Pernah Jadi Keajaiban Dunia ke-8, Setelah Ditemukan Lagi Kondisinya Menyedihkan

Reporter : Sugiono
Sabtu, 11 Agustus 2018 09:03
Pernah Jadi Keajaiban Dunia ke-8, Setelah Ditemukan Lagi Kondisinya Menyedihkan
Tempat wisata di sebelah tenggara Indonesia itu pernah jadi Keajaiban Dunia ke-8 di masa lampau.

Dream - Setelah lebih dari 125 tahun menjadi misteri, para ilmuwan merasa yakin telah menemukan kembali formasi batuan indah menyerupai teras berundak di Danau Rotomahana, North Island, Selandia Baru.

Pernah dipuji sebagai Keajaiban Dunia ke delapan di masa lampau, teras berundak bernama Teras Pink dan Teras Putih tersebut hancur akibat letusan Gunung Tarawera pada 10 Juni 1886.

Selama ratusan tahun, para ilmuwan berasumsi bahwa letusan itu menghancurkan formasi batuan indah yang letaknya hanya 10 kilometer barat daya gunung tersebut.

Namun, baru-baru ini, penelitian mengungkapkan bahwa objek wisata kuno itu tidak hilang sama sekali. Keduanya mungkin hanya terkubur di tepi danau.

Pemetaan bawah laut yang lebih rinci telah memastikan bahwa sebagian dari Teras Pink masih dalam keadaan utuh di dasar Danau Rotomahana yang sangat luas. Sedangkan Teras Putih memang sudah benar-benar hilang, tidak ada bekasnya sama sekali.

Dengan posisi saling berhadapan, kedua formasi batuan itu dahulunya sangat indah dipandang mata. Kedua teras itu menjadi objek wisata terbesar di belahan bumi selatan dan kekaisaran Inggris.

Banyak turis pada masa itu melakukan perjalanan berbahaya dari Inggris, Eropa, dan Amerika, demi melihat mereka.

1 dari 2 halaman

Detik-detik Kehancuran

Namun sayang, tiga hari setelah terjadi letusan Gunung Tarawera, kedua teras batu itu beserta danaunya menghilang. Mereka digantikan oleh kawah raksasa yang lambat laun menjadi danau baru yang lebih besar.

" Kehancuran kedua teras itu mungkin tidak mengejutkan, mengingat letusan 1886 itu begitu keras hingga terdengar di Auckland dan di South Island," kata penulis utama penelitian, Cornel de Ronde, seorang ahli geologi di GNS Science di Selandia Baru.

Sementara para ahli percaya bahwa Teras Putih sudah hancur sama sekali, penelitian sebelumnya menduga Teras Pink masih berada di bawah permukaan danau.

Dan setelah menganalisa kembali data yang dikumpulkan sejak lima tahun lalu, para peneliti telah menemukan penampakan sekilas di bawah permukaan danau yang sesuai dengan pemetaan dan foto-foto historis dari Teras Pink.

" Kami telah memeriksa kembali semua temuan kami dari beberapa tahun yang lalu, dan telah menyimpulkan bahwa tidak mungkin kedua teras batu itu terkubur di bawah tanah yang ada di sebelah Danau Rotomahana," kata de Ronde.

Dengan kata lain, sebagian dari Teras Pink kemungkinan masih dalam keadaan utuh tapi terkubur di dasar danau, bukan di bawah tanah.

2 dari 2 halaman

Peta Dasar Danau

Menariknya, temuan de Ronde dan timnya sesuai dengan peta yang dibuat oleh ahli geologi terkenal abad 19, Ferdinand von Hochstetter.

Tentu saja catatan lokasi yang ditunjukkan oleh Hochstetter tidak mungkin akurat karena masih menggunakan teknologi manual kompas.

Letusan tersebut tidak hanya sekadar mengubur kedua teras itu, namun juga mengubah lanskap sekitarnya. Akibatnya sulit bagi peneliti untuk menentukan lokasi tepat dari keajaiban dunia itu.

Namun, setelah menggabungkan pemetaan dan foto-foto historis dengan teknologi modern, para peneliti berhasil memetakan dasar danau dengan tingkat detail yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of The Royal Society of New Zealand.

(Sumber: Science Alert)

Beri Komentar