Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - WHO menyatakan varian Delta yang cepat menyebar adalah jenis yang paling mengkhawatirkan saat ini. Bahkan lebih mengkhawatirkan dibandingkan varian Mu.
WHO sempat memasukkan varian Mu dalam daftar Variant of Interest (VoI) pada pekan lalu. Varian ini disebut memiliki kemampuan resisten dari kekebalan baik akibat infeksi alami maupun vaksinasi.
Namun demikian, pejabat WHO, Maria Van Kerkhove, menyatakan, varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia dan setidaknya tersebar di beberapa negara tidak lebih mengkhawatirkan dibandingkan Delta.
" Varian Delta bagi saya adalah satu yang paling mengkhawatirkan karena peningkatan penularannya," ujar Kerkhove.
Delta dengan cepat menyebar ke setidaknya 170 negara, termasuk AS, sejak pertama kali terdeteksi di India pada Oktober. Kemudian dengan cepat menjadi varian dominan di banyak wilayah AS.
Mu, juga dikenal oleh para ilmuwan sebagai B.1.621, meningkat prevalensinya di beberapa negara Amerika Selatan. Tetapi di negara lain menunjukkan penurunan, terutama di lokasi yang sudah diinfeksi oleh Delta.
Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan, mengatakan setiap varian baru yang muncul harus dapat bersaing dengan jenis yang lebih kuat. Saat ini, jenis terkuat tersebut adalah Delta.
" Varian Delta cenderung mengungguli varian lain, seperti Mu," katanya.
Ryan melanjutkan tidak masalah jika varian baru memiliki perubahan genetik yang memungkinkannya resisten terhadap vaksin. Selama belum dapat mengungguli varian terkuat, maka belum bisa dianggap mengkhawatirkan.
“ Tidak setiap varian baru muncul berarti langit akan runtuh. Setiap varian perlu dilihat karakteristiknya dalam hal potensinya menyebabkan penyakit yang lebih parah, potensinya untuk menular, potensinya untuk lolos dari vaksin," kata Ryan.
WHO telah memantau empat varian masuk Variant of Consent (VoC)yaitu Alfa yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Beta yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, Gamma dari Brasil, dan Delta.
Varian yang menjadi perhatian umumnya didefinisikan sebagai strain bermutasi yang lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.
WHO juga terus mencermati empat varian lain yang menarik, termasuk lambda, pertama kali diidentifikasi di Peru, yang telah menyebabkan wabah di banyak negara dan memiliki perubahan genetik yang dapat membuatnya lebih berbahaya daripada jenis lainnya.
Kepala penasihat medis Gedung Putih, Anthony Fauci, membahas kekhawatiran tentang varian Mu minggu lalu. Dia mengatakan itu bukan ancaman langsung bagi AS.
" Kami memperhatikannya, kami menganggap semuanya seperti itu dengan serius, tetapi kami tidak menganggapnya sebagai ancaman langsung saat ini," kata Fauci pada konferensi pers, Kamis.
WHO mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami karakteristik klinis dari varian baru. " Jika itu mengkhawatirkan, maka kita benar-benar perlu melihat diagnosa dan bagaimana kita mengembangkan vaksin kita," kata Ryan, dikutip dari CNBC.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta