Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (Foto: Shutterstock)
Dream - Muncul banyaknya kekhawatiran terkait isu trombotik atau penggumpalan darah, AstraZeneca akhirnya buka suara. Adapun hingga kini Indonesia juga turut menunda penggunaan vaksin asal Inggris itu.
Chief Medical Officer Ann Taylor mengatakan, sekitar 17 juta orang di Uni Eropa dan Inggris telah menerima vaksin AstraZeneca.
Jumlah kasus pembekuan darah yang dilaporkan dalam kelompok ini, lebih rendah daripada ratusan kasus yang diperkirakan terjadi pada masyarakat umum.
" Pandemi ini telah meningkatkan perhatian dalam kasus individu. Kami akan melakukan upaya lebih dibanding praktik standar dalam memantau keamanan obat-obatan yang diedarkan terkait dengan pelaporan kejadian akibat vaksin, untuk memastikan keamanan publik," ujar Taylor dalam pernyataan resmi yang diterima Dream.co.id, Selasa 16 Maret 2021.
Lebih lanjut ia menambahkan, data keamanan dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan vaksin Covid-19 AstraZenece, tidak menunjukkan adanya bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam (DVT) atau tromositopenia.
Pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh pihaknya dan juga secara independen oleh otoritas kesehatan Eropa, serta tidak satu pun dari tes ulang ini diklaim menunjukkan kekhawatiran.
" Selama produksi vaksin, lebih dari 60 pengujian kualitas dilakukan oleh AstraZeneca, mitranya, dan lebih dari 20 laboratorium pengujian independen. Semua tes perlu memenuhi kriteria ketat untuk kontrol kualitas dan data ini dikirimkan ke regulator di setiap negara ataupun wilayah untuk peninjauan independen sebelum batch apa pun dapat dirilis ke negara-negara tersebut," jelas dia.
Keamanan bagi seluruh masyarakat akan selalu diutamakan. AstraZeneca akan terus mengkaji masalah ini dengan ketat, walaupun bukti yang tersedia tidak mengkonfirmasi bahwa vaksin adalah penyebabnya.
Saat ini, sebagian besar negara tetap melanjutkan penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca seperti Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol dan yang lainnya.
Dream - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Pemicunya, vaksin ini diklaim bisa menyebabkan penggumpalan darah.
Pihak AstraZeneca segera bergerak melakukan peninjauan pada produknya. Hasilnya, mereka mengklaim orang menjalani vaksinasi dengan produk AstraZeneca tidak ada yang menunjukkan risiko penggumpalan darah.
Peninjauan dilakukan AstraZeneca kepada lebih dari 17 juta orang tervaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Seluruhnya tidak menunjukkan indikasi yang disangkakan otoritas kesehatan sejumlah negara.
" Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam kelompok usia yang ditentukan, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," demikian pernyataan AstraZeneca, dikutip dari Channel News Asia.
Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan tidak ada indikasi yang mengarah pada kejadian penggumpalan darah akibat vaksinasi. Pandangan ini sebelumnya juga disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Otoritas pembuatan obat di Eropa itu menyatakan sejauh ini ada 15 kejadian trombosis vena dalam dan 22 kejadian emboli paru yang telah dilaporkan. Kejadian ini serupa dengan vaksin Covid-19 berlisensi lain.
" Perusahaan telah dan sedang menjalankan pengujian tambahan bekerja sama dengan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada satupun hasil uji ulang menunjukan hasil mengkhawatirkan. Laporan keamanan bulanan akan disampaikan ke publik lewat laman EMA pada pekan berikutnya," demikian ungkap AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca dikembangkan melalui kerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat di Uni Eropa dan banyak negara lain namun belum dari regulator Amerika Serikat.
AstraZeneca kini tengah mempersiapkan dokumen untuk izin penggunaan darurat (EUA) di AS. Mereka berharap data uji klinis tahap III akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR