Tak Disangka, Inilah Orang Pertama yang Dinyatakan Positif Virus Corona

Reporter : Sugiono
Sabtu, 14 Maret 2020 10:00
Tak Disangka, Inilah Orang Pertama yang Dinyatakan Positif Virus Corona
Siapa manusia yang paling pertama terinfeksi virus COVID-19?

Dream - Di tengah kesibukan negara-negara di dunia mengatasi virus Corona baru atau COVID-19, ada satu pertanyaan besar yang selama ini menghantui pikiran setiap orang.

Pertanyaan besar tersebut adalah siapa orang pertama terinfeksi COVID-19 tersebut?

Menurut data yang dirilis Pemerintah China, orang pertama yang terinfeksi COVID-19 atau disebut dengan istilah patient zero ditemukan pada awal November 2019.

Temuan ini terungkap setelah melakukan identifikasi setidaknya terhadap 266 orang pada tahun lalu yang diduga positif virus Corona jenis baru. Seluruh pasien semuanya berada di bawah pengawasan medis pada saat itu.

Dari 266 orang itu akhirnya ditemukan patient zero atau manusia pertama yang terinfeksi COVID-19. Dia adalah seorang pria berusia 55 tahun.

Pria tersebut berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, yang belakangan diketahui sebagai pusat pandemi virus Corona baru.

Pemerintah China tidak mengungkap identitas lebih lengkap patient zero itu. Namun perlu diingat bahwa temuan ini tidak sepenuhnya konklusif karena beberapa kasus ditutupi setelah otoritas kesehatan menguji spesimen yang diambil dari beberapa pasien yang diduga terinfeksi Corona.

Patient zero dilaporkan pertama kali tertular virus COVID-19 pada 17 November 2019. Setelah itu, satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari, sebelum mencapai hingga 60 kasus pada 20 Desember 2019.

Dengan memahami bagaimana virus menyebar, dan mengetahui bagaimana kasus-kasus yang tidak terdokumentasi dan tidak terdeteksi mempercepat penyebaran virus, para peneliti berharap dapat menentukan skala sebenarnya dari ancaman COVID-19 ini.

Hingga Jumat, 13 Maret 2020, jumlah kasus orang terinfeksi virus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 134.930 kasus. Sementara jumlah pasien yang meninggal akibat terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 4.990 orang.

Dari ratusan ribu kasus virus COVID-19 tersebut, terdapat 70.396 orang yang dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut.

Sumber: World of Buzz

1 dari 4 halaman

Percaya Alkohol Bisa Lawan Virus Corona, 44 Warga Iran Tewas Keracunan

Dream - Penyebaran virus Corona baru, Covid-19, yang masif membuat warga Iran panik. Sebagian warga Iran bahkan menelan bulat-bulat berita tidak benar hingga berujung pada kematian.

Di Provinsi Khuzestan dan Alborz, Iran barat daya, setidaknya 44 orang meninggal dunia setelah keracunan alkohol. Sebelumnya mereka percaya kabar bohong yang menyebut alkohol bisa membubuh Covid-19.

Karena percaya dengan kabar yang beredar itu mereka menenggak alkohol dengan harapan tidak tertular Covid-19. Tapi ternyata kabar itu hanyalah berita hoaks belaka.

" Beberapa warga mendengar kabar bahwa minum alkohol dapat membantu mereka melawan virus corona. Jadi mereka meminumnya sebagai tindakan pencegahan," kata Ali Ehsanpour, juru bicara Universitas Ilmu Kedokteran Universitas Ahwaz kepada Mehr News Agency.

Menurut Ehsanpour, lebih dari 200 orang dirawat di rumah sakit di selatan Provinsi Khuzestan setelah minum alkohol yang terbuat dari metanol.

Bahan metanol biasa ditemukan dalam produk antibeku, pelarut, dan bahan bakar. Sebagian besar dari korban meninggal dunia akibat keracunan alkohol berbahan metanol tersebut.

Selain Khuzestan dan Alborz, korban tewas akibat keracunan alkohol berbahan metanol juga terjadi di wilayah barat Provinsi Kermanshah.

Karena minuman alkohol dilarang di Iran, warga mengakalinya dengan membeli alkohol untuk sanitasi tapi kemudian mengonsumsinya.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran melaporkan hingga Selasa lalu sebanyak 8.042 orang positif virus Corona dan 291 orang tewas akibat Covid-19.

Sedangkan jumlah warga Iran yang dinyatakan sudah sembuh dari virus Corona dilapoirkan mencapai 2.731 orang.

Sumber: FoxNews

2 dari 4 halaman

WHO Tetapkan Virus Corona Wabah Pandemik Global

Dream - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan Covid-19 sebagai wabah pandemik global. Ketetapan ini diumumkan pada Rabu malam waktu setempat atau Kamis pagi tadi.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kasus terkonfirmasi di luar China mengalami peningkatan tajam. Jumlah negara yang terjangkit pun semakin banyak.

" Dalam dua pekan terakhir jumlah kasus di luar China meningkat 13 kali lipat dan jumlah negara terdampak bertambah tiga kali lipat," kata Tedros, seperti dilaporkan CBNC.

Dia mengatakan beberapa negara bisa menekan dan mengendalikan wabah. Tetapi, dia marah ke sejumlah pemimpin dunia yang gagal bertindak cepat dan drastis untuk menahan penyebaran virus corona.

" Kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, juga oleh tingkat kelambanan yang mengkhawatirkan," kata dia.

Tudros menegaskan pihaknya telah memberikan peringatan kepada dunia untuk waspada sebelum wabah tersebut menjadi pandemik. " Kami sudah menyalakan alarm dengan keras dan jelas," kata dia.

3 dari 4 halaman

Kritik Pemimpin Dunia Kurang Tanggap Situasi

Kasus di China dan Korea Selatan, kata Tudros, telah menurun secara drastis. Sementara, 81 negara tidak memiliki kasus yang terkonfirmasi dan 57 negara punya 10 lebih kasus infeksi yang terkonfirmasi.

Dia juga kecewa masih ada negara yang kurang bertekad untuk melawan virus berbahaya ini. Tudros mengingatkan setiap negara dapat mengubah arah dari pandemik.

" Beberapa negara berjuang dengan kekurangan kapasitas. Beberapa negara berjuang dengan kekurangan sumber daya. Beberapa negara berjuang dengan kurangnya tekad," kata Tudros.

Jumlah kasus dan angka kematian akibat virus corona mengalami perubahan drastis dalam waktu singkat. Di Rabu malam, ada 121.564 kasus terkonfirmasi dan 4.373 pasien meninggal dunia berdasarkan data John Hopkins University.

Di luar China, kasus terkonfirmasi menjadi 32.778 dan sedikitnya terjadi di 109 negara per Kamis, 12 Maret 2020 pukul 03.00 pagi.

4 dari 4 halaman

Virus Corona Bisa Sebabkan Komplikasi Hingga Cuci Darah

Dream - Sejumlah pasien yang terpapar virus corona (Covid-19) berhasil sembuh. Sayangnya, banyak juga berakhir dengan kehilangan nyawa. Sebagian besar pasien yang meninggal dunia diketahui sudah lanjut usia atau memiliki riwayat penyakit.

Pada kondisi tertentu, virus corona memang bisa memperburuk keadaan pasien hingga menyebabkan komplikasi. Pada tahapan yang parah, bahkan pasien diharuskan menjalani prosedur hemodialisa atau cuci darah.

" Covid-19 adalah semacam infeksi akibat virus. Ada potensi bisa mengganggu organ lain. Bisa gangguan ke ginjal atau liver di stadium lanjut. Infeksi bisa terjadi di organ mana pun," ujar dr. Aida Lydia Sp.PD, Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia dalam acara peringatan Hari Ginjal Sedunia di Manhattan Hotel, Jakarta Selatan, Rabu 11 Maret 2020.

Aida juga menekankan bahwa jenis kuman yang sistemik seperti Covid-19 memang bisa mengganggu fungsi organ, termasuk ginjal. 

" Banyak yang mengatakan sampai dialisis. Hubungan covid-19 dan ginjal lebih ke komplikasi," jelasnya.

Penting untuk menjaga virus tersebut agar tidak menyebabkan komplikasi. Terutama pada penderita penyakit serius dan manula.

Beri Komentar