Kericuhan Di Kongres V PAN (Liputan6.com/Nanda Perdana)
Dream - Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara berujung ricuh. Sejumlah peserta saling melempar kursi. Seorang diduga peserta kongres bahkan tertangkap kamera tengah memukulkan kursi ke peserta lain.
Ketua DPW PAN Sulawesi Barat, Asri Anas, mengatakan 30 orang peserta sidang mengalami luka. Mereka adalah pendukung calon ketua umum PAN, Mulfachri.
" Setelah skorsing dicabut, kami masuk lalu kami diserbu, ada sekitar 50 orang yang menyerbu melalui tangga bekalang lalu ke atas," kata Asri, dikutip dari Merdeka.com.
Asri mengatakan 30 orang yang terluka itu mengalami pendarahan di bagian kepala akibat terkena lemparan kursi. Tetapi, dia enggan menyebut nama-nama para korban yang saat ini tengah menjalani perawatan.
Koordinator Konsolidasi Lapangan Tim Pemenangan Mulfachri-Hanafi itu mengatakan pihaknya sedari awal tidak pernah memancing masalah. Dia pun meminta Ruang Rapat Utama Kongres disterilkan dari bukan pemilih.
" Kami meminta ada verifikasi peserta kongres yang sudah jadi keputusan SC namun mereka tidak mau keluar dari ruangan, begitu kondisinya," kata dia.
Video mengenai kericuhan di ruang kongres pun beredar di dunia maya. Salah satunya diunggah pada akun Twitter @digeeembo.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik, kerusuhan bermula saat terjadi cekcok di antara para peserta sidang. Peserta kemudian terpecah menjadi dua kubu.
Terjadi aksi saling dorong antara dua kubu. Lalu berlanjut ke tindak pemukulan.
Beberapa saat kemudian, sejumlah peserta mulai saling melempar kursi pengunjung. Dalam sekejap aksi tersebut berujung menjadi hujan kursi.
Sejumlah personil kepolisian seketika masuk dan mencoba mengendalikan situasi. Sebagian peserta terus melakukan pelemparan.
Widih Cadas..
Ini kongres PAN apa Anak STM ketemu anak Texas di Cipete? pic.twitter.com/xMpzqTRjnd— el diablo • ?? • ???? • digembok e-nya tiga (@digeeembok)February 11, 2020
Dream – Demonstrasi di daerah DPR membuat PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengubah pola operasional KRL.
Pusat aksi massa berada di sekitar depan dan belakang gedung DPR. Di arah belakang gedung DPR, stasiun terdekat adalah Stasiun Palmerah. Penjualan tiket di stasiun ini terpaksa ditutup.
Alhasil, KRL rute lintas Tanah Abang – Serpong/Parung Panjang/Maja/Rangkas Bitung hanya sampai Stasiun Kebayoran.
“ Pengguna KRL dengan tujuan arah Serpong/Parung Panjang/ Maja/ Rangkas Bitung kami imbau untuk naik KRL langsung dari Stasiun Kebayoran,” kata VP Corporate Communication, Anne Purba, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Senin 30 Oktober 2019.
Rekayasa operasional ini berlaku sejak pukul 16.55 WIB. Rekayasa ini dilakukan mengingat KRL tidak dapat melintas di jalur antara Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Palmerah. Ini karena sejumlah lokasi di sepanjang jalur itu dipenuhi kerumunan massa.
Untuk menyesuaikan dengan rekayasa operasi ini, penjualan tiket di Stasiun Palmerah juga telah ditutup.
KCI menghimbau pengguna untuk selalu menjaga ketertiban dan keamanan bersama dengan mengikuti aturan dan tata tertib yang ada, saat berada di stasiun maupun di dalam KRL. Pengguna KRL juga diminta mengikuti aturan terkait jenis dan ukuran bawang bawaan yang diizinkan.
“ Pengguna juga kami minta untuk selalu mengutamakan keselamatan dengan tidak naik ke dalam KRL yang telah penuh,” kata dia. (ism)
Dream - Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara tidak menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR.
Koordinator Pusat BEM Nusantara, Hengky Primana mengatakan, belum mengeluarkan instruksi aksi saat rapat paripurna terakhir DPR RI. Sikap itu diambil BEM Nusantara karena khawatir ada penumpang gelap saat unjuk rasa.
" Dari BEM Nusantara tidak turun berdemo di depan Gedung DPR. Kita berembuk dengan teman-teman, saya melihat aksi 23-24 (September) banyak penumpang-penumpang gelap, nah itu yang kita khawatir (demo hari ini)" kata Hengky dilaporkan Liputan6.com, Senin, 30 September 2019.
Hengky tak mempermasalahkan elemen masyarakat yang menggelar demonstrasi bersama mahasiswa hari ini, selama mengusung visi yang sama dengan mahasiswa.
" Selagi masih bisa saling menjaga ketertiban ya bagus, asal jangan ada miskomunikasi yang membuat hal yang tidak diinginkan terjadi," ucap dia.
Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) ini mengatakan, BEM Nusantara menyepakatai upaya judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait UU KPK. Langkah ini diambil karena Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang diterbitkan Jokowi bisa ditolak DPR.
" Kami tidak menolah secara keseluruhan, tapi ada poin-poin dalam RUU KUHP dan UU KPK yang harus direvisi lagi. Nah, rencananya kami akan menempuh judicial review sesuai jalur hukum yang ada di Indonesia, karena bagi saya itu adalah keputusan mutlak ketika sudah diputuskan oleh MK," kata dia.
Sumber: Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker