Talenta Mengagumkan Di Balik Kekurangan Salwa

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 15 Agustus 2017 11:02
Talenta Mengagumkan Di Balik Kekurangan Salwa
Tak menyerah karena keterbatasan, Salwa terus membuktikan kemampuan yang dimilikinya.

Dream - Mohammad Salwa Aristotel menggerakkan kedua kakinya. Bukan untuk bermain bola, namun menggambar wajahnya sendiri.

Dengan panduan foto di gawai miliknya, Salwa menggambar di kamar tengah asrama Yayasan Pembinaan Anak Cacar (YPAC) Solo.

Kaki Salwa adalah tangan. Sedari kecil, Salwa tak memiliki kedua lengan. Meskipun memiliki jari, baju yang dia kenakan akan menutupi keseluruhan lengan mungilnya. Ya, lengannya tidak tumbuh sempurna, hingga bocah itu harus mengandalkan fungsi tangan pada kakinya.

Salwa tak hanya pandai menggoreskan tinta. Kemampuan Salwa di bidang seni musik menjadi buktinya. Dengan jari-jari di kedua kakinya, Salwa lincah bermain bermain organ ataupun bass.

Kelainan kongenital yang diderita Salwa rupanya tak menghalangi talenta seninya berkembang dengan cemerlang. Sedari kecil dia tumbuh laiknya kanak-kanak pada umumnya. Bersepeda, karambol hingga berlari-larian. Teman-temannya pun juga tak menganggapnya berbeda.

Orangtua Salwa memperlakukan putra sulungnya ini seperti anak kebanyakan. Hanya saja ketika makan saat kecil, Salwa selalu minta disuapi. Orangtuanya selalu memberikan dukungan pada Salwa, bahwa meski difabel dirinya juga bisa seperti yang lain.

“ Bapak ibu selalu dukung, nggak beda-bedain, “ kata Salwa.

Lompatan penting dalam hidup Salwa ialah ketika dia belajar menulis menggunakan kaki. Kebisaannnya menulis ini pun dibarengi dengan inteligensi yang tinggi.

Semasa bersekolah di SD LB Purwasari, Kudus, Salwa tergolong siswa yang pandai. Ia kerap mewakili sekolah dalam lomba mata pelajaran khususnya bidang IPA.

“ Sering mewakili sekolah, sampai tingkat kota. Biasanya berhenti di tingkat provinsi,“ ucap putra pasangan Aminul Musyadad dan Kurniati ini.

 

1 dari 2 halaman

Talenta itu Mulai Ditemukan

Talenta itu Mulai Ditemukan © Dream

Mengingat tingkat inteligensinya di atas rata-rata, walikelas Salwa di SD LB Purwasari, Hapsari Mamik, mendorong dia agar bersekolah di YPAC Solo. Alasannya, fasilitas di YPAC Solo lebih bagus.

“ Sekolah di YPAC Solo sejak tahun 2013. Asrama juga di YPAC. Biasanya ibu jenguk, atau kalau nggak pas liburan saya pulang naik bus sendiri ke Kudus,“ ujar Salwa.

Di YPAC Solo, Salwa menemukan banyak talenta dalam dirinya. Di kelas 2 SMP, Salwa belajar membatik, bermain musik hingga kelas melukis yang kelak dua tahun setelahnya akan membawanya ke Istana Negara.

" Sebenarnya saya lebih dulu belajar membatik, dan membatiknya menggunakana kaki. Dan ternyata bisa. Kemudian setelahnya belajar musik, awalnya pegang icik-icik (marakas)," ujar Salwa.

Guru kelas musik Salwa, Sugiyan Noor, mengakui bocah itu memiiki motivasi tinggi untuk menjajal hal baru, terutama di bidang seni. Sugiyan ingat betul saat dia pertama kali menawari muridnya ini untuk belajar musik. Tanpa pikir panjang, Salwa langsung menerima tawaran ikut kelas musik.

“ Orang kalau sudah punya niatan dan motivasi itu modal utama. Bagusnya lagi Salwa ini kategori anak yang dengan cepat dengerin feel musik, “ kata Sugiyan.

Kerja keras Salwa untuk mengembangkan talentanya membuahkan hasil. Salwa beberapa kali tercatat menjadi pemenang kejuaraan di bidang seni saat mewakili YPAC Solo.

Di antaranya juara 3 tingkat provinsi dalam FLS2N tahun 2016. Kemudian ia juga pernah memenangi Lomba Keterbakatan Pendidikan Khusus Layanan Khusus Pendidikan Dasar 2014.

Seiring waktu, jalan hidup yang penuh dengan coretan prestasi ditorehkan Salwa. Takdir sepertinya yang membuat Salwa melakoni aktivitas yang amat jarang bisa dilakukan orang lain.

Melukis keluarga Mike Pence

2 dari 2 halaman

Melukis Keluarga Wapres AS

Melukis Keluarga Wapres AS © Dream

Coretan prestasi ini bermulai saat kunjungan kerja Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Februari lalu. Kala itu dipamerkan lukisan karya anak SLB Negeri Solo.

Dalam kunjungan kerja Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) itu, Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla membeli karya anak-anak difabel. Beberapa karya yang mereka beli seperti lukisan yang menggambarkan wajah istri Presiden dan Wakil Presiden RI. 

Saat pertemuan itu, Iriana Jokowi juga meminta kepada guru SLB Negeri untuk dicarikan empat pelukis difabel yang akan dibawa ke Istana Bogor. Keempat pelukis difabel direncanakan melukis istri tamu negara dalam KTT IORA.

" Ibu Iriana bilang Istana membutuhkan empat bocah difabel yang pintar melukis. Pihak Jawa Tengah suruh mencarikan, akhirnya ketemu empat difabel, di antaranya tiga anak tuna rungu dan satu tuna daksa. Yang tuna daksa itu saya sendiri," jelas Salwa.

Keempat bocah difabel ini mendapat jatah sendiri-sendiri dalam melukis tamu negara dalam Spouse Program KTT IORA 2017 pada Maret lalu. Kebetulan Salwa mendapatkan jatah melukis istri Wapres Tanzania.

Selain itu, Salwa juga berkesempatan menggambar wajah Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence beserta istri dan tiga anaknya.

“ Wapres AS berkata jika lukisannya bagus. Namun, beliau sempat berkomentar jika wajah lukisan anaknya yang laki-laki tidak seganteng dalam gambar lukisan itu,” kata Salwa.

Selain melukis keluarga Wapres AS, Salwa kini juga sedang mengerjakan lukisan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana Jokowi. Lukisan tersebut mulai dikerjakan Salwa sejak dua hari lalu.

“ Dua malam lalu mulai melukis foto Pak Jokowi dan Ibu Iriana. Nantinya lukisan itu akan saya pajang di dinding kamar saya,” kata dia.

(Sah/Laporan: Ben Satria)

Beri Komentar