Sebab Turunnya Surat Ad-Dhuha, Bantahan Terhadap Orang Musyrik yang Menghina Nabi SAW

Reporter : Arini Saadah
Jumat, 3 Maret 2023 13:36
Sebab Turunnya Surat Ad-Dhuha, Bantahan Terhadap Orang Musyrik yang Menghina Nabi SAW
Penting bagi umat Islam untuk memahami sebab turunnya Surat Ad-Dhuha dan isi kandungan di dalamnya.

Dream – Al-Quran diturunkan sebagai pedoman umat Islam dalam menjalani kehidupan. Ayat-ayat di dalam kitab suci ini mengandung makna yang mendalam dengan penuh kiasan dan metafora. Penafsiran setiap ayatnya memerlukan pengetahuan yang luas dan dalam akan bahasa.

Para ulama ahli tafsir sangat berhati-hati dalam menginterpretasi ayat Al-Quran. Sebab kesalahan tafsir akan berdampak pada hal-hal seperti kesesatan berpikir, dan lain sebagainya.

Di antara ayat-ayat Tuhan Allah SWT yang penuh makna ialah Surat Ad-Dhuha. Surat ini tentu saja sudah taka sing di telinga umat Islam. Surat ke-93 dalam Al-Quran ini menyimpan banyak keutamaan yang luar biasa. Diturunkan di Kota Makkah membuat surat ini tergolong ke dalam surat makkiyyah.

Surat Ad-Dhuha dianjurkan dibaca sebagai bacaan surat di dalam sholat sunah dhuha. Ad-Dhuha sendiri artinya adalah waktu dhuha, jadi sangat sesuai jika dibaca ketika sholat dhuha. Jumlah ayat yang hanya 11 saja membuat surat ini sangat mudah dihafalkan sekaligus dipahami maknanya.

Lantas apakah Sahabat Dream sudah mengetahui penyebab turunnya Surat Ad-Dhuha? Ternyata asbabun nuzul surat ini sangat menarik untuk dibahas. Langsung saja simak ulasannya di bawah ini, ya!

1 dari 5 halaman

Asbabun Nuzul Surat Ad-Dhuha yang Perlu Diketahui

Nama Surat Adh-Dhua diambil dari ayat pertama yaitu ad-dhuha yang berarti demi waktu dhuha. Waktu dhuha yaitu waktu ketika matahari sudah naik sekitar sepenggalah. Berdasarkan kisah dari suatu riwayat hadis, Surat Ad-Dhuha turun setelah beberapa waktu Rasulullah SAW tidak menerima wahyu dari Allah SWT. Hal ini membuat orang kafir mencaci makin Nabi Muhammad SAW dengan menyebut bahwa Rasulullah SAW tidak dipedulikan Tuhannya.

Diriwayatkan oleh Said bin Manshur dan Al-Farabi yang bersumber dari Jundub bahwa Jibril tidak datang kepada Nabi SAW dalam waktu yang cukup lama. Lalu berkatalah kaum musyrikin, “ Muhammad telah ditinggalkan Tuhannya.” Tak lama kemudian, turunlah ayat-ayat ini (ad-Dhuha 1-3) yang membantah ucapan mereka.

Sementara itu, diriwayatkan oleh Al-Hakim yang berusmber dari Zaid bin Arqam bahwa berhari-hari Rasulullah SAW tidak didatangi Jibril. Berkatalah Ummu Jamil, istri Abu Lahab: “ Aku berkesimpulan bahwa sahabatmu (Jibril) telah meninggalkan engkau dan marah kepadamu.” Maka turunlah ayat-ayat ini (ad-Dhuha 1-3) yang membantah anggapan Ummu Jamil itu.

Diriwayatkan oleh Al-Aswad bin Qais, bahwa Jundub bin Sufyan mengisahkan, seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahab, berkata kepada Muhammad, " Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu (yang dimaksud malaikat Jibril) telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini." (HR. Bukhari 4569).

2 dari 5 halaman

Sebagai Bantahan untuk Anggapan Orang Musyrik

Selanjutnya, sebagai jawaban atas anggapan dari orang-orang musyrik itu, diturunkanlah Surat Ad-Dhuha yang menegaskan bahwa Allah sama sekali tidak meninggalkan atau memurkai Muhammad SW. Sebaliknya, Dia justru selalu menjaga beliau tanpa terputus.

Secara lebih detail, isi surat berjumlah 11 ayat ini diawali dengan penegasan akan larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta. Kemudian ditutup dengan perintah untuk kita selalu bersyukur terhadap nikmat Allah.

Surat yang satu ini sangat dianjurkan untuk dibaca ketika melaksanakan sholat Dhuha. Berdasarkan hadis, Zaid bin Arqam meriwayatkan, " Rasulullah SAW keluar menemui penduduk Quba di saat mereka melaksanakan sholat Dhuha, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Sholat Dhuha dilakukan apabila anak-anak unta telah merasa kepanasan (karena tersengat matahari).'" (HR. Muslim dan Ahmad bin Hanbali).

Supaya kamu bisa lebih memahami bacaan Surat Ad-Dhuha beserta terjemahannya, langsung saja cek bacaan selengkapnya di Al-Quran Digital Dream.co.id.

3 dari 5 halaman

Kandungan Surat Ad-Duha Ayat 1 Sampai 6

Sedikit disinggung sebelumnya, bahwa Surat Ad-Dhuha berisi tentang larangan berbuat buruk pada anak yatim dan pengemis serta perintah supaya tidak kufur nikmat. Mengetahui pokok kandungan Surat Ad-Dhuha membantumu memahami isinya yang penting untuk diterapkan dalam berperilaku sehari-hari. Setelah mengetahui sebab turunnnya, selenajutnya simak isi kandungan Surat Ad-Dhuha di bawah ini:

Ayat Pertama

Dalam Tafsir As-Sa’diy, pada ayat pertama menjelaskan bahwa Allah SWT bersumpah dengan waktu siang ketika cahayanya mulai terang yang ditandai dengan waktu dhuha. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai waktu dhuha yang dimaksud. Sebagian berpendapat waktu dhuha adalah 15 menit setelah matahari terbit sampai beberapa menit sebelum masuk waktu dzuhur.

Beberapa ulama menyebut waktu dhuha sebagai waktu siang, yaitu tidak terbatas pada awal pagi saja. Allah menyebut waktu siang sebagai permulaan sumpah-Nya. Hal ini menegaskan bahwa siang adalah waktu di mana kebaikan bermula. Buktinya, sholat sunah pertama yang dianjurkan ialah sholat dhuha.

Ayat Kedua

Pada ayat kedua, Allah melanjutkan sumpahnya dengan menyebut waktu malam yang gelap dan sunyi. Allah menjadikan waktu malam sebagai waktu untuk beristirahat bagi hamba-Nya. Selain waktu istirahat, waktu malam juga sebagai waktu beribadah yang cocok bagi orang-orang bertakwa. Sebagian ulama salaf menyebutkan, sumpah Allah dengan waktu malam bertujuan untuk memuji orang-orang yang memanfaatkan waktu malamnya untuk bermunajat kepada Allah SWT.

4 dari 5 halaman

Ayat Ketiga

Ayat ketiga berisi bantahan terhadap hinaan orang musyrik yang mengatakan bahwa 'Nabi Muhammad SAW telah diabaikan Tuhannya'. Ayat ketiga Surat Ad-Dhuha ini berisi penegasan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kekasih-Nya. Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu dalam Tafsir As-Sa’diy mengatakan, “ Allah tidak akan pernah meninggalkanmu wahai Muhammad sejak Dia memeliharamu dan tidak pernah mengabaikanmu sedikit pun, bahkan Dia tetap akan mendidikmu dan mengangkat derajatmu.”

Ayat Keempat

Pada ayat ini Allah mengabarkan nikmat yang diberikan kepada Rasulullah SAW, yaitu akan mengalami kondisi lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini seperti janji Allah bahwa di setiap kesulitan pasti akan diikuti kemudahan.

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy mengatakan, “ Nabi Muhammad SAW akan terus naik ke derajat yang tinggi. Allah akan kukuhkan agamanya, akan selalu menolong Nabi Muhammad dari musuh-musuh Islam, menguatkan langkah-langkah beliau, sampai berjumpa dengan Allah ‘Azza Wajalla. Sesungguhnya Rasulullah sampai ke derajat yang tidak pernah digapai oleh orang-orang terdahulu maupun akan datang, berupa keutamaan, nikmat, penyejuk pandangan, dan kebahagiaan hati.”

5 dari 5 halaman

Ayat Kelima

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan memberikan karunia kepada Nabi Muhammad SAW yang membuat hatinya puas. Di antara dari keinginan beliau SAW adalah supaya umatnya menjadi ahli surga.

“ Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh aku berharap bahwa kalian menjadi separuh ahli surga.” (HR. Bukhari no. 6528)

Ayat Keenam

Kemudian pada ayat keenam ini dijelaskan bahwa Allah akan senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai macam gangguan. Terlebih beliau SAW adalah seorang yatim yang ditinggal ayahandanya saat masih dalam kandungan ibunya. Kemudian ibunya meninggal dunia saat usianya masih 6 tahun. Beliau tumbuh tanpa ayah dan ibunya. Akan tetapi Allah selalu menjaganya dengan perantara kakek dan pamannya yang berjuang meninggikan derajatnya.

Beri Komentar