Indahnya Toleransi Saat Halaman Masjid Dipakai Ibadah Jemaah Katedral

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 28 Agustus 2019 19:00
Indahnya Toleransi Saat Halaman Masjid Dipakai Ibadah Jemaah Katedral
Pengurus masjid telah mengizinkan misa digelar karena lokasi rumah duka yang sempit.

Dream - Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara dengan toleransi tinggi. Meski ada ratusan suku, bahasa dan beberapa agama, masyarakat Indonesia tetap rukun dan saling menghargai satu sama lain.

Itulah yang dirasakan masyarakat di Cempaka Putih, Jakarta Selatan. Dikutip dari akun Facebook, Jeferson Goeltom, dia mengunggah sebuah foto keluarganya sedang melakukan kebaktian penutupan peti.

Bukan di dalam gereja, ibadah tersebut digelar umat Kristiani di depan halaman masjid.

" Hari ini mengikuti kebaktian tutup peti, di mana istri keponakan meninggal dunia, karena satu hal lokasi rumah di gang sempit dan peti tidak bisa masuk ke dalam rumah, ada kejadian yang luar biasa yang kami rasakan karena di izinkan beribadah di depan masjid," tulis Goelton seperti diakses Dream, Rabu, 28 Agustus 2019.

Tak lupa, dia juga menuliskan ucapan terima kasih kepada pengurus masjid yang telah mengizinkan prosesi tutup peti dilakukan di halaman masjid.

" Terima kasih saudaraku pengurus masjid dan masyarakat di sekitar atas bantuan dan `Toleransi yang Super Tinggi`," kata dia.

1 dari 6 halaman

Unggahan tersebut telah dibagikan dan dikomentari lebih dari lima ribu kali. Kebanyakan dari warganet bangga dengan toleransi yang ditunjukan masyarakat kedua agama itu.

Untuk memastikan masjid tersebut berada di wilayah Cempaka Putih, Dream mencoba menelusuri menggunakan aplikasi Google Street.

Masjid tersebut bernama Masjid Darussalam yang berada di Cempaka Baru, Jalan Cempaka Baru Tengah, Jakarta Pusat.

Berdasarkan kecocokan atap, tangga depan pintu dan tulisan yang ada di jendela, ada kesamaan foto dari yang diunggah Goeltom dengan yang ada di Google Street.

 

2 dari 6 halaman

Umat Kristiani Kebaktian di Halaman Masjid di Cempaka Putih

Kebaktian di halaman masjid di Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Foto: Facebook/Jeferson Goeltom)

Menurut keterangan warga yang rumahnya dekat Masjid Darussalam, Chustur Triatmodjo, masjid mengizinkan kebaktian tutup peti karena rumah keluarga tersebut berada di gang.

" Masjid-masjid di daerah Cempaka Putih memang rata-rata solidaritasnya tinggi, karena banyak penghuni di sini agama Kristen," katanya melalui aplikasi Messenger.

Selain itu, kata dia, warga yang beragama Kristen juga sering melakukan ibadah di rumahnya. Ibadah itu tidak pernah mendapat gangguan dari warga umat lain.

3 dari 6 halaman

Indahnya Toleransi Saat Pasangan Non-Muslim Ikut Tunggu Waktu Buka Puasa

Dream - Toleransi antar pemeluk agama menjadi hal yang sedikit langka di era sekarang. Gesekan antar umat beragama sering terjadi hanya karena masalah sepele.

Namun, kerukunan antar pemeluk agama yang berbeda terlihat begitu indah di Malaysia.

Dilansir World of Buzz, seorang netizen bernama Mohd Fuzaimie membagikan momen mengharukan di Facebook.

Momen berupa toleransi antar pemeluk agama di sebuah restoran cepat saji itu begitu menyentuh.

4 dari 6 halaman

Ikut Menunggu Hingga Waktu Buka Puasa

Fuzaimie membagikan bagaimana pasangan suami istri non-Muslim rela menunggu umat Islam berbuka sebelum akhirnya ikut makan juga.

Pasangan Tionghoa itu bisa saja makan pesanan mereka begitu pelayan mengantarkan makanan ke meja mereka.

Tapi apa yang diperbuat pasangan tersebut sungguh layak dapat pujian. Mereka ikut menunggu hingga waktu buka puasa.

Mereka ingin menghormati umat Muslim yang memang sedang menunggu waktu buka puasa dengan memesan makanan lebih awal.

5 dari 6 halaman

Dibujuk Makan Duluan, Bersikeras Menunggu Buka Puasa

Dalam postingan, Fuzaimie menceritakan bagaimana pria China itu bertanya apakah Muslim baru makan jam 7 malam.

Fuzaimie menjawab bahwa Muslim baru boleh makan jam 7.10. Saat itu waktu buka puasa kurang 15 menit lagi.

" Kami (Muslim) baru boleh makan jam 7.10, kalau Paman bisa makan sekarang," tulis Fuzaimie.

Tapi pria itu memberikan jawaban yang sungguh menyejukkan hati.

" Tidak apa-apa. Kami bisa menunggu agar bisa makan sama-sama," kata pria China itu.

 

6 dari 6 halaman

`Terima Kasih`

Meski Fuzaimie sudah membujuk pria China itu untuk makan duluan, tapi dia tetap bersikeras untuk menunggu hingga waktu buka puasa.

Setelah 15 menit, mereka pun ikut menikmati makanan yang dipesan bersama pelanggan Muslim yang berbuka puasa.

" Terima kasih atas penghormatannya kepada kami, Muslim dan Melayu," kata Fuzaimie kepada pria itu.

Banyak netizen yang memuji pria China karena penuh pengertian dan perhatian.

Sebenarnya sebagian besar Muslim akan baik-baik saja jika orang-orang makan di sekitar mereka.

Tetapi tindakan pria itu untuk ikut menunggu buka puasa telah memperlihatkan semangat toleransi sejati.

Beri Komentar