Perjuangan Mahasiswa IPB di Pelosok Banten Ikuti Kuliah Online

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 9 April 2020 17:43
Perjuangan Mahasiswa IPB di Pelosok Banten Ikuti Kuliah Online
Idim harus naik bukit demi mendapatkanya sinyal internet.

Dream - Fasilitas pendidikan sementara ditutup dari jenjang dasar hingga universitas selama pandemi corona terjadi. Kegiatan belajar-mengajar tetap dijalankan namun melalui fasilitas dalam jaringan (daring/online)

Sayangnya, tidak semua daerah di Indonesia dilengkapi fasilitas sinyal jaringan internet yang stabil. Terutama di kawasan pelosok.

Tetapi hal itu tidak menyurutkan niat Idim Dimyati, mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB University. Idim harus berusaha mencari tempat dengan sinyal internet stabil agar bisa ikut kuliah online.

Idim merupakan mahasiswa asal Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Banten. Dia harus pulang ke kampung halamannya karena kebijakan " Partially Close" yang diterapkan IPB University untuk mencegah Covid-19.

Jarak dari kampungnya ke pusat kota mencapai 50 Kilometer. Tidaklah mudah bagi Idim untuk mencari sinyal internet agar dapat mengikuti kuliah online.

“ Di sini aman, nyaman dan damai. Jauh dari ribuan informasi yang beredar tentang Covid-19. Ini karena sinyal internetnya tidak ada,” ujar Idim sambil tertawa melalui keterangan tertulis diterima dari IPB University.

1 dari 3 halaman

Naik ke Bukit-bukit

Idim memiliki 'ritual' sendiri sebelum memulai kuliah online-nya. Jaringan internet sulit masuk karena desanya dikelilingi tiga bukit.

" Agar bisa mengikuti perkuliahan dengan baik, saya pergi ke bukit-bukit," kata Idim.

Dari tiga bukit tersebut, Idim mengaku lebih sering datang ke bukit di sisi barat perkampungan. Dia akan ada di bukit tersebut mulai jam 08.00 WIB hingga 17.00 WIB untuk kuliah online dan mencari rujukan kuliah di internet.

" Sebelum pergi biasanya saya melakukan berbagai persiapan mulai dari persiapan buku untuk bahan kuliah, bekal makan dan powerbank untuk charger smartphone,” ujarnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Khawatir Petir

Selain sulitnya sinyal, Idim juga harus mengantisipasi kondisi cuaca. Pernah dia mengalami kejadian kurang mengenakan ketika turun hujan.

Saat mengikuti kuliah online, hujan deras mengguyur membuatnya basah. Beruntung, buku yang dibawanya tidak banyak. Meski begitu, dia tetap khawatir bila ada petir menyambar.

Meski berhadapan dengan berbagai halang rintang, Idim tidak surut dalam menunaikan kewajibannya sebagai mahasiswa. Dia tetap semangat menjalani kuliah online.

" Di manapun kuliahnya jika kita melakukannya dengan ikhlas, Insya Allah itu akan jadi pahala buat kita.

 

3 dari 3 halaman

Hikmah Kuliah Online

Idim mengatakan untuk bisa sampai di bukit tersebut, dia membutuhkan waktu 30 menit dengan berjalan kaki dari rumahnya.

" Kuliah online ada hikmahnya buat saya. Saya jadi bisa banyak belajar langsung dari alam, banyak hal menarik yang saya alami,” imbuhnya.

Walaupun sempat gundah dengan kebijakan kuliah online yang diterapkan IPB University, pihak kampus tetap memberikan dukungan penuh kepada Idim.

Beri Komentar