Varian Virus Corona 'Ganas' Muncul di Afrika Selatan, Anak Muda Bisa Tumbang!

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Sabtu, 19 Desember 2020 12:15
Varian Virus Corona 'Ganas' Muncul di Afrika Selatan, Anak Muda Bisa Tumbang!
Afrika Selatan mengidentifikasi varian baru virus corona yang mendorong adanya gelombang kedua pandemi vurus corona.

Dream - Ilmuwan di Afrika Selatan mengaku menemukan varian baru virus Covid-19, SarsCov-2, yang memiliki tingkat keganasan yang lebih tinggi. Virus corona Varian 501-V2 ini memiliki tingkat penyebaran infeksi yang sangat cepat. 

Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zwelini Mkhize, bahkan menyebtu virus Covid-19 varian baru ini telah menyebabkan negaranya menghadapi gelombang kedua wabah Covid-19.  

" Varian ganas dari virus Corona telah terdeteksi di Afrika Selatan yang berpengaruh pada penyebaran cepat gelombang kedua, dan menyerang orang yang lebih muda," kata Menteri Kesehatan Zwelini Mkhize dikutip dari situs sacoronavirus.co.za, Jumat 18 Desember 2020.

" Dikenal sebagai Varian 501.V2, itu diidentifikasi oleh para peneliti Afrika Selatan dan rinciannya telah dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia/WHO," lanjut Zwelini Mkhize.

1 dari 7 halaman

Serang Anak Muda

Tim peneliti yang dipimpin Kwazulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP), telah mengurutkan ratusan sampel Corona sejak wabah merebak di negara tersebut. Hasilnya diketahui varian baru ini semakin mendominasi di antara pasien Covid-19 dalam dua bulan belakangan.

Para dokter di Afrika Selatan juga menyebut semakin banyak pasien Corona di usia muda yang mengalami kondisi parah akibat Covid-19, meskipun beberapa di antaranya tak memiliki penyakit penyerta yang memperparah kondisi saat terpapar Corona.

" Hal ini menunjukkan bahwa gelombang kedua saat ini yang kami alami didorong oleh varian baru ini," Mkhize menyimpulkan.

 

2 dari 7 halaman

Protokol 3M Paling Efektif

Ia menambahkan meski lebih berbahaya, sebenarnya cara paling efektif untuk melawan virus itu sama dengan yang sudah diberlakukan sebelumnya, yaitu, menjaga jarak sosial, memakai masker wajah, dan mencuci tangan secara teratur.

Afrika Selatan merupakan salah satu negara di Afrika yang terkena dampak virus corona paling banyak dibandingkan negara lain di benua itu. Hingga Jumat, 18 Desember 2020 kemarin, total kasus infeksi di negara tersebut sebanyak 900 ribu.

Sementara angka kematian sebanyak 24.845 kasus. Dari kasus itu, lebih dari 8.700 kasus terdeteksi dalam waktu 24 jam kemarin.

Beragam varian virus Corona telah diidentifikasi sejak wabah Covid-19 merebak di dunia. Mutasi yang terjadi menjadi perhatian para pejabat kesehatan dunia.

Meski begitu, hingga kini belum ada mutasi Corona yang terbukti mempengaruhi efektivitas vaksin atau memperparah infeksi Covid-19 saat terpapar.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

3 dari 7 halaman

Virus Corona Disebut Sebagai Patogen Terkuat dan Mematikan Setelah Flu Spanyol

Dream - Lima pandemi terakhir berkaitan dengan flu yaitu Flu Spanyol (1918-1920), Flu Asia (1957-1958), Flu Hong Kong (1968-1969), Flu Babi (2009-2010), dan Covid-19 yang sedang berlangsung sampai saat ini.

Seperti yang diketahui, Pandemi Covid-19 berbeda dari empat pandemi sebelumnya yang disebabkan satu atau beberapa jenis virus flu burung (varietas HxNx).

Hal ini yang menjadi alasan mengapa setelah Flu Spanyol, tidak ada pandemi yang memiliki skala atau kekuatan yang dahsyat. Namun, Covid-19 setara dengan Flu Spanyol.

Pandemi terakhir yakni Flu Burung, tidak menyebar begitu cepat dan meluas karena diketahui lansia memiliki semacam kekebalan terhadap virus Flu Burung.

Covid-19 disebabkan virus Corona, keluarga virus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2003 dan MERS pada 2012. Namun SARS-CoV-2 saat ini dampaknya lebih dahsyat dari dua virus sebelumnya.

 

4 dari 7 halaman

Covid-19 Virus Adaptif

Dikutip dari India Today, Jumat 27 November 2020, ada sejumlah penjelasan terkait hal tersebut. Di antaranya karena virus ini tergolong baru dan adaptif.

Keluarga virus corona tidak sepenuhnya asing bagi tubuh manusia. Tapi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sebagai agen yang sama sekali baru.

Sistem kekebalan manusia tidak memiliki gambaran bagaimana menangkap patogen baru. Virus tersebut justru mengalami mutasi kunci yang membuatnya makin tak efektif.

5 dari 7 halaman

Sang Penipu Ulung

Virus yang paling sukses adalah yang penipu. Mereka tidak langsung membuat sakit orang yang diserang, sehingga mengulur waktu untuk berkembang biak dalam jumlah yang cukup.

Virus corona baru melakukannya dengan cara yang sedikit berbeda. Hal ini membingungkan pengirim pesan kimiawi “ neraka” yang dilepaskan oleh sel-sel tubuh membiarkan inangnya percaya bahwa dia sehat sampai tahap paling akhir dari siklus hidupnya. Gejala biasanya mulai sekitar 5-7 hari setelah infeksi.

Sejumlah besar orang yang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala apa pun yang memungkinkan virus corona baru menemukan lebih banyak inang karena orang tersebut tidak tampak sebagai pembawa.

Selain itu, karena baru dan tidak dapat diprediksi, infeksi virus corona baru tidak menunjukkan pola gejala dan penyakit yang tetap di tubuh

6 dari 7 halaman

Jangkauan Lebih Luas

Sebagian besar virus flu tetap berada di organ sistem pernapasan. Virus corona baru melampaui lubang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Oleh karena itu menyebabkan peradangan di beberapa organ otot, pembuluh darah dan usus, di mana virus hidup selama berminggu-minggu.

Selain itu, ketika virus flu lain menyelesaikan siklusnya dalam sistem pernapasan, paru-paru pulih dengan cepat dari kerusakan yang terjadi. Namun dalam kasus Covid-19, paru-paru tidak hanya membutuhkan waktu yang lama tetapi juga membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.

Paru-paru yang berkinerja buruk menurunkan kualitas pasokan oksigen dan makanan ke semua organ tubuh yang membuat Covid-19 lebih mematikan dari virus lainnya.

7 dari 7 halaman

Rute Keluar Terbuka

Virus corona baru mulai berkembang biak segera setelah memasuki tubuh. Virus terus berkembang biak untuk waktu yang cukup lama sebelum sistem kekebalan tubuh mulai meresponsnya.

Seiring berjalannya waktu, kekebalan tubuh melawan virus - dengan 8-11 hari infeksi atau pasien mendekati kematian, SARS-CoV-2 mulai keluar dari tubuh ke inang baru.

Inilah perbedaan kontras Covid-19 dengan wabah SARS tahun 2002. SARS sangat menular pada saat tubuh mulai menunjukkan gejala. Sementara Covid-19 terus menyebar.

Beri Komentar