Jenazah Aylan Kurdi Dibuat Sebagai Simbol Protes
Dream - 2 September 2015. Seorang bocah berpakaian merah dan celana biru telungkup di Pantai Bodrum, Turki. Ombak sesekali menyapu tubuhnya. Dia tak berdaya.
Aylan Kurdi namanya. Bocah berusia tiga tahun itu menjadi korban Perang Saudara di Suriah. Dia bersama keluarganya terpaksa meninggalkan negaranya demi alasan keamanan.
Tetapi, Laut Mediterania tak bersahabat. Perahu karet yang mereka tumpangi terbalik. Aylan, kakaknya Galip dan ibu mereka Rehan meninggal dunia.
Tragedi kemanusiaan itu mengguncang dunia.Kini setahun pasca kejadian itu berlangsung eksodus pengungsi Suriah dan negara-negara konflik itu terus berlanjut. United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mencatat dalam laporannya tahun 2015 mencatat setidaknya 65,3 juta orang menjadi korban peperangan yang sedang mencari suaka dan ingin meninggalkan negara mereka.
Sebanyak 51 persen dari jumlah tersebut, merupakan anak-anak di bawah umur.
Dari catatan yang dibuat laman Aljazeera, pasca peristiwa meninggalnya Aylan Kurdi, 5.700 orang pengungsi meninggal dalam perjalanan meninggalkan negara asalnya. Selain itu, data yang cukup mengejutkan lainnya ialah dalam seharinya dua orang anak-anak meninggal dalam usahanya menuju ke Eropa sejak September 2015 silam.
Jumlah itu terus bergerak naik. Di bulan September 2016 ini, diperkirakan sebanyak 730 anak-anak terancam kematian karena perang dan proses eksodus pengungsi tersebut.
Selain Aylan, beberapa nama lainnya kerap terlupakan dunia.
Dream - Yusuf, 4 tahun, dan adiknya, Yunus, 2 tahun, tenggelam 31 Oktober 2015 dalam perjalanan dari Turki ke Yunani. Ayah mereka Haji Shafi mengatakan kepada Amnesty Internasional kondisi cuaca yang buruk kala itu.
" Kondisi cuaca buruk, hujan sangat deras menyebabkan gelombang tinggi," kata dia.
" Orang-orang dalam perahu ketakutan dan mulai melompat ke dalam air. Perahu kemudian terbalik dan aku tak dapat menyelamatkan anak-anakku," tulis dia.
Dream - Gadis dari Afghanistan itu tenggelam di perahu yang sama dengan sepupu mereka Yusuf dan Yunus.
Kedua keluarga itu memutuskan masuk ke Eropa demi masa depan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya.
Shafi mengatakan, sebelum memutuskan pergi ke Eropa, mereka mencari informasi pendidikan di Turki. Tapi, Turki ternyata tak memberi kesempatan pendidikan bagi para pengungsi itu untuk tinggal.
" Kami tak ingin anak-anak tak terpelajar. Itulah alasan kami meninggalkan Turki," kata dia.
Dream - Laya merupakan gadis asal Suriah yang tenggelam ketika kapal yang dia tumpangi dalam perjalanan malam dari Lebanon ke Yunani terbalik.
Gadis delapan tahun itu meninggal dunia akibat tenggelam. Adapun keluarganya bertahan di lautan selama enam jam sebelum akhirnya diselamatkan.
" Aku melihat tangan anakku dan aku mencoba menariknya lebih dekat. Aku coba memberinya bantuan udara. Tapi, orang-orang mulai berjatuhan dan Laya lepas dari genggamanku," kata ibundanya Lina.
Direktur Amnesti Internasional Inggris Program Pengungsi Steve Symonds menyebut peristiwa itu sebagai musibah dunia.
" Satu tahun setelah ditemukannya jenazah Alan Kurdi di lepas pantai Turki, ratusan pengungsi meninggal dunia di Mediteranian dan Laut Aegean," kata dia di laman Mirror.
" Kemarahan publik harusnya menandai titik balik politik, namun respon global terhadap krisis pengungsi sejak kematian Alan. Tetapi nyatanya malah menjadi bencana," ucap dia menambahkan.
Advertisement
Potret Mobil Tercepat di Dunia, Yangwang U9 yang Bisa Melesat 496 Km per Jam
25 Pulau Paling Favorit di Dunia, Ada Bali?
5 Tempat Glamping Terjangkau di Yogyakarta, Mari Healing dan Manjakan Mata
Kasus Keracunan MBG Terus Berulang, Ikatan Dokter Anak Beri 5 Peringatan Lewat Surat Terbuka
Jalan-Jalan Seru Naik Bus Tingkat di Jakarta, Begini Cara Pesan Tiket dan Jadwalnya
Jenius Luncurkan Inovasi Unthinkable: QRIS Cross Border, Rewards Baru, hingga Reksa Dana USD
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Jalan-Jalan Seru Naik Bus Tingkat di Jakarta, Begini Cara Pesan Tiket dan Jadwalnya
Kasus Keracunan MBG Terus Berulang, Ikatan Dokter Anak Beri 5 Peringatan Lewat Surat Terbuka
5 Tempat Glamping Terjangkau di Yogyakarta, Mari Healing dan Manjakan Mata
Potret Mobil Tercepat di Dunia, Yangwang U9 yang Bisa Melesat 496 Km per Jam
Back to Basic Jadi Jurus Baru untuk Menguatkan Identitas Restoran, Social House
Ritual Menenangkan Ibu dan Bayi Lewat Sentuhan Penuh Cinta dari Cuddle Calm Cussons Baby