Gus Baha (Foto: Islami.co)
Dream - Tiap orangtua memiliki pola asuh dan membesarkan anak yang berbeda-beda. Sebagai umat muslim, panduan uama kita dalam mengasuh anak adalah meneladani para Nabi pendahulu dalam membesarkan keturunannya.
KH. Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha mengingatkan agar kita selalu memuliakan anak. Mengasuh bukan dengan cara kekerasan, memaksa apalagi menyakiti.
Mengapa memuliakan anak menjadi penting?
Dikutip dari Islami.co, jangan sampai karena orangtua terlampau keras, sehingga anak jadi kecewa dengan sistem Islam yang diterapkan keluarganya sendiri. Sebab anak adalah harapan orangtua untuk melanjutkan kalimat tauhid ke generasi dan keturunan selanjutnya di masa depan.
Gus Baha mengutip doa Nabi Zakaria ketika memohon kepada Allah supaya dikaruniai keturunan sebagaimana tertera di surat Maryam ayat 4:
Artinya: " Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai" .
Ayat tersebut merupakan doa Nabi Zakaria yang meyakini bahwa anak merupakan pewaris kalimat tauhid dan ajaran Islam di masa mendatang. Lebih lanjut, Gus Baha menyebutkan bahwa amal saleh yang dilakukan anak sendiri jauh lebih memberi pahala bagi kita, dibandingkan amal saleh dari santri atau murid.
Gus Baha mencontohkan perbedaan anak dan santri. Santri merupakan orang yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, meski demikian anak adalah keturunan yang bisa mengalirkan pahala.
“ Santri itu orang lain, paling mereka hanya kirim Fatiha atau ketika hati mereka gusar, baru mereka mencari kuburanmu. Itu juga kalau hati mereka sedang gusar. Kalau anak, baik dia niat mengirim fatihah untukmu atau tidak, selama dia beramal saleh maka otomatis pahalanya akan mengalir ke kamu," ungkap Gus Baha.
Sebagaimana kita tahu, bahwa amal yang tidak terputus setelah manusia meninggal itu ada tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan terakhir adalah anak saleh. Bagi Gus Baha, yang terakhir ini lah yang peluangnya paling besar untuk diterapkan.
“ Untuk sedekah jariyah, kamu harus kaya. Ilmu yang bermanfaat, kamu harus pintar. Sementara kebanyakan kamu bukan keduanya, yang lebih mudah ya anak saleh. Kebanyakan dari kamu pasti punya anak," tutur Gus Baha.
Ulama asal Rembang ini melanjutkan, beliau akan terus mengingatkan bahwa orang tua juga harus menghormati dan memuliakan anak. Dalam artian, hubungan antara orang tua dan anak itu saling menghormati, sehingga hubungan antara orang tua dan anak itu senang dan nyaman di antara kedua belah pihak.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR