Dream – Fitnah Dajjal yang keji di akhir zaman menjadi kekhawatiran terbesar Rasulullah SAW. Kemunculan Dajjal di akhir zaman memang tak dapat terelakkan.
Sosok pendusta terbesar sepanjang masa ini akan menyesatkan manusia dengan membawa fitnah yang luar biasa.
Surga yang ditawarkan Dajjal adalah neraka, sedangkan neraka yang ditawarkan Dajjal adalah surga. Rasulullah SAW telah banyak mengingatkan hal ini dalam haditsnya.
Kekuatan Dajjal mampu menggerakkan banyak manusia untuk menjadi pengikutnya. Tidak ada yang bisa melawan Dajjal kecuali satu, yaitu Nabi Isa bin Maryam yang akan turun di akhir zaman. Allah SWT menurunkan Nabi Isa AS untuk mengakhiri kekuasaan Dajjal di muka bumi.
Namun demikian, ternyata kekhawatiran Rasulullah SAW atas umatnya di akhir zaman bukan hanya mengenai kemunculan Dajjal. Lantas hal lain apa yang dikhawatirkan Rasulullah SAW atas umatnya? Simak baik-baik penjelasannya berikut ini disertai hadits yang menjadi acuannya.
Rasulullah SAW selalu mengkhawatirkan umatnya. Bahkan saat sakaratul maut, beliau SAW selalu menyebut “ummati, ummati, ummati” yang artinya umatku. Ini menandakan bahwa beliau SAW sangat menaruh perhatian besar terhadap umatnya. Apalagi umat yang hidup di akhir zaman, di mana sudah jauh dari masa Nabi SAW dan dikhawatirkan sudah melenceng dari ajaran yang seharusnya.
Selain kemunculan Dajjal, ternyata ada kekhawatiran lain yang dirasakan Rasulullah SAW atas umatnya. Kekhawatiran ini tercantum dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad berikut ini:
Ada lagi riwayat lain yang memiliki esensi sama dengan hadits di atas. Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku tidak takut atas umatku kecuali para pemimpin yang menyesatkan, dan jika diletakkan pedang pada umatku, maka tidak akan diangkat dari mereka sampai Hari Kiamat.” (HR. Ibnu Hibban)
Kata “aimmatan” dalam hadits di atas adalah bermakna jamak yang artinya orang-orang yang diikuti, baik seorang pemimpin, khalifah, atau yang semisalnya. Kata tunggal dari “aimmatan” adalah imam.
Kalimat “aimmatan mudhilliin” dalam hadits tersebut bermakna para pemimpin yang diikuti banyak orang namun menyesatkan mereka dari jalan kebenaran Allah SWT. Para pemimpin ini termasuk para pejabat, pemimpin negara, pemerintah yang buruk, pemuka agama yang buruk, dan lain sebagainya.
Pemuka agama yang buruk menyebabkan daya rusak yang sangat dahsyat. Apalagi jika mereka memiliki pengikut yang banyak, ini bisa menyebabkan rusaknya agama.
Sebab para pemimpin dan pemuka agama yang buruk menanamkan racun fanatisme terhadap para pengikut yang kebanyakan orang awam.
Hal ini menyebabkan kebenaran apapun akan ditolak oleh para pengikutnya karena bukan keluar dari mulut pemuka yang dipujanya. Kebatilan dan kegelapan akan selalu dicari pembenarannya.
Pemimpin yang dzalim atau pemuka agama yang buruk juga akan membawa kerusakan bagi akidah dan kemanusiaan. Semoga kita semua terjaga dari pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Allahumma amin!
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN