Pengurus LP Ma'arif NU Mendatangi Kemendikbud Melayangkan Protes Atas Penyebutan Organisasi Radikal (Istimewa)
Dream - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, memberikan penjelasan terkait buku pelajaran Sejarah kelas V Sekolah Dasar yang menyebut Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi radikal.
Menurut Totok, topik yang dipersoalkan dalam buku ajar tersebut berkaitan dengan fase sejarah saat masa perjuangan melawan penjajah Hindia Belanda.
" Salah satu masa yang disebutkan dalam buku tersebut adalah masa awal radikal, di mana NU adalah salah satu ormas yang berjuang melawan Hindia Belanda," ujar Totok, Jumat 8 Februari 2019.
Totok menjelaskan maksud dari kata radikal dalam buku tersebut yakni non-kooperatif atau tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda. " Jadi tidak memaknai bahwa NU merupakan organisasi radikal," ucap dia.
Terkait dengan keberatan yang disampaikan NU, Totok mengatakan kementeriannya akan merevisi isi buku tersebut. Langkah ini untuk menghindari makna yang kurang tepat.
Sebab, kata dia, saat ini makna 'radikal' diidentikkan dengan kegiatan yang ingin menghancurkan pemerintahan yang sah, melakukan teror dan juga kegiatan melawan hukum.
" BSE (Buku Sekolah Elektronik) di website sudah ditarik. Untuk versi cetak yang sudah beredar, mohon ke Pak Sekjen, beliau yang menangani bagaiamana strateginya," kata dia.(Sah)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
