Dream- PT Avrist Assurance (Avrist) membukukan kinerja positif sepanjang 2023 sebagai buah dari inisiatif strategis yang dijalankan perusahaan. Laba bersih perusahaan asuransi jiwa di Indonesia itu tumbuh 18,3 persen dari Rp122,2 miliar pada 2022 menjadi Rp144,5 miliar pada tahun lalu.
Kinerja positif yang dibukukan Avrist turut membawa sikap optimistis dari perusahaan untuk menjalankan spin-off atau pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mereka miliki.
Presiden Direktur PT Avrist Assurance, Simon Imanto saat Media Gathering Avrist di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Simon, kinerja positif yang diraih perusahaan hasil dari strategi dan inovasi Avrist dalam mengefisiensikan operasional bisnis perusahaan di asuransi jiwa dan kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi pensiun, hingga asuransi kumpulan, baik tradisional maupun syariah.
Direktur Keuangan PT Avrist Assurance, Ian Ferdinan Natapradja menambahkan, posisi Risk Based Capital (RBC) yang tumbuh ke level 612,7 persen per Desember 2023 semakin memperkuat kekuatan keuangan perusahaan.
Tingkat RBC yang diraih Avrist tahun lalu tersebut jauh di atas standar minimum yang ditetapkan OJK sebesar 120 persen.
ujar Ian Ferdinan Natapradja
Dengan kinerja yang disebut cemerlang pada tahun 2023, Simon mengatakan perusahaan semakin otimistis untuk menjalankan program pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) sesuai ketentuan Peraturan OJK nomor 11 tahun 2023.
Saat ini, lanjut Simon, perusahaan tengah melakukan penyempurnaan struktur organisasi unit syariah termasuk membentuk satuan kerja (task force).
“Avrist juga sudah menyiapkan produk-produk asuransi jiwa syariah baru untuk mendukung penjualan unit syariah menuju Spin-off, seperti produk Syariah Investa Optima Pro yang sudah mulai dipasarkan melalui saluran distribusi keagenan setelah mendapatkan persetujuan dari OJK,” ujar Simon
Merujuk data Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023-2027 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ASEAN Insurance Surveillance Report 2022, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih berada pada level 2,7 persen. Angka penetrasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Di sisi lain, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) menunjukkan peningkatan inklusi asuransi belum signifikan. Pada tahun 2022, inklusi asuransi masih di angka 16,63 persen, atau sedikit membaik dari kondisi pada 2019 sebesar 13,15 persen.
Namun rendahnya penetrasi maupun inklusi asuransi tersebut disikap Avrist sebagai peluang bagi para pelaku sektor keuangan ini untuk mengembangkan bisnisnya.
Peluang tersebut disambut Avrist Assurance dengan menghadirkan inovasi dengan memanfaatkan digitalisasi serta kecemerlangan operasional yang mendukung peningkatan pertumbuhan bisnis di seluruh kanal distribusi yang dimiliki perusahaan.
Strategi ini diakui membuahkan hasil yang positif dengan laba bersih yang terus bertumbuh ditopang dari bisnis asuransi jiwa dan kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi pensiun, hingga asuransi kumpulan, baik tradisional maupun syariah.
Avrist juga membuat berbagai inisiatif terutama inovasi teknologi dan peluncuran produk baru. Di antaranya Avrist Pintar (AVPIN) untuk penyederhanaan proses e-journey, serta validasi identitas Optical Character Recognition (OCR) dan Digital Signature.
Laporan: Khaira Amaliya