Buka Tas Pengemis Tajir Jaksel, Isinya Uang Rp194 Juta

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Sabtu, 30 November 2019 12:01
Buka Tas Pengemis Tajir Jaksel, Isinya Uang Rp194 Juta
Mulai berangkat mengemis pukul 06.00 WIB

Dream - Meski telah berulang kali dilakukan operasi, masih banyak masyarakat yang menyandarkan hidupnya dengan menjadi pengemis. Meski tak terjadi pada semuanya, ada kalanya kita mendengar seorang pengemis memiliki uang yang tak dimiliki kebanyakan orang. 

Inilah yang terungkap saat Petugas Dinas Sosial, Jakarta Selatan menggelar razia gelandangan dan pengemis di kawasan Gandaria. Dalam razia itu, petugas menjaring seorang pengemis kaya bernama Muklis.

Dari dalam tas yang dibawanya, petugas menemukan uang senilai Rp194,5 juta.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin mengatakan, uang tersebut terbagi dalam pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu dan Rp20 ribu.

" Uangnya ditaruh di tas semuanya," ujar Mursyudin saat dihubungi Liputan6.com, Jumat 29 November2019.

Mursyidin mengatakan, Suku Dinas Jakarta Selatan tak sembarangan menangkap pengemis yang beroperasi di daerah. Petugas terlebih dahulu akan memantau pergerakan para pengemis.

 

1 dari 5 halaman

Kebanyakan Uangnya Masih Baru

" Kami tidak serta-merta menangkap, kami rekam bagaimana pengemis beraksi. Biasanya di depan bank, minimarket, dan tempat-tempat yang berpotensi orang-orang memberikan uang Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu," ucap dia.

Dari pantauan petugas, Muklis diketahui selalu berangkat pukul 06.00 WIB dari rumahnya di Bukit Indah Ciputat, Tangerang. Muklis biasa mengemis di tempat-tempat strategis di Jakarta Selatan seperti Kebayoran Baru, dan Kebayoran Lama.

Dari uang yang didapatnya dari mengemis, Muklis kemudian menukarkan ke bank dengan jumlah Rp20 ribu, Rp50 ribu danRp100 ribu.

" Dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu sehingga uang dia bagus-bagus," kata dia.

 

 

2 dari 5 halaman

Target Kumpulkan Rp200 Juta

Kepada petugas, Muklis mengaku memiliki target dapat mengumpulkan uang hingga Rp200 juta dari mengemis. Uang tersebut akan digunakan sebagai modal usaha dan membangung rumah di kampungnya, Jambi.

" Uang dan pengemis ada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya. Duitnya nanti dikembalikan," ujar dia.

Muklis rupanya bukan kali pertama terjaring petugas. Pada 2017, dia pernah diamankan petugas dan kedapatan membawa uang Rp82 juta.

" Yang pertama kami masukan ke panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, kemudian kami hubungi keluargannya. Setelah dibina, sanak keluarga menjemput ya dipulangkan. Singkat cerita mereka membuat pertanyaan tidak mengemis. Tapi nyatanya tidak demikian," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Ady Nugraha)

 

3 dari 5 halaman

Kisah Menyentuh Mahasiswi Bertemu Pengemis yang Ternyata Mantan Dosen

Dream - Faye Ares mungkin tidak akan melupakan kejadian saat disapa seorang pengemis tua di depan sebuah pusat perbelanjaan.

Melalui Facebooknya, mahasiswi asal Filipina ini bercerita saat hendak belanja, tiba-tiba seorang pengemis menyapanya dari belakang.

Dengan sopan, pengemis tua itu mengatakan kalau dia tidak minta uang, tapi makanan karena sudah lapar.

" Jangan marah ya, maaf mengganggu. Saya tidak minta uang, cuma mau makan karena betul-betul lapar," kata pengemis itu.

4 dari 5 halaman

Fasih Berbahasa Inggris

Faye terkejut karena cara bapak tua itu meminta tidak seperti pengemis lainnya. Apalagi pengemis itu bicara dalam bahasa Inggris yang sangat fasih.

Karena merasa kasihan, Faye akhirnya mengajak bapak tua itu makan di restoran cepat saji di pusat perbelanjaan itu.

Gadis Filipina itu juga ingin mengorek rahasia tentang pengemis berusia 70 tahun yang ternyata fasih berbahasa Inggris itu.

5 dari 5 halaman

Mantan Dosen di Universitas Terkemuka

Setelah berbincang, Faye terkejut karena bapak tua itu adalah lulusan Universitas Ateneo Manila jurusan Ekonomi.

Lebih mengejutkan lagi, bapak bernama Jansen Locsin itu pernah jadi dosen di Universitas Filipina.

Dia pernah berbisnis di bidang perdagangan mata uang asing sebelum akhirnya jatuh bangkrut.

Jansen menjelaskan dia ke Cebu untuk menjalankan bisnisnya. Tetapi sayang, bisnisnya gagal.

Karena tidak ada uang tersisa sedikitpun, Jansen terlunta-lunta di Cebu dan tidak bisa kembali ke Manila.

Beri Komentar