Vaksin AstraZeneca
Dream - Vaksin AstraZeneca diklaim sangat efektif memberikan kekebalan terhadap Covid-19 setidaknya satu tahun usai dosis pertama. Sementara setelah suntikan dosis kedua, vaksin ini dapat memberikan respon imun yang kuat.
" Hal ini merupakan berita baik bagi negara-negara dengan persediaan vaksin yang terbatas, yang mungkin khawatir terhadap keterlambatan pemberian dosis kedua vaksin di negara mereka," ujar Chief Investigator & Director Oxford Vaccine Group di Universitas Oxford, Sir Andrew J Pollard.
Sub analisis percobaan COV001 dan COV002 yang dipimpin Oxford menunjukkan vaksin AstraZeneca memberikan respons imun kuat setelah interval dosis kedua diperpanjang 45 pekan. Ataupun setelah pemberian dosis ketiga.
Analisis tersebut melibatkan sukarelawan usia 18-59 tahun yang sudah terdaftar. Mereka telah menerima satu dosis maupun dua dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca.
" Terdapat respons yang sangat baik untuk dosis kedua, bahkan setelah penundaan 10 bulan dari dosis pertama," kata Pollard.
Dalam artikel yang diterbitkan di server pre-print The Lancet, antibodi usai dosis pertama tetap di level tinggi selama satu tahun. Kemudian, meski interval dosis kedua diperpanjang selama 45 pekan, respons antibodi meningkat 18 kali lipat dalam waktu 28 hari setelah penyuntikan.
Sedangkan dalam jeda 45 pekan tersebut, didapat temuan titer antibodi empat kali lebih tinggi dibandingkan jeda 12 hari dari dosis pertama ke dosis kedua. Ini menunjukkan interval pemberian dosis yang lebih lama tidak mengurangi efektivitas vaksin, namun justru dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat.
Selain itu, dosis ketiga yang diberikan setidaknya 6 bulan setelah dosis kedua dapat meningkatkan antibodi enam kali lipat mempertahankan respons sel T. Dosis ketiga juga menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha (B1117, 'Kent'), Beta (B1351, 'Afrika Selatan') dan Delta (B16172, 'India').
Baik dosis kedua yang diperpanjang intervalnya dan dosis ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca kurang reaktogenik dibandingkan dengan dosis pertama.
" Penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa vaksin kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan tahan lama, untuk meningkatkan keyakinan mengenai perlindungan jangka panjang," kata Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D, Sir Mene Pangalos.
Dream - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Pemicunya, vaksin ini diklaim bisa menyebabkan penggumpalan darah.
Pihak AstraZeneca segera bergerak melakukan peninjauan pada produknya. Hasilnya, mereka mengklaim orang menjalani vaksinasi dengan produk AstraZeneca tidak ada yang menunjukkan risiko penggumpalan darah.
Peninjauan dilakukan AstraZeneca kepada lebih dari 17 juta orang tervaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Seluruhnya tidak menunjukkan indikasi yang disangkakan otoritas kesehatan sejumlah negara.
" Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam kelompok usia yang ditentukan, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," demikian pernyataan AstraZeneca, dikutip dari Channel News Asia.
Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan tidak ada indikasi yang mengarah pada kejadian penggumpalan darah akibat vaksinasi. Pandangan ini sebelumnya juga disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Otoritas pembuatan obat di Eropa itu menyatakan sejauh ini ada 15 kejadian trombosis vena dalam dan 22 kejadian emboli paru yang telah dilaporkan. Kejadian ini serupa dengan vaksin Covid-19 berlisensi lain.
" Perusahaan telah dan sedang menjalankan pengujian tambahan bekerja sama dengan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada satupun hasil uji ulang menunjukan hasil mengkhawatirkan. Laporan keamanan bulanan akan disampaikan ke publik lewat laman EMA pada pekan berikutnya," demikian ungkap AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca dikembangkan melalui kerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat di Uni Eropa dan banyak negara lain namun belum dari regulator Amerika Serikat.
AstraZeneca kini tengah mempersiapkan dokumen untuk izin penggunaan darurat (EUA) di AS. Mereka berharap data uji klinis tahap III akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN