Dalam sebuah studi, terungkap teori arkeologi sebelumnya yang menyatakan bahwa sebagian dari Tembok Besar China mengalami modifikasi atau perbaikan dalam jangka waktu yang cukup lama setelah pembangunannya.
Dalam sebuah studi, terungkap teori arkeologi sebelumnya yang menyatakan bahwa sebagian dari Tembok Besar China mengalami modifikasi atau perbaikan dalam jangka waktu yang cukup lama setelah pembangunannya.
Bahan organik yang digunakan dalam konstruksi segmen dan menara suar Tembok Besar China membawa informasi lingkungan dan ilmiah yang lebih kaya daripada yang sebelumnya diketahui.
Para peneliti, yang hasil temuannya dipublikasikan di jurnal Nature, melakukan analisis terhadap komposisi kimia alang-alang yang dikumpulkan dari bagian kuno Tembok Besar yang terletak di Gansu dan Xinjiang. Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan kombinasi teknik kromatografi dan analisis isotop.
Penerapan teknik ini adalah suatu contoh pertama dari metode yang digunakan dalam menganalisis data arkeologi yang berasal dari Tembok Besar China.
Kromatografi adalah suatu metode yang digunakan untuk memisahkan material menjadi komponen-komponennya dengan melarutkannya ke dalam cairan pelarut dan mengalirkannya melalui sistem tertentu yang mampu menangkap serta memisahkan masing-masing komponen.
Sistem ini dapat bervariasi tergantung pada eksperimen yang dilakukan, namun salah satu sistem kromatografi yang paling umum digunakan adalah kertas indikator warna yang menghasilkan garis horizontal pada uji antigen Covid-19.
Ilmuwan manfaatkan bahan terpelihara untuk pelajari sejarah lokal. Misalnya, riset tunjukkan perubahan iklim setelah Dinasti Song (1160 M).
Penelitian ini memberikan dukungan pada teori arkeologi yang berspekulasi bahwa sebagian dari tembok tersebut mengalami modifikasi atau perbaikan dalam jangka waktu yang lama setelah proses pembangunan.
Sebagian paling terkenal dari Tembok Besar China dibangun selama Dinasti Ming pada abad ke-15 M, terbuat dari batu bata dan batu. Namun, ini hanya segmen dari jaringan yang melintasi utara China dan menggunakan berbagai bahan konstruksi.
ujar para peneliti, seperti dikutip laman The Jerusalem Post.
Para peneliti menyatakan tujuan awal Tembok Besar China adalah untuk melindungi negara bagian Xiongnu dan Xianbei di utara.
Pertahanan ini vital pada abad ke-2 SM untuk memperluas wilayah Dinasti Han hingga ke perbatasan barat, termasuk Provinsi Xinjiang dan Gansu yang menjadi fokus penelitian.
Makalah ini menyoroti potensi materi tersebut sebagai arsip biogeokimia berharga untuk studi ekosistem dan hidrologi yang telah diubah oleh manusia.
Sumber: The Jerusalem Post
Advertisement