Ilustrasi (Foto: Science Alert)
Dream – Orang tua diperingatkan untuk mewaspadai saat gejala inflamasi Covid-19 yang langka ini menyerang anak-anak. Meskipun sebagian besar anak-anak terhindar dari virus corona Covid-19, namun ada kemungkinan seorang anak akan terserang sindrom peradangan.
Dilansir dari Science Alert, sindrom ini menyebabkan pasien anak-anak merasa pembuluh darah di dalam tubuhnya terbakar.
National Health Service (NHS) Inggris, telah mengingatkan masyarakat tentang adanya kenaikan jumlah kasus Covid-19 pada anak kecil yang memperlihatkan gejala gabungan dari syndrom shoc toxic dan penyakit kawasaki.
Menteri kesehatan Prancis, Oliver Veran mengatakan semua dokter anak dan petugas medis perawatan kritis bekerjasama melihat apakah ada hubungannya gejala tersebut dengan virus Covid-19.
Data menunjukkan bahwa anak-anak secara keseluruhan memang tidak berisiko tinggi terinfeksi virus corona. Selama ini usia anak-anak hanya menyumbang 0,4 persen kasus rawat inap akibat Covid-19.
Namun laporan tentang komplikasi automium yang timbul di seluruh Eropa dan AS menyoroti perlunya orang tua untuk terus waspada. Bahkan saat ini diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan bahwa gejala ini ada hubungannya dengan virus corona Covid-19.
Dokter di Cohen Children’s Medical Center di New York, Sunil Sood, mengatakan ia bersama rekannya melihat 5-6 kasus serupa yang menyerang anak-anak, yaitu peradangan pada pembuluh darah yang menimbulkan efek rasa seperti terbakar.
Penyakit Kawasaki adalah penyakit misterius yang menyerang anak-anak hingga usai 5 tahun. Penyakit Kawasaki menyebabkan dinding arteri meradang yang menyebabkan demam, kulit mengelupas, dan nyeri sendiri. Akan tetapi penyakit ini bisa sembuh dan sebagian besar tanpa menimbulkan masalah serius.
Menurut Damien Bornet, kepala Kardiologi Pediatrik di Rumah Sakit Necker mengatakan, di Paris, kasus seperti itu sudah menyerang 20 anak-anak. Kasus pertama yang dirawat di rumah sakit telah mengalami percepatan penyembuhan hingga 8 hari.
Pasien Bonnet yang berusia antara 2 hingga 18 tahun telah menunjukkan serangkaian gejala seperti gangguan pernapasan dan gangguan jantung. Menurutnya sebagian pasiennya harus dibantu dengan obat-obatan untuk membantu fungsi kinerja jantung.
Banyak kesamaan dengan kasus yang dilihat oleh dokter Sood. Ia mengatakan pasien datang dengan gejala penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, syok, penurunan fungsi jantung, gejala seperti itu menyerang pasien usia remaja. Menurut Sood, pembuluh darah di dalam tubuh pasien usia anak-anak itu terbakar.
Beberapa pasien juga mengalami masalah pernapasan tetapi tidak separah yang menimpa kasus Covid-19 pada orang dewasa. Beberapa pasien menunjukkan gejala yang lebih dekat dengan sindrom syok toksik, atau penyakit langka lain yang mengakibatkan komplikasi. Sindrom ini disebabkan oleh infeksi bakteri.
Seorang anak yang lebih tua terlihat oleh Sood mengalami tekanan darah rendah dan ruam yang disebabkan oleh pembuluh darah yang meradang.Dia tahu gadis itu berada di karantina dan tidak mungkin tertular bakteri langka yang menyebabkan TSS.
Sood menjelaskan jika anak itu terinfeksi Covid-19 maka akan menyebabkan vasculitis. Tetapi jika ia negative Covid-19 anak itu akan menderita lupus yang kronis.Kedua dokter melaporkan bahwa semua pasien memiliki hasil yang menguntungkan. Tidak ada pasien Sood yang meninggal, meskipun beberapa masih dirawat di rumah sakit.
Masih belum mungkin untuk mengetahui dengan pasti apakah virus corona Covid-19 benar-benar menyebabkan penyakit ini.Kasus penyakit Kawasaki, walaupun jarang, nampak meningkat pada musim semi dan musim gugur, dengan alasan yang masih menjadi misteri - dan dengan demikian bisa menjadi kebetulan dalam beberapa kasus bahwa pasien juga terinfeksi virus corona Covid-19.
Tetapi ada beberapa petunjuk bahwa keduanya mungkin terkait.Penyebabnya telah lama menjadi misteri, meskipun para ilmuwan menduga penyakit Kawasaki memiliki pemicu virus yang menyebabkan reaksi kekebalan yang tidak normal.
Sood mengatakan bisa jadi virus ini mendorong respons peradangan yang sama dengan yang dimiliki virus lain pada penyakit Kawasaki. Ini terkait dengan apa yang telah kita pelajari tentang bagaimana respons imun yang abnormal, yang disebut " badai sitokin" pada pasien COVID-19 dewasa, dapat menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru mereka.
Sood mengatakan bahwa sementara dia tidak ingin orang tua panik, penting untuk tetap waspada, bahkan jika anak mereka tidak memiliki gejala khas seperti demam.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas