Foto: The Vocket
Dream - Sebuah universitas di Thailand membuka jurusan baru yang membuat masyarakat negara lain mungkin keheranan. Rangsit University, nama kampus itu diketahui membuka jurusan budidaya mariyuana.
Seperti dilansir dari The Vocket, kampus swasta yang terletak setengah jam dari ibu Kota Thailand itu, membuka jurusan untuk program sarjana atau S1.
Kurikulum jurusan budidaya tanaman yang dilarang di banyak negara di dunia itu mencakup sejarah mariyuana, teknologi budidaya ganja di dalam maupun luar ruangan, serta mendorong penelitian manfaat medis dari mariyuana.
Rangsit University merupakan universitas pertama di dunia yang menawarkan pendidikan sarjanan dibidang ganja.
Angkatan pertama program studi ini dijadwalkan mulai belajar pada Agustus 2019. Kehadirannya membuat jurusan budidaya ganja itu sebagai yang termuda di Fakultas Pertanian Rangsit University.
Nantinya, mahasiswa yang telah menginjak semester lima akan memperoleh kesempatan mendalami spesialiasi keilmuan.
Terdiri dari empat konsentrasi seperti halnya sejarah mariyuana, budidaya dasar, kultivasi dan perkembangan strain ganja, serta penggunaan medis marihuana.
Pihak kampus berharap program ini dapat mempersiapkan mahasiswanya menjadi pengusaha di industri ganja atau bekerja pada bidang pertanian mariyuana di wilayah dunia yang melegalkannya.
Adanya jurusan budidaya ganja di Rangsit University merupakan dampak dari dilegalkanya ganja medis oleh pemerintah Thailand yang berlaku sejak akhir 2018 lalu.
Dream - Pada 30 Agustus lalu, seorang pria berusia 29 tahun dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Tinggi Shah Alam, Malaysia.
Pria itu kedapatan memiliki 3.1 liter minyak ganja, 279 gram ganja mampat dan 1.4kg obat-obatan yang mengandung tetrahydrocan nabinol (THC).
Namun ternyata, simpanan ganja pria itu ia gunakan untuk untuk sebuah metode pengobatan alternatif. Pria ini mengklaim sudah berhasil menyembuhkan hampir 800 pasien dengan metode tersebut.
Banyak netizen Malaysia yang mengatakan bahwa seseorang yang menggunakan ganja untuk tujuan baik dan bukan untuk kepentingan pribadi tak pantas dijatuhi hukuman mati.
Menurut laporan Bloomberg, berkaca dari kasus itu, pemerintah Malaysia kedepannya akan melegalkan ganja untuk keperluan medis.
Malaysia akan menjadi negara pertama di Asia yang melakukannya.
Menteri Air, Tanah dan Sumber Daya Alam Malaysia, Xavier Jayakumar mengatakan, kabinet sedang mendiskusikan masalah ini dan mungkin akan merancang undang-undang tentang penggunaan mariyuana dalam dunia kedokteran.
Namun, Xavier menambahkan untuk kelancaran terciptanya proposal itu akan membutuhkan waktu dan dukungan dari anggota kabinet lainnya.
" Ini akan membutuhkan dukungan. Pandangan pribadi saya jika memiliki nilai medis, itu harus menjadi barang kontrol dan dapat digunakan oleh Departemen Kesehatan sebagai resep obat, " ucap Xavier.
Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan pemerintah harus merevisi hukum terkait ganja di bidang kedokteran.
Seperti diketahui, di dunia, Kanada adalah salah satu negara paling awal yang terlihat serius pada pengobatan ganja
Negara dengan bendera Daun Mapel itu akan menciptakan industri ganja seharga US$ 60 miliar di masa depan.
Dream - Komika Uus mengucapkan pengakuan mengejutkan. Dia mengaku pernah mengonsumsi narkoba jenis ganja saat masih berstatus mahasiswa.
" Gue zaman kuliah pernah nyoba banyak, ya yang gue coba ganja," kata Uus saat di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat 26 Juli 2019.
Uss mengaku tidak lama mengonsumsi barang haram tersebut. Ini lantaran saat memakai ganja, hidupnya jadi tidak produktif.
" Ada yang bilang pakai ganja biar produktif, tapi pas gue nyoba malah tidak jadi produktif. Jadi genjrang genjreng sendiri, main hape sendiri," katanya.
Foto : kapanlag.com
Menurut Uus, pengakuan sederet artis yang mengatakan usai konsumsi ganja jadi produktif dan mudah tidur dianggap keliru. Sebab, yang terjadi kata dia justru sebaliknya.
" Yang dipakai untuk jaga stamina biasanya sabu, kalau untuk bisa tidur nyenyak ada anggur merah, tapi jangan banyak-banyak minumnya, jadi muter ntar pas merem," tuturnya.