Jangan Lelah Terapkan Protokol Kesehatan...

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 17 Desember 2020 15:01
Jangan Lelah Terapkan Protokol Kesehatan...
Masyarakat diminta tidak lelah menerapkan protokol kesehatan meski sudah ada vaksin.

Dream - Jubir Vaksinasi dan Perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat tidak lelah menerapkan protokol kesehatan meski sudah ada vaksin.

Dia mengajak masyarakat tetap memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak atau 3M.

" Kami juga mendengar masyarakat mulai lelah menerapkan 3M, sehingga ada pemikiran tidaknya percaya Covid, kenapa saya dibatas batasi, tentunya masalah psikologis terkait hal ini harus kita ingatkan ke masyarakat karena 3M itu adalah pertahanan pertama kita," kata Siti dalam diskusi ruang Merdeka 'Efektifkah Vaksin Covid-19?', Rabu 17 Desember 2020.

 

1 dari 4 halaman

3M Kunci Lawan Pandemi

Nadia menuturkan, 3M adalah upaya melawan corona secara bersama-sama. Tetapi, perlu ditambahkan vaksinasi supaya muncul kekebalan kelompok yang kuat dengan perpaduan 3M.

" Dengan vaksin ini akan ada herd immunity, dengan kekebalan kelompok itu kita harapkan lebih kuat melawan infeksi virus," ucapnya.

Nadia berharap dengan adanya 3M dan vaksin, rantai penularan corona menjadi menyusut. Virus itu semakin lemah menular ke masyarakat.

" Diharapkan virus yang beredar semakin turun, istilahnya kalau tentaranya makin sedikit, makin enggak kuat kan kalau perang," pungkasnya.

Sumber: merdeka.com

 

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 4 halaman

70% Penduduk RI Harus Divaksin Agar Herd Immunity Tercapai

Dream - Presiden Joko Widodo mengatakan vaksinasi akan dijalankan secara bertahap mulai Januari 2021. Dijalankan setiap bulan, presiden berharap vaksinasi ini bisa menyasar sekitar 70 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.

" Dimulai bulan Januari akan dilakukan vaksinasi oleh pemerintah, diberikan gratis kepada masyarakat. Tapi ini memang perlu tahapan," ujar Jokowi, disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan vaksinasi memang memerlukan waktu. Apalagi jika melihat target minimal orang divaksin agar tercipta herd immunity atau kekebalan kelompok.

" Sebab yang divaksin ini minimal itu kurang lebih 67 persen. 70 persen penduduk harus divaksin," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, tidak semua penduduk perlu divaksin. Semisal dalam lingkup Rukun Tetangga (RW) tentu ada anak-anak dan lansia.

" Karena vaksinnya belum diujikan (untuk anak-anak dan lansia)," kata dia.

Lebih lanjut, Jokowi apabila 70 persen masyarakat sudah divaksin, maka sisanya sebanyak 30 persen tidak perlu mendapatkan vaksinasi. " Karena lingkungannya sudah bersih semua," ucap Jokowi.

 

3 dari 4 halaman

Vaksinasi Akan Dimulai Januari 2021

Dream - Presiden Joko Widodo menargetkan proses vaksinasi Covid-19 akan mulai dijalankan pada Januari 2020. Saat ini, Indonesia telah mendapat kiriman 1,2 juta dosis vaksin Covid-19.

" Vaksinnya sudah ada tapi akan dimulai vaksinasinya di bulan Januari," ujar Jokowi saat memberikan bantuan untuk modal usaha kepada pelaku UKM di Istana Negara, disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden.

Meski sudah memasang target, presiden berharap masyarakat untuk bersabar mendapat vaksinasi. Di tahap awal, vaksin Covid-19 akan diberikan kepada kelompok prioritas.

" Karena memang nanti yang kita berikan prioritas tentu saja yang awal itu adalah para dokter dan perawat, yang berada di rumah sakit itu semuanya, suntik vaksin semuanya," kata Jokowi.

Dilanjutkan dengan vaksinasi kepada anggota TNI-Polri karena harus bertugas menjaga kedaulatan negara serta menjaga ketertiban keamanan negara.

" Setelah itu bisa ke guru dan setelah itu bisa ke semuanya kita akan mendapatkan vaksinasi gratis," ucap Jokowi.

 

4 dari 4 halaman

182 Juta Jiwa Akan Divaksin

Jokowi juga mengingatkan proses vaksinasi tentunya membutuhkan waktu. Sebab jumlah orang yang harus divaksin tidaklah sedikit.

" Hitungan terakhir itu 182 juta (jiwa). Artinya apa? Menyuntik vaksin itu memerlukan waktu," terang Jokowi.

Sedangkan kehalalan, Jokowi meyakinkan sejak awal telah melibatkan Kementerian Agama. Juga mengikutsertakan Majelis Ulama Indonesia untuk mengawal kehalalan vaksin.

" Dan ini memang keadaan darurat," ucap Jokowi.

Beri Komentar