`Pesawat Hantu` Buat Kebingungan Petugas Bandara di Spanyol

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 29 Januari 2019 17:02
`Pesawat Hantu` Buat Kebingungan Petugas Bandara di Spanyol
Siapa pemiliknya?

Dream - Pejabat Bandara Barajas, Madrid, Spanyol kebingungan dengan kemunculan `pesawat hantu`. dilaporkan telah tinggal landas beberapa tahun yang lalu, nyatanya pesawat tersebut masih berada di area Bandara Barajas.

Dilaporkan Fox News, pesawat tersebut berjenis McDonnel Douglas MD-87. Surat kabar setempat, El Pais, menyebut pesawat itu diduga terkait dengan beberapa bisnis yang gagal.

MD-87 yang ditinggalkan pemiliknya itu terdaftar dengan kode penerbangan EC-KRV. Pesawat itu pernah dipakai maskapai rental pesawat, Spanyol Pronair.

Pesawat itu pernah digunakan untuk rute penerbangan Spanyol-China, hingga akhirnya maskapai pemiliknya tak lagi beroperasi di tahun 2008. Setelah itu, muncul kabar akuisisi yang dilakukan Saicus Air terhadap Pronair. Setelah akuisisi, Saicus Air bangkrut pada 2010.

Berdasarkan peraturan navigasi udara Spanyol, petugas harus mempertanyakan pesawat yang ditinggalkan selama tiga bulan. Otoritas bandara harus membuat tiga pemberitahuan publik mengenai siapa pemilik pesawat itu.

Seandainya tak ada yang menggubris informasi itu, pesawat akan dilelang.

MD-87 diproduksi pada akhir 1980-an. Kapasitas pesawati ini mencapai 139 penumpang.

1 dari 4 halaman

Gara-gara Bau Badan, Penumpang Sekeluarga Diturunkan dari Pesawat

Dream – Biasanya maskapai penerbangan akan memaksa penumpang turun dari pesawat jika dianggap membuat kegaduhan yang bisa membahayakan penerbangan. Namun kali ini alasan tindakan tegas maskapai ini benar-benar berbeda. 

Maskapai American Airlines diketahui menurunkan satu keluarga di Bandara Internasional Miami, Amerika Serikat. Mereka bukan membuat kegaduhan di dalam kabin. Namun kehadiran mereka dianggap `mengganggu` penumpang lain. 

Satu keluarga ini diturunkan karena mengeluarkan aroma badan yang tidak enak.

Dikutip dari Mirror, Senin 28 Januari 2019, insiden itu terjadi pada Rabu pekan lalu. Saat itu, penumpang bernama Yosi Adler dan istrinya, Jennie, hendak terbang dari Miami ke rumah mereka di Detroit, Amerika Serikat. Ketika pesawat hendak lepas landas, staf bandara mengusir mereka dan anaknya yang berusia 19 bulan. Ketiganya dipaksa turun karena badannya bau.

Adler bersikeras mereka tidak bau badan. Justru konsultan bisnis ini menganggap keluarganya diusir karena merupakan orang Yahudi.

“ Tiba-tiba, begitu mereka melepas kami, mereka menutup pintu dan kemudian mereka berkata, 'Maaf Pak, beberapa orang mengeluhkan bau badan anda dan kami tidak bisa mengizinkan Anda untuk kembali’,” kata Adler kepada WPLG Local 10 News.

Adler mengatakan sang istri kebingungan. Saking bingungnya, sampai-sampai mereka meminta orang-orang di bandara untuk memastikan apakah keluarganya berbadan bau.

2 dari 4 halaman

Barang Tak Dikembalikan?

Adler mengatakan maskapai akan mengembalikan barang-barangnya setelah dikeluarkan dari pesawat. Tapi, itu tidak terjadi.

Barang bawaannya justru ditinggal di dalam pesawat, termasuk kursi mobil untuk bayi dan kereta dorong.

Pihak maskapai pun akhirnya angkat bicara tentang kasus Adler.

“ Adler dan istrinya dikeluarkan dari pesawat ketika beberapa penumpang mengeluh terhadap bau badan keluarganya,” kata maskapai.

Perusahaan ini menyebut keluarga Adler telah diberikan akomodasi dan kupon makan. Plus, mendapatkan tiket penerbangan untuk keesokan harinya di Detroit.

Meskipun demikian, Adler menganggap maskapai ini menurunkan mereka karena mereka orang Yahudi. Dalam sebuah video yang memperlihatkan sang ayah berbicara dengan marah kepada staf bandara setalah dikeluarkan dari pesawat. Dia berkata “ Ada alasan agama mengapa mereka mengeluarkan saya dari pesawat. Kemudian penumpang ini berkata, “ Kami tidak memiliki bau. OK?” 

(Sah, Laporan: Ratih Permata Sari)

3 dari 4 halaman

Pesan Sandwich Rp90 Ribu di Pesawat, Isinya Bikin Kesal

Dream - Penulis dan pekerja pemasaran asal Brighton, Inggris, Nick Mosley mengalami kejadian tak menyenangkan saat terbang dari Bali ke Australia menggunakan maskapai Jetstar Airways. Rasa kesal itu didapat saat memesan satu paket deli sandwich seharga 5 poundsterling, setara Rp90 ribu, di pesawat.

Saat pesanan tiga deli sandwich tiba, keanehan mulai terjadi. Nick tak mendapati isian di sandwich. Hidangan yang tersaji hanya berisi roti dengan olesan mentega dan satu daun selada. Hanya terdapat sedikit telur di dalamnya.

Nick kemudian menuliskan pengalaman mengesalkannya itu ke Twitter.

" Saya harus mengatakan @JetstarAirways lancang karena menghargai sandwich tanpa isi ini seharga 9 dollar Australia," tulis Nick, dikutip dari Mirror.co.uk, Selasa, 15 Januari 2019.

" Bagus untuk keuntungan mereka, namun tidak begitu baik untuk mengisi perut pelanggan."

 

4 dari 4 halaman

Jawaban Maskapai Jetstar

Jetstar Airways menjawab cuitan Nick tersebut. Juru bicara maskapai asal Australia itu mengatakan, mereka akan membahas masalah ini lebih lanjut.

Seorang juru bicara perusahaan kemudian menawari Nick pengembalian uang penuh dan menambahkan, " Kami meminta maaf atas kurangnya isian di sandwich Mosley, dan menghargai itu tidak memenuhi harapan."

" Ini tidak biasa. Kami telah mengirimkan keluhan ini ke katering kami."

Meskipun ada permintaan maaf, Nick mengatakan, sandwich membuat makanan siap saji di pom bensin terlihat seperti " pesta gastronomi" .

" Saya pikir makanan maskapai penerbangan, apakah itu termasuk dalam harga tiket atau tersedia untuk dibeli di pesawat, harus sesuai dengan harga yang ditampilkan," ujar dia.

" Selalu ada orang-orang di penerbangan yang melakukan perjalanan lama, sehingga makanan yang buruk memiliki dampak langsung pada kesejahteraan serta dompet."

Beri Komentar