Pendapat tentang Sholat Tahajud Harus Dikerjakan dengan Tidur Dulu atau Tidak dan Doa setelah Tahajud

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 23 Desember 2021 16:35
Pendapat tentang Sholat Tahajud Harus Dikerjakan dengan Tidur Dulu atau Tidak dan Doa setelah Tahajud
Ada pendapat yang mengatakan sholat tahajud harus tidur dulu dan ada juga yang mengatakan tidak harus tidur dulu.

Dream – Sholat tahajud adalah salah satu sholat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam. Sholat ini dikerjakan pada tengah malam setelah menjalankan sholat isya. Meski begitu, tidak semua umat Islam menjalankannya. Memang melakukan sholat tahajud tidaklah bisa dikatakan mudah.

Ada berbagai hambatan yang biasanya menghalangi. Misalnya saja tidak bisa bangun di tengah malam karena mengantuk atau kelelahan setelah seharian beraktivitas. Namun ada juga yang rutin menjalankannya karena sudah terbiasa dan kemudian dilanjutkan dengan membaca doa setelah tahajud.

Selain itu, satu hal yang masih kerap menjadi perdebatan di tengah umat Islam tentang sholat tahajud adalah haruskah tidur terlebih dahulu atau tidak. Sehingga hal ini pun membutuhkan penjelasan lebih lanjut untuk diketahui oleh umat Islam yang akan mengerjakan sholat tahajud.

Berikut adalah penjelasan terkait apakah sholat tahajud harus dikerjakan dengan tidur terlebih dahulu atau tidak yang dilengkapi dengan doa setelah tahajud sebagaimana telah dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 3 halaman

Pendapat tentang Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu atau Tidak

Pendapat tentang Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu atau Tidak© Unsplash.com

Dalam mengerjakan sholat tahajud, ada perbedaan pendapat antara yang mengatakan bahwa sholat tahajud harus tidur terlebih dahulu dan ada yang mengatakan tidak harus tidur dulu. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing pendapat sebagaimana dikutip melalui umma.id.

Pendapat Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu

Mungkin selama ini sebagian umat Islam menganggap bahwa jika ingin melaksanakan sholat tahajud, maka harus tidur terlebih dahulu. Hal ini dengan bedasar pada pendapat Ar-Rafi’I yang adalah ulama dari madzhab Syafi’i. Melalui sebuah buku yang berjudul As-Syarhul Kabir dijelaskan bahwa:

Tahajud istilah untuk sholat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud.”

Tidak hanya itu saja, ada lagi riwayat yang berasal dari Katsir bin Abbas yang menjelaskan bahwa:

Di antara kalian menyangka ketika melakukan sholat di malam hari sampai subuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah sholat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian sholat setelah tidur. Itulah sholatnya Rasulullah saw.”

Kemudian ada lagi pendapat dari mu’tamad yang dikutip melalui islam.nu.or.id. Dijelaskan bahwa sholat tahajud adalah sholat yang dikerjakan saat malam hari setelah bangun dari tidur, meski hanya tidur sebentar saja. Dengan begitu, jika orang yang hendak melaksanakan sholat tahajud tidak tidur sama sekali, maka hal tersebut bukan disebut sebagai sholat tahajud.

Dalam sebuah karya yang berjudul Nihayatul Muhtaj Ila Syarhil Minhaj oleh Imam Romli menjelaskan berikut ini:

ويسن (التهجد) بالإجماع لقوله تعالى {ومن الليل فتهجد به نافلة لك} [الإسراء: 79] ولمواظبته - صلى الله عليه وسلم - وهو التنفل ليلا بعد نوم

Artinya: Shalat Tahajjud disunnahkan dengan kesepakatan ulama berdasarkan firman Allah Taala (dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu(QS. Al-Isra’ ; 79)) dan juga berdasarkan ketekunan nabi Muhammad SAW dalam melaksanakannya. Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah di malam hari setelah tidur.”

2 dari 3 halaman

Pendapat Sholat Tahajud Tidak Harus Tidur Dulu

Di sisi lain ada juga yang berpendapat bahwa sholat tahajud tidaklah harus tidur terlebih dahulu. Seperti dikuti melalui umma.id, Abu Bakr Ibnul ‘Arabi berkata:

Tentang makna tahajud ada tiga pendapat. Pertama, tidur kemudian sholat lalu tidur lagi, kemudian sholat. Kedua, sholat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah sholat setelah isya. Abu Bakr pun mengomentari pendapat yang pertama, bahwa hal tersebut adalah pemahaman dari ulama tabi’in yang kemudian disandarkan pada keterangan bahwa Nabi Muhammad saw tidur lalu sholat, lalu tidur, dan sholat lagi. Dan pendapat yang lebih kuat adalah dari Malikiyah, yakni pendapat yang kedua.” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 14/86).

Oleh karena itulah, bagi orang-orang yang merasa tidak bisa bangun untuk menjalankan sholat tahajud, maka bisa sholat terlebih dahulu sebelum tidur. Meskipun tidak dianggap sebagai sholat tahajud oleh beberapa ulama, namun hal tersebut masih tergolong sebagai qiyamul lail yang juga memiliki pahala besar.

3 dari 3 halaman

Bacaan Doa setelah Tahajud

Bacaan Doa setelah Tahajud© Freepik.com

Setelah mengetahui beberapa pendapat tentang apakah dalam mengerjakan sholat tahajud harus tidur terlebih dahulu atau tidak, sahabat Dream juga harus tahu bagaimana bacaan doa setelah tahajud. Doa ini bisa kamu amalkan setelah selesai mengerjakan sholat yang bisa membuat sholatmu makin sempurna.

Seperti dikutip melalui Merdeka.com, berikut adalah bacaan doa setelah tahajud yang bisa kamu hafalkan lengkap dengan artinya:

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ‘atu haq.

Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

Artinya: “ Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah."

Beri Komentar