(Foto: Shutterstock)
DREAM - Mua'dz bin Jabal adalah salah satu Sahabat dari golongan Anshor yang kisahnya banyak diceritakan dalam berbagai riwayat Rasulullah. Pemuda tampan tanpa jenggot ini sudah memeluk Islam kala usia masih 18 tahun.
Sebuah riwayat mengisahkan Mu'adz adalah satu dari empat sahabat yang mengumpulkan tulisan Al Quran semasa Nabi Muhammad SAW. Bahkan Rasulullah pernah meminta para sahabat belajar mengenai Quran kepada Mua'dz.
Semasa hidupnya Mua'dz bin Jabbal memiliki banyak prestasi seperti penghafal Quran, salah satu yang mengikuti Bai'atul Aqabah II, serta satu dari enam orang yang diberi wewenang oleh Rasulullah untuk memberikan fatwa.
Mengutip laman islam.nu.or.id, dalam salah satu hadist yang diriwayatkan sendiri oleh Mu'adz disebutkan jika merupakan dirinya salah satu sahabat yang dicintai Rasulullah.
Hingga sekarang, mata rantai sanad hadits yang terkenal dengan sebutan hadits musalsal bil mahabbah tersebut masih diabadikan sebagian kalangan.
Biasanya hadits ini diberikan khusus kepada orang yang dicintai semisal guru kepada murid yang telah menuntaskan semua bidang keilmuan atau karena alasan-alasan lain.
Hadist yang disebutkan Mu'adz bin Jabal tersebut adalah seperti berikut:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya: " Dari Muadz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’ Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allâhumma aínnî 'alâ dzikrika wa syukrika wa husni 'ibâdatik
Artinya: 'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’."
Pada hadits di atas, Muadz kemudian mewasiatkan kepada as-Sunâbihiy yang lalu meriwayatkannya kepada Abdurrahman.
Cendera mata Nabi tidak berupa harta benda yang akan mudah lenyap. Tapi yang diberikan adalah doa spesial. Dengan begitu, semua umat Islam bisa ikut mengamalkan cendera mata tersebut. Berbeda jika berupa pakaian. Hanya bisa dipakai Muadz sendiri. Inilah pemberian yang manfaatnya luas.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN