Prabowo Lantik Arif Satria Jadi Kepala BRIN/ Foto: Dok. Setkab
DREAM.CO.ID – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik pimpinan baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta, Senin, 10 November 2025. Dalam upacara yang berlangsung khidmat tersebut, Prabowo melantik Arif Satria sebagai Kepala BRIN dan Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.
Pengangkatan keduanya berlandaskan Keputusan Presiden Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN. Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan keputusan, dilanjutkan pengucapan sumpah jabatan yang dipandu langsung oleh Presiden Prabowo, dan ditutup dengan penandatanganan berita acara serta pemberian ucapan selamat dari Presiden, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan para tamu undangan.
Sejumlah pejabat tinggi negara hadir dalam acara tersebut, antara lain para pimpinan lembaga negara, para menteri Kabinet Merah Putih, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
© Pelantikan kepala BRIN (Foto: Dok. Setkab)
Arif Satria membawa agenda besar penguatan riset nasional usai resmi dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menilai penugasan tersebut sejalan dengan bidang yang telah lama ia tekuni di dunia akademik dan kebijakan publik.
Arif mengatakan, BRIN di bawah kepemimpinannya akan difokuskan untuk mengawal tiga sektor strategis yang menjadi prioritas Presiden Prabowo, yakni pangan, energi, dan air. “ Saya banyak menangkap pesan-pesan beliau terkait arah Indonesia ke depan. Insyaallah BRIN akan mengawal program-program prioritas dari Bapak Presiden terkait dengan soal pangan, energi, dan air. Saya kira tiga bidang itulah yang perlu didukung oleh riset dan inovasi yang baik,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Sekretariat Kabinet RI.
Ia juga menyoroti pentingnya konsolidasi riset nasional agar lebih terarah dan berdampak. Salah satu langkah konkret yang akan ia dorong adalah pengembangan science technopark di berbagai daerah. “ Jadi di setiap daerah kalau memiliki sains technopark itu akan menjadi pilar bagi ekonomi daerah karena sains technopark menjembatani dunia riset dengan dunia industri,” katanya.
Arif Satria sendiri bukan nama baru di dunia akademik. Pria bergelar Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si ini dikenal luas sebagai Rektor IPB University dan akademisi dengan spesialisasi di bidang ekonomi pertanian, sosiologi pedesaan, serta kebijakan sumber daya alam.
Lulusan IPB dan Kagoshima University, Jepang, ini memiliki rekam jejak panjang dalam riset kemaritiman dan pembangunan pedesaan. Ia juga aktif di berbagai forum kebijakan dan lembaga penelitian internasional.
Kombinasi latar belakang akademik dan kemampuan manajerialnya membuat Arif dianggap cocok memimpin BRIN, lembaga yang kini menjadi poros utama riset nasional pasca penggabungan berbagai badan litbang kementerian.
Meski pelantikan Arif Satria sebagai Kepala BRIN disambut positif dari sisi kapasitas dan rekam jejaknya di dunia riset, langkah ini tetap memunculkan perhatian pada aspek tata kelola jabatan publik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Pertanian Bogor, rektor dan wakil rektor IPB dilarang merangkap jabatan sebagai pimpinan instansi pemerintah, badan usaha, maupun lembaga lain di luar kampus.
Aturan tersebut juga menyebutkan bahwa jika larangan ini dilanggar, rektor dapat diberhentikan dari jabatannya. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak IPB maupun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait posisi Arif setelah pengangkatannya di BRIN.
Namun, Arif sendiri telah memberikan kejelasan. Setelah pelantikan di Istana Negara ia menyatakan akan mundur dari jabatannya sebagai Rektor IPB. “ Salah satu aturan yang ada di IPB, saya harus melepas jabatan rektor karena bertugas di sini,” ujar Arif, dikutip dari Tempo. Saat ditanya apakah akan mundur, ia menegaskan, “ Iya, harus diganti.”
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Arif akan mengikuti ketentuan yang berlaku di lingkungan kampus. Meski begitu, belum diketahui kapan proses penggantian rektor IPB akan dilakukan secara resmi.
Advertisement
Redenominasi Rupiah Ubah Rp1.000 Jadi Rp1 Dilakukan 2027

Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Muncul Gelombang Kritikan

Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta

Puncak Musim Hujan, BMKG Ingatkan Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem

BRIN Buat Komunitas IC-LARFA untuk Perkuat Ekosistem Riset Skala Besar


Penutup Megah “The Race of Rising Stars”: Kilas Balik IHR Piala Raja HB X 2025


Profesi Baru, Joki Kursi di KRL Jabotabek Tarifnya Mulai Rp10.000

BPOM Kembali Rilis 23 Produk Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahaya



Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta