Cuma Sebesar Bola Bowling, Ledakan Meteor di Langit Amerika Setara 200 Kg TNT

Reporter : Sugiono
Kamis, 11 Maret 2021 08:01
Cuma Sebesar Bola Bowling, Ledakan Meteor di Langit Amerika Setara 200 Kg TNT
Saksi mata mendengarkan suara ledakan yang keras dan getaran yang cukup kencang saat meteor melintas.

Dream - Sebuah meteor yang melintas di langit negara bagian Vermont, Amerika Serikat, meledak saat terbakar di atmosfer pada Minggu malam, 7 Maret 2021.

Ketika meledak di atmosfer, meteor itu menciptakan pertunjukan cahaya yang sangat indah, berupa bola api raksasa. Momen tersebut muncul di sebelah utara Vermont, sekitar pukul 17.38 waktu setempat.

Meteor yang tidak memiliki nama itu diperkirakan memiliki berat 4,5 kg dengan diameter 15 sentimeter. Diperkirakan setara dengan ukuran bola bowling.

1 dari 6 halaman

Ledakannya Mengerikan

Namun, menurut laman Facebook NASA Meteor Watch, ketika meteor itu meledak di atas langit Vermont, kekuatannya setara dengan ledakan 200 kg TNT.

Menurut NASA, batu angkasa tersebut memasuki atmosfer dengan kecepatan sekitar 68.000 km/jam dan terlihat seperti bola api raksasa ketika muncul di utara Vermont.

2 dari 6 halaman

Kesaksian Seorang Warga yang Merasa Takjub

Sementara itu, stasiun berita lokal WCAX3 melaporkan saksi mata di Vermont mendengarkan suara ledakan yang keras dan getaran yang cukup kencang saat meteor melintas.

Seorang warga Vermont di Swanson mengaku beruntung bisa mendengar dan melihat peristiwa langka itu dari Sungai Missisquoi di Missisquoi Wildlife Refuge sesaat sebelum matahari terbenam.

" Tidak ada suara ledakan keras seperti yang dilaporkan orang lain, tapi suara sesuatu yang melintas dengan cepat hingga membuat saya melihat ke atas di momen yang tepat. Itu sangat cerah dan benar-benar spektakuler," tulis Chris Hrotic di kolom komentar Facebook NASA Meteor Watch.

3 dari 6 halaman

Pecahan dari Meteor yang Lebih Besar

Berdasarkan kesaksian beberapa warga, NASA memperkirakan bola api pertama muncul di ketinggian 84 km di atas hutan lindung Gunung Mansfield di timur Burlington.

Meteor kemudian bergerak 53 km ke timur laut menuju perbatasan Kanada, sebelum menghilang di atas ketinggian 53 km di selatan kota Newport.

NASA menjelaskan meteor ini merupakan pecahan dari asteroid yang lebih besar. Gelombang kejut yang dirasakan saksi mata merupakan hasil dari pecahnya meteor akibat tekanan atmosfer.

" Saat meteor tersebut melintasi atmosfer hampir 55 kali lebih cepat dari kecepatan suara, terjadi tekanan di bagian depannya dan ruang hampa di bagian belakangnya.

" Akhirnya, tekanan dari perbedaan tersebut menyebabkan meteor meledak," jelas NASA di laman Facebook.

Sumber: Space.com

4 dari 6 halaman

Batu Jatuh di Lampung Tengah Dipastikan Meteor, Ada Unsur Logam

Dream - Para peneliti bidang studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang turun ke Desa Astomulyo Dusun 5, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, memastikan bahwa batu yang jatuh di desa itu adalah meteor.

" Kita telah melihat batu yang jatuh ke rumah warga dan benar adanya batu tersebut adalah batu meteor, sebab ada unsur logam di sana," ujar Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAK) Itera, Robiatul Muztaba, di Bandarlampung, Jumat 29 Januari 2021.

Ia menjelaskan, diketahuinya unsur logam dalam batu tersebut setelah dilakukan uji dengan menggunakan magnet.

" Kita tadi sudah uji menggunakan magnet dan benar meteor, untuk mengetahui unsur dan partikel lebih mendalam dari batu tersebut kita telah ambil sampel untuk dibawa ke laboratorium dengan memakan waktu sekitar seminggu pengujian," katanya.

5 dari 6 halaman

Penjelasan Ahli

Lebih lanjut ia menjelaskan, pengujian mendalam dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan radioaktif yang ada dalam batu.

" Kandungan radioaktif akan kita teliti jangan sampai ada penyalahgunaan salah satunya dikonsumsi oleh masyarakat, dan Desa Astomulyo ini sangat beruntung karena mengalami fenomena jatuhnya meteor," ujarnya seperti dikutip Antara.

Hal serupa juga dikatakan oleh salah seorang dosen teknik geologi yang tergabung dalam peneliti Itera, Danni Gathot Harbowo.

" Menurut penuturan warga batu sempat dalam keadaan panas 15 menit usai ditemukan, jadi imbauan bagi masyarakat bila mengalami fenomena tersebut diharapkan jangan panik dan segera melaporkan ke peneliti terdekat," ujar Danni.

6 dari 6 halaman

Pencegahan Efek Radioaktif

Ia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya efek tertentu akibat radioaktif yang ada dalam batu meteor.

" Batu harus kita lihat ada radioaktif atau tidak agar nanti diberi penanganan khusus, untuk batu meteor tersebut terlihat ada sisi warna hitam akibat pembakaran dan ada kandungan hidrat yang teroksidasi," katanya.

Sumber: liputan6.com

Beri Komentar