Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Dalam sejarah sains, ada cukup banyak kejadian atau kesalahan yang memalukan ketika seorang ilmuwan menjelaskan sebuah penemuan.
Namun, ada sebuah kejadian yang sangat lucu terkait sejarah alam pada abad ke-17 di Jerman.
Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman sangat yakin bahwa dia telah menemukan fosil unicorn.
Unicorn adalah makhluk mitos berbentuk seekor kuda putih dengan tanduk lancip yang tumbuh dari dahi.
Jika berkunjung ke Natural History Museum Magdeburg, kamu akan melihat pajangan aneh berupa kerangka dari seekor unicorn.
Tentu saja, kerangka tersebut sebenarnya bukan milik unicorn. Faktanya, itu adalah badak berbulu, spesies yang punah yang berkeliaran di sebagian besar Eurasia sampai akhir Zaman Es terakhir.
Namun siapa sangka, kerangka tersebut berhasil mengecoh seorang ilmuwan paling cemerlang abad ke-17 dari Prusia (sekarang Jerman).
Kerangka dengan tanduk panjang mencuat di dahi itu pertama kali ditemukan di sebuah gua dekat kota pegunungan Quedlinburg, Distrik Hartz, pada tahun 1663.
Penemuan sensasional itu menarik perhatian Otto von Geuricke, ilmuwan Prusia yang menemukan pompa vakum.
Geuricke yang juga Walikota Quedlinburg itu menyimpulkan bahwa kerangka tersebut sudah pasti milik seekor unicorn.
Laporan tentang kerangka itu kemudian muncul sebagai ilustrasi sebuah buku oleh ilmuwan Jerman terkenal Gottfried Leibniz.
Dari buku Leibniz itulah, kerangka itu disusun menjadi bentuk yang sekarang dipajang di Natural History Museum Magdeburg.
Namun berbeda dari Geuricke yang mengira itu adalah unicorn, Leibniz meyakini bahwa kerangka aneh itu adalah milik seekor chimera.
Dalam mitos, chimera adalah seekor makhluk campuran singa, ular dan kambing yang bisa mengeluarkan api dari mulutnya.
" Tanduk, bersama dengan kepala, beberapa tulang rusuk, tulang punggung, dan tulang lainnya dibawa ke rumah kepala biara yang tenang di kota itu," tulis Leibniz dalam bukunya tentang sejarah alam dan geologi, Protogaea.
" Alam telah menciptakan makhluk perkasa ini menggunakan gunung berapi sebagai tungku, dan gunung sebagai alat alembiknya (penyuling bahan kimia di laboratorium)," lanjut Leibniz dalam buku itu.
Tentu saja, klaim dua ilmuwan ini tidak mungkin bisa bertahan lama dan menjadi referensi sejarah alam yang terpercaya.
Sekarang, fosil 'unicorn' ini tidak lebih dari sebuah bahan tertawaan yang menjadi viral di dunia maya.
Sumber: IFL Science
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!