Pertama Kali, Masjid Terbesar Australia Lantunkan Azan Lewat Pengeras Suara

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Sabtu, 9 Mei 2020 18:05
Pertama Kali, Masjid Terbesar Australia Lantunkan Azan Lewat Pengeras Suara
Momen ini jadi istimewa bagi umat Islam.

Dream - Untuk kali pertama, Masjid Lakemba akhirnya bisa melantunkan azan lewat pengeras suara. Momen ini berlangsung di masjid terbesar di Australia tersebut sepanjang Ramadan.

Warga Muslim Australia antusias menyambut keputusan yang dipilih untuk menyatukan Umat Islam di tengah pandemi Covid-19. Azan itu dikumandangkan dari Masjid Lakemba yang berada di bagian barat daya Sydney.

Dikutip dari Liputan6.com, azan Magrib sudah berkumandang selama sepekan terakhir. Mulai 29 April hingga 22 Mei 2020.

" Dengan aturan saat pandemi dan ditutupnya masjid dan tempat-tempat ibadah, banyak yang tak ingin kehilangan atmosfer Ramadhan. Untuk mengobati perasaan itu, Masjid Lakemba memutuskan untuk mengumandangkan azan Maghrib dengan pengeras suara," ujar Ahmad Malas, Direktur Eksekutif Asosiasi Muslim Lebanon (LMA) yang mengurus masjid tersebut.

Azan dikumandangkan dari salah satu menara mengunakan mikrofon. Harapannya, umat Islam di sekitar masjid bisa mendengar panggilan sholat.

 

1 dari 5 halaman

Banyak yang Terkejut

Bagi negara lain yang penduduknya mayoritas Muslim, hal tersebut tentu sangat biasa. Namun bagi negara seperti di Australia, mendengar suara azan dari pengeras suara sangat istimewa.

Menurut Ahmad, banyak penduduk Lakemba yang Muslim. Mereka terkejut sekarang ada azan berkumandang saat Maghrib atau waktu berbuka puasa tiba.

" Beberapa bahkan sampai keluar rumah saking terkejutnya mendengar suara azan untuk kali pertama melalui pengeras suara," ungkap Ahmad Malas.

" Mereka keluar dari mobil lalu merekam situasi tersebut dan menyebarkannya di media sosial," sambungnya.

 

2 dari 5 halaman

Masjid Aktif, Bisa Tampung 10 Ribu Jemaah

Kegiatan keagamaan di Masjid Lakemba biasanya cukup aktif, apalagi di saat Ramadan. Masjid tersebut bisa menampung sampai 10 ribu jemaah untuk buka bersama dan salat berjemaah.

Bahkan ada bazar Ramadan yang rutin diadakan tiap tahun, kecuali di tahun ini. Azan itu bisa dibilang menjadi satu-satunya kegiatan offline di Masjid Lakemba saat ini.

Asosiasi Muslim Lebanon di Australia itu telah memindahkan program Ramadan secara daring di tengah pandemi melalui web dan Facebook dalam bahasa Arab dan Inggris.

Perayaan lebaran yang biasanya dipusatkan di Masjid Lakemba, kemungkinan besar juga tak akan terlaksana tahun ini.

Sumber: Liputan6.com/Henry

3 dari 5 halaman

Meski Fisik Terbatas, Driver Ojol Tetap Antarkan Makanan Saat Lockdown

Dream - Pemberlakuan lockdown di Malaysia membuat semua orang berusaha untuk tidak keluar rumah apabila tidak diperlukan. Hal inilah yang membuat jasa pengantar makanan banyak dimanfaatkan masyarakat.

Bagi para driver ojek online di Malaysia, kebijakan lockdown membuat mereka sangat terbebani. Tetapi, halang rintang kehidupan yang terjadi tidak membuat salah seorang pengendara GrabFood Malaysia bernama Syahrain menyerah.

Seperti kebanyakan warga Malaysia yang sedang melakukan kegiatan di rumah akibat lockdown, Edmund Gan melalui akun Facebooknya membagikan cerita inspiratif saat memesan sebuah minuman melalui aplikasi GrabFood.

Ketika pesanannya sampai, dia meminta pengendara untuk menggantungkan minumannya di pagar. Tindakan ini mulai banyak dilakukan para pengguna jasa ojek online sebagai upaya pengiriman tanpa kontak antar pelanggan dan pengendara.

 

4 dari 5 halaman

Momen Mengharukan

Tetapi, pengendara GrabFood bertanya, " Bisakah kamu membantu saya? Saya tidak bisa melakukannya sendiri."

Terkejut, Edmund langsung membuka gerbangnya dan mencari tahu mengapa sang pengendara meminta tolong untuk membawa kantong-kantong makanan plastik yang ia pesan.

Ternyata, pengemudi GrabFood tersebut tidak memiliki tangan. Syahrain bahkan sempat melontarkan candaan santai dengan Edmund.

" Anda tidak perlu mencarinya, mereka benar-benar sudah tidak ada," ucap Syahrain.

 

5 dari 5 halaman

Bikin Bangga

Peristiwa yang luar biasa ini membuat Edmund terkejut. Edmund merasa meskipun Syahrain memiliki kekurangan, Syahrain tetap bekerja keras sebagai pengendara GrabFood tanpa masalah sedikit pun.

Syahrain sempat bercerita sedikit sebelum pergi melanjutkan pekerjaannya. Ia pernah mengalami kecelakaan mengerikan ketika duduk di bangku sekolah dasar, kecelakaan tersebut mengakibatkan Syahrain harus mengamputasi kedua tangannya.

Walaupun tangannya harus diamputasi, dia bertekad untuk mencari nafkah sendiri dan telah bekerja sebagai kurir GrabFood demi menafkahi diri. Bahkan, dia tetap optimis dan antusias tentang hidup walaupun memiliki kecacatan.

Hal yang dapat kita contoh dari kehidupan Syahrain yaitu bagaimana kehidupan dapat berubah, tetapi kita harus tetap optimis dan bertahan dalam menjalani kehidupan yang sulit. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Sumber: World of Buzz

Beri Komentar