Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Sudah lebih dari tiga bulan para pelajar di DKI Jakarta melakukan aktivitas sekolah dari rumah. Metode Belajar Jarak Jauh (PBJJ) ini dilakukan sebagai antisipasi penularan viruas Covid-19 pada anak didik di ibukota.
Sampai saat ini memang tidak ada satupun pihak yang mengetahui kapan pandemi virus Covid-19 akan berakhir. Jika kondisi ini terus berlangsung dalam jangka waktu cukup lama tentu akan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Sejak 16 Maret 2020 lalu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah memutuskan memberlakukan Penerapan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Hampir empat bulan berlangsung, mungkinkan metode belajar ini akan menjadi salah satu alternatif proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk sekolah di Jakarta?
Momon Sulaeman, Kepala Bidang SD dan PKLK Provinsi DKI Jakarta mengatakan prasarana DKI Jakarta memang sudah baik dalam penerapan PJJ. Namun diakuinya masih banyak kendala dihadapi dalam proses belajar ini.
" Pertama, ketika awal-awal PBJJ, kami menyadari bahwa mulai dari kami di Dinas Pendidikan, teman-teman di sekolah, siswa dan orang tua, tidak siap dengan sistem ini. Orang tua dan peserta didik juga merasa bingung," jelas Momon dalam Talkshow Online: Sistem Pendidikan Ideal di Era New normal, Kamis 25 Juni 2020.
Selain gegar budaya (culture shock), Momon membeberkan masih banyak kendala penerapan home learning untuk peserta didik di Jakarta. Dalam sebuah riset yang dilakukan pihak Dinas Pendidikan, masih banyak siswa yang tidak memiliki akses gadget dan internet.
Kondisi ini jelas mempersulit pihak sekolah melakukan proses pembelajaran.
Untuk kedepannya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum bisa memprediksi sampai kapan kondisi PJJ ini akan berlangsung. Namun ia memastikan telah menyiapkan satu skema dengan memberikan konten-konten yang disiapkan oleh tim Home Learning untuk digunakan pihak satuan pendidikan.
" Skenario lainnya, dimungkinkan masuk secara bertahap. Misalnya di tingkat SD, setengah masuk, setengah di rumah. Di SMP juga begitu. Tingkat SD kelas rendah, kelas 1, kelas 2, itu belakangan masuknya. Begitu juga TK dan PAUD," jelas Momon.
Momon juga menerangkan apabila pihak Kementerian Pendidikan memutuskan untuk kembali membuka sekolah, pembukaan akan dilakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai kriteria utama.
" Lalu untuk waktu belajarnya juga dikurangi. Kami sedang menyiapkan skema itu, tinggal nanti penerapannya seperti apa," tutup Momon dalam keterangan tertulisnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN