan di mata generasi muda. “ Di tengah dinamika ruang yang serba cepat, ruang seperti SIPA ini penting banget karena jadi jembatan antara generasi muda dan kebudayaan Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Direktur SIPA, Dr. R.Ay. Irawati Kusumorasri, M.Sn, pilihan jatuh ke Patricia bukan tanpa alasan. “ Dia mencerminkan semangat SIPA: dinamis, inklusif, dan berakar pada keragaman budaya,” jelasnya. Patricia dianggap pas banget merepresentasikan generasi Z yang bisa menjembatani nilai tradisi dengan gaya ekspresi kekinian.

Tahun ini, SIPA mengangkat tema “ Nifty, Artful & Visionary”—yang basically merangkum semangat kreatif anak muda plus keberanian mereka buat melahirkan ide-ide segar lewat seni. Patricia jadi gambaran nyata tema ini: visioner, aktif di dunia digital, tapi tetap respect sama budaya.

Sebagai ambassador, Patricia nggak cuma jadi wajah publik SIPA. Dia juga bakalan terjun langsung di berbagai kegiatan: dari welcoming dinner, sesi dialog budaya, sampai nemenin delegasi internasional di pagelaran utama di Pamedan Pura Mangkunegaran.

Festivalnya sendiri bakal digelar 4–6 September 2025 di Pamedan Pura Mangkunegara, free entry alias gratis untuk umum. Nggak cuma seniman lokal, panggung ini juga bakal diramaikan penampil dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan, Belanda, dan negara lainnya. Selain pertunjukan utama, ada juga SIPA Showcase StageSIPA Urban Market, dan aksi seni di ISI Surakarta.

SIPA 2025 jadi bagian dari program Karisma Nusantara yang diusung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang artinya event ini nggak cuma soal seni, tapi juga ikut menggaungkan diplomasi budaya dan pariwisata Indonesia. “ Perjalanan SIPA sampai 17 tahun ini luar biasa multiplier effect-nya,” ujar Irawati.

Dengan Patricia di garda depan, SIPA 2025 diharapkan bisa jadi ruang kolaborasi lintas generasi. Kehadirannya nunjukin bahwa melestarikan budaya itu nggak harus kaku atau kuno. Justru, kalau dibungkus dengan sentuhan modern dan strategi digital yang kece, budaya bisa tampil fresh, relevan, dan jadi inspirasi buat audiens muda.

Beri Komentar