Dream - Kabar gembira datang dari dunia riset Tanah Air. Profesor Raymond Tjandrawinata, Farmakolog Klinis dan Molekuler Dexa Group dan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya meraih peringkat ketiga dalam jajaran saintis bidang farmasi untuk wilayah Indonesia.
Penilaian tersebut berdasarkan sistem pemeringkat dan analisis pada kinerja ilmiah hingga nilai tambah produktivitas ilmiah masing-masing saintis oleh The AD Scientific Index.
The AD Scientific Index mengumumkan deretan saintis terbaik dunia dalam situsnya dan diperbarui setiap tahun. Tahun ini lebih dari 1,6 juta saintis di 23.242 lembaga pada 220 negara dinilai oleh The AD Scientific Index.
Tulisan Profesor Raymond berjudul " Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi" yang dirilis pada Februari 2016 paling banyak jadi referensi para akademisi berdasarkan The AD Scientific Index.
Prof. Raymond meraih peringkat 3 untuk bidang farmasi sekaligus peringkat 18 pada bidang kedokteran dan kesehatan di Indonesia. Itu berarti hasil karya ilmiah miliknya banyak dijadikan rujukan para peneliti di bidang kefarmasian, kedokteran, dan kesehatan.
“Terima kasih Tuhan dan juga dukungan para teman dan sahabat sehingga tahun ini saya mendapat peringkat 3 Best Scientist di Indonesia untuk kategori Pharmacy and Pharmaceutical Sciences dan juga mendapat Top 3% di Indonesia untuk kategori Medical and Health Sciences serta sitasi publikasi,” kata Prof. Raymond yang juga menjabat sebagai Director of Research and Business Development Dexa Group, dalam keterangan pers yang diterima Dream.
Prof. Raymond sebelumnya banyak melakukan penelitian hingga uji klinik obat baik di dalam negeri maupun di berbagai belahan dunia. Produk-produk hasil risetnya tak hanya dipasarkan di Indonesia, tetapi juga ke mancanegara.
Selain mengembangkan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) bersama Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) sejak tahun 2005, Prof. Raymond Tjandrawinata juga banyak meneliti obat berbahan kimia. Penelitian tersebut telah diakui dan mendapatkan 64 paten di Indonesia dan mancanegara.
Guru besar dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya tersebut, telah menjelajahi dunia sains hingga negeri Paman Sam. Tidak tanggung-tanggung, riset Prof Raymond bahkan menembus luar angkasa melalui Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Pada 1991, seorang astronot wanita dari bernama Dr. Millie Hughes-Fulford dari NASA mengajak Prof. Raymond untuk terlibat proyek penelitian Spacelab Life Sciences (SLS 1). Proyek tersebut diterbangkan pesawat ulang alik ke luar angkasa dalam untuk penelitian osteoporosis pada astronot yang berada di gravitasi nol.
Prof. Raymond kemudian mengembangkan karir dalam penelitian obat dari bahan sintetik organik sejak ia menimba ilmu hingga tingkat Post Doctoral Fellow di Universitas Kalifornia, San Francisco. Ia bisa disebut sebagai salah satu putra Indonesia yang pertama kali mempelajari ilmu rekayasa genetika di era ’80-an, karena pada kurun waktu tersebut, ilmu rekayasa di Amerika Serikat baru berkembang dan di Indonesia belum sepenuhnya didalami.
Akhirnya pada awal 2000-an, Prof. Raymond terpanggil untuk kembali ke Tanah Air dan berkarier di perusahaan farmasi terkemuka, PT Dexa Medica. Ketika itu pendiri PT Dexa Medica, (Alm.) Rudy Soetikno memiliki visi untuk mengembangkan obat-obatan dari kekayaan alam Indonesia. Kemudian di tahun 2005, Prof. Raymond dan para saintis di DLBS mengembangkan OMAI hingga saat ini. OMAI merupakan produk farmasi kebanggaan Indonesia karena memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 80% dan telah diekspor ke 10 negara di 3 benua.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya