Setahun Meninggalnya Bocah Pengungsi Aylan Kurdi

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 5 September 2016 10:29
Setahun Meninggalnya Bocah Pengungsi Aylan Kurdi
Aylan Kurdi lain masih bertaruh nyawa. Ada dua anak meninggal akibat tenggelam karena melarikan diri dari negeri yang penuh konflik setiap harinya.

Dream - 2 September 2015. Seorang bocah berpakaian merah dan celana biru telungkup di Pantai Bodrum, Turki. Ombak sesekali menyapu tubuhnya. Dia tak berdaya.

Aylan Kurdi namanya. Bocah berusia tiga tahun itu menjadi korban Perang Saudara di Suriah. Dia bersama keluarganya terpaksa meninggalkan negaranya demi alasan keamanan.

Tetapi, Laut Mediterania tak bersahabat. Perahu karet yang mereka tumpangi terbalik. Aylan, kakaknya Galip dan ibu mereka Rehan meninggal dunia.

Tragedi kemanusiaan itu mengguncang dunia.Kini setahun pasca kejadian itu berlangsung eksodus pengungsi Suriah dan negara-negara konflik itu terus berlanjut. United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mencatat dalam laporannya tahun 2015 mencatat setidaknya 65,3 juta orang menjadi korban peperangan yang sedang mencari suaka dan ingin meninggalkan negara mereka.

Sebanyak 51 persen dari jumlah tersebut, merupakan anak-anak di bawah umur.

Dari catatan yang dibuat laman Aljazeera, pasca peristiwa meninggalnya Aylan Kurdi, 5.700 orang pengungsi meninggal dalam perjalanan meninggalkan negara asalnya. Selain itu, data yang cukup mengejutkan lainnya ialah dalam seharinya dua orang anak-anak meninggal dalam usahanya menuju ke Eropa sejak September 2015 silam.

Jumlah itu terus bergerak naik. Di bulan September 2016 ini, diperkirakan sebanyak 730 anak-anak terancam kematian karena perang dan proses eksodus pengungsi tersebut.

Selain Aylan, beberapa nama lainnya kerap terlupakan dunia.

 

1 dari 4 halaman

Yusuf dan Yunus

Yusuf dan Yunus © Dream

Dream - Yusuf, 4 tahun, dan adiknya, Yunus, 2 tahun, tenggelam 31 Oktober 2015 dalam perjalanan dari Turki ke Yunani. Ayah mereka Haji Shafi mengatakan kepada Amnesty Internasional kondisi cuaca yang buruk kala itu.

" Kondisi cuaca buruk, hujan sangat deras menyebabkan gelombang tinggi," kata dia.

" Orang-orang dalam perahu ketakutan dan mulai melompat ke dalam air. Perahu kemudian terbalik dan aku tak dapat menyelamatkan anak-anakku," tulis dia.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Farah

Farah © Dream

Dream - Gadis dari Afghanistan itu tenggelam di perahu yang sama dengan sepupu mereka Yusuf dan Yunus.

Kedua keluarga itu memutuskan masuk ke Eropa demi masa depan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya.

Shafi mengatakan, sebelum memutuskan pergi ke Eropa, mereka mencari informasi pendidikan di Turki. Tapi, Turki ternyata tak memberi kesempatan pendidikan bagi para pengungsi itu untuk tinggal.

" Kami tak ingin anak-anak tak terpelajar. Itulah alasan kami meninggalkan Turki," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Laya

Laya © Dream

Dream - Laya merupakan gadis asal Suriah yang tenggelam ketika kapal yang dia tumpangi dalam perjalanan malam dari Lebanon ke Yunani terbalik.

Gadis delapan tahun itu meninggal dunia akibat tenggelam. Adapun keluarganya bertahan di lautan selama enam jam sebelum akhirnya diselamatkan.

" Aku melihat tangan anakku dan aku mencoba menariknya lebih dekat. Aku coba memberinya bantuan udara. Tapi, orang-orang mulai berjatuhan dan Laya lepas dari genggamanku," kata ibundanya Lina.

 

4 dari 4 halaman

Tanggapan Amnesti Internasional

Tanggapan Amnesti Internasional © Dream

Direktur Amnesti Internasional Inggris Program Pengungsi Steve Symonds menyebut peristiwa itu sebagai musibah dunia.

" Satu tahun setelah ditemukannya jenazah Alan Kurdi di lepas pantai Turki, ratusan pengungsi meninggal dunia di Mediteranian dan Laut Aegean," kata dia di laman Mirror.

" Kemarahan publik harusnya menandai titik balik politik, namun respon global terhadap krisis pengungsi sejak kematian Alan. Tetapi nyatanya malah menjadi bencana," ucap dia menambahkan.

Beri Komentar