Pesan Damai Tokoh Lintas Agama untuk Pilkada 2017

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 17 Oktober 2016 16:14
Pesan Damai Tokoh Lintas Agama untuk Pilkada 2017
Pilkada jangan sampai merenggut kebersamaan beragama yang ada di masyarakat. Sebab, perdebatan semacam itu berpotensi menimbulkan konflik.

Dream - Inter Religious Council (IRC) dan enam tokoh antaragama menyampaikan pesan damai menjelang pemilihan kepala daerah serentak (Pilkada) 2017. Pesan ini disampaikan untuk mencegah penggunaan isu SARA dalam kampanye Pilkada nanti.

" Kami, intinya, para tokoh agama sangat menekankan perdamaian dan kerukunan. Kerukunan yang didasarkan atas keikhlasan dan keterbukaan, kekeluargaan," kata Ketua Presidium IRC, Din Syamsuddin, di kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jakarta, Senin 17 Oktober 2016.

Menurut Din, Pilkada jangan sampai merenggut kebersamaan beragama yang ada di masyarakat. Sebab, perdebatan semacam itu berpotensi menimbulkan konflik.

" Jangan sampai memasuki wilayah yang sensitif (agama). Harus dihindari SARA dalam hidup yang majemuk," ucap dia.

Pertemuan itu dihadiri Ketua Walubi Suhadi Sendjaja, Ketum Matakin Uung Sendana, Sekretaris KWI Edy Purwanto, Ketua Bidang Dikbud PHDI Nyoman Udayana, Sekum PGI Gomar Gultom, dan Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI, Yusnar Yusuf .

1 dari 1 halaman

Enam Poin

Enam Poin © Dream

Pesan damai tersebut terdiri dari enam poin. Pertama, IRC menyatakan keprihatinan berkembangnya suasana kehidupan bangsa yang menampilkan gejala pertentangan dan wacana antagonistik di kalangan masyarakat.

Kedua, IRC meminta semua pihak menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung masalah sensitif menyangkut keyakinan agama, ras, antar golongan, dan suku.

Ketiga, IRC mendesak pemerintah harus hadir sesuai tanggung jawab dan kewenangan untuk mengatasi gejala pertentangan dalam masyarakat, baik lewat pendekatan pencegahan dan penanggulangan masalah.

Keempat, segala bentuk kekerasan tidak etis dan bertentangan dengan nilai agama dan kemanusiaan. Maka, semua masyarakat hindari segala macam kekerasan, baik fisik maupun verbal, dan juga moral.

Kelima, semua warga mendorong proses demokrasi Indonesia berlangsung aman dan lancar, secara jurdil dan selalu mengindahkan nilai moral dan etika keagamaan. Pemerintah dan penyelenggara pemilu pun wajib melaksanakan pemilu sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

Dan keenam, semua umat beragama di Indonesia ini bersama-sama berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai keyakinannya agar Bangsa Indoensia terhindar dari malapetaka perpecahan, dan memiliki kekuatan lahir batin dalam menghadapi semua tantangan serta ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri yang menginginkan perpecahan bangsa dan keutuhan negara. 

Beri Komentar