Heboh Pengakuan Marinir AS Melihat UFO Raksasa di Padang Saat Gempa 2009

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 13 Juni 2023 13:47
Heboh Pengakuan Marinir AS Melihat UFO Raksasa di Padang Saat Gempa 2009
Ketika gempa bumi hebat melanda Sumatera Barat tahun 2009, ia ditugaskan untuk membantu menjaga pengiriman bantuan dari udara di sekitar Kota Padang.

Dream - Seorang mantan marinir Amerika Serikat (AS) bernama Michael Herrera, mengaku melihat UFO saat bertugas di Indonesia.

Herrera adalah marinir penembak jitu yang dikirim dalam misi kemanusiaan usai gempa bumi Padang tahun 2009.

Dilansir dari Daily Mail, dia mengklaim saat menjaga penerjunan pasokan bantuan di luar Kota Padang bulan Oktober tahun itu, unitnya yang beranggotakan enam orang melihat kapal aneh segi delapan melayang, yang tampaknya dipakai oleh pasukan rahasia AS.

1 dari 6 halaman

Daily Mail

Setelah 14 tahun diam, Herrera berani mengisahkannya di bawah perlindungan pengungkap fakta UFO yang baru dan bersaksi di bawah sumpah pada tim investigasi UFO pemerintah, All-domain Anomaly Resolution Office (AARO), serta komite Senat.

Ketika gempa bumi hebat melanda Sumatera Barat tahun 2009, ia ditugaskan untuk membantu menjaga pengiriman bantuan dari udara di sekitar Kota Padang.

Sekitar Oktober, dia dan lima marinir diturunkan di tempat terbuka di bagian timur laut kota dengan helikopter dan mendaki untuk mengambil pasokan yang masuk. Saat itulah dia melihat benda aneh di sisi lain bukit.

" Saya bisa lihat sesuatu bergerak dan berputar. Warnanya berubah antara abu-abu matte yang sangat terang jadi hitam matte sangat gelap," katanya.

2 dari 6 halaman

Daily Mail

Benda itu sangat besar, menurutnya seukuran lapangan sepak bola. Pesawat itu berputar searah jarum jam sambil mengubah warna. Ada dengungan terdengar. Bentuknya segi delapan dengan piramida di atasnya berwarna hitam

Ada semacam sisik menutupi seluruh pesawat dan tepi tajam yang diduga buatan manusia.

Herrera mengklaim ketika dia dan lima rekannya makin dekat dari pesawat, mereka disergap delapan orang mengenakan kamuflase serba hitam, rompi anti peluru, senapan, dan alat penglihatan malam kelas atas yang diberikan pada pasukan elit AS.

3 dari 6 halaman

" Mereka mengacungkan senjata ke arah kami. Siapa kalian? Apa yang kamu lakukan di sini?' dua dari mereka berteriak dengan aksen Amerika. Mereka bilang kita tidak seharusnya ada di sana, dan mereka bisa membunuh kami," ujarnya.

Ketika diperiksa, Herrera mengatakan dia melihat orang lain membawa semacam kotak senjata besar dan kontainer lain dari truk Ford yang dimodifikasi ke platform di bawah pesawat itu.

Ketika dua truk terakhir selesai membongkar muatan, bagian bawah platform naik dari tanah dan menyatu ke pesawat.

4 dari 6 halaman

Daily Mail

" Di sudut pesawat, ada lampu yang berubah-ubah antara biru, merah, kuning, dan hijau. Pesawat itu naik dan melewati pepohonan, lalu meluncur menuju laut dengan kecepatan sekitar 4.000 mph. Kami tidak percaya ini terjadi," ungkapnya.

Herrera mengatakan delapan tentara tak diketahui itu mengembalikan senjata mereka dan menggiring mereka untuk pergi.

" Saya sangat takut. Saya berpikir saya bisa saja terbunuh, bagaimana saya akan menjelaskan hal ini?," katanya.

Beberapa hari kemudian, mereka kembali ke Filipina. Setelah minum-minum di malam hari dengan rekan-rekannya, mereka mendapati memori kamera dan ponsel masing-masing telah hilang.

5 dari 6 halaman

Pada awal Desember 2009 dia kembali ke Camp Hansen di Okinawa, Jepang. Dia disuruh melapor ke kantor, di mana dia berjumpa seorang letnan kolonel Angkatan Udara berseragam lengkap tetapi tidak beridentitas.

" Dia mulai memberi tahu saya, 'Anda tidak diizinkan berbicara tentang apa yang terjadi, tidak pada rantai komando Anda, bahkan seorang jenderal. Kamu bisa masuk penjara, atau kamu akan mati," ujar Herrera.

" Dia mengatakan kepada saya tutup mulut dan menyelipkan kertas pada saya. Satu-satunya hal yang dapat saya ingat adalah tertulis 'TS/SCI', Top Secret/Sensitive Compartmented Information. Dan ada Indonesia di dalamnya. Saya berlari kembali ke barak dan tidak pernah membicarakannya lagi sejak itu. Itu adalah sesuatu yang saya rahasiakan selama hampir 14 tahun. Tapi saya memikirkannya setiap hari.," sambungnya.

6 dari 6 halaman

Daily Mail

Dia meninggalkan Angkatan Laut pada Oktober 2011. Perlindungan whistleblower UFO baru yang diberlakukan pada bulan Desember silam, mendorong mantan marinir itu untuk akhirnya menceritakan kisahnya.

Herrera mengatakan pada 2017 dia bertemu aktivis UFO Dr. Steven Greer dan Greer membujuknya untuk berbicara, menghubungkannya dengan staf kongres dan AARO awal tahun ini.

Herrera juga berencana menceritakan kisahnya pada konferensi pers di Washington DC yang diselenggarakan oleh Greer, bersama empat saksi UFO lainnya. Mantan marinir itu mengklaim lima mantan rekannya terlalu takut untuk maju.

Beri Komentar