Penampakan Barisan Supermountains Yang Hilang.
Dream - Para ilmuwan baru-baru ini menemukan barisan 'supermountains' yang hilang di masa lampau. Ukurannya tiga kali lebih panjang dari pegunungan Himalaya.
Himalaya adalah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak Benua India dari Dataran Tinggi Tibet.
Himalaya merupakan tempat gunung-gunung tertinggi di dunia bercokol, misalnya saja Gunung Everest dan Gunung Kangchenjunga.
Hancurnya pegunungan kuno ini diduga sebagai pemicu terjadinya booming evolusi terbesar dalam sejarah Planet Bumi.
Dalam sejarah planet kita, jajaran gunung kolosal yang menjulang setinggi Himalaya dengan panjang puluhan ribu kilometer ini pernah membelah superbenua kuno menjadi dua bagian. Para ahli geologi menyebut jajaran gunung raksasa tersebut dengan istilah 'supermountains.'
" Saat ini tidak ada yang bisa menyamai panjang dua gunung super tersebut. Tidak hanya tinggi, tapi sangat panjang.
" Jika bisa membayangkan panjang Pegunungan Himalaya saat ini adalah 2.400 kilometer, maka mereka tiga atau empat kalinya," terang Ziyi Zhu, mahasiswa pascadoktoral di The Australian National University (ANU), Canberra, Australia.
Ziyi juga penulis utama studi baru tentang barisan supermountains yang hilang itu. Penelitian baru itu diterbitkan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi 15 Februari.
Ditemukannya dua puncak supermountains prasejarah tersebut lebih dari sekadar pemandangan yang mengagumkan, tapi juga bukti adanya booming evolusi di Planet Bumi.
Dalam penelitian, Ziyi dan rekan-rekannya menjelaskan pembentukan dan kehancuran dua barisan gunung raksasa ini mungkin memicu dua ledakan evolusi terbesar dalam sejarah planet kita.
" Penampakan pertama sel kompleks sekitar 2 miliar tahun yang lalu, dan ledakan Kambrium dari kehidupan laut 541 juta tahun yang lalu," tulis Ziyi dalam jurnal.
Kemungkinan, ketika pegunungan yang sangat besar ini terkikis, mereka membuang sejumlah besar nutrisi ke laut, mempercepat produksi energi dan memicu evolusi besar-besaran.
Para ilmuwan dapat menyimpulkan sejarah pegunungan di Bumi dengan mempelajari mineral yang ditinggalkan puncak-puncaknya di kerak planet ini.
Kristal zirkon, misalnya, terbentuk di bawah tekanan tinggi jauh di bawah barisan pegunungan. Kristal ini bahkan dapat bertahan di bebatuan lama setelah gunung induknya lenyap.
Komposisi unsur yang tepat dari setiap butir zirkon di kerak Bumi dapat mengungkapkan kondisinya, seperti kapan dan di mana kristal tersebut terbentuk.
Sementara dalam studi terbaru Ziyi, para peneliti meriset jejak zirkon dengan jumlah lutetium yang rendah. Lutetium adalah elemen langka Bumi yang hanya terbentuk di dasar pegunungan tinggi.
Data penelitian dalam jurnal mengungkapkan adanya bekas pembentukan dua 'puncak' supermountains yang panjang dalam sejarah Bumi.
Pembentukan puncak pertama berlangsung dari sekitar 2 miliar hingga 1,8 miliar tahun yang lalu, dan yang kedua berlangsung dari 650 juta hingga 500 juta tahun yang lalu.
Studi sebelumnya memperlihatkan keberadaan barisan raksasa kedua, yang dikenal sebagai Transgondwanan Supermountain.
Disebut demikian karena melintasi superbenua Gondwana yang luas (satu benua raksasa yang berisi daratan Afrika, Amerika Selatan, Australia, Antartika, India dan Semenanjung Arab).
Namun supermountains pertama yang disebut dengan Nuna Supermountain, belum pernah terdeteksi sebelumnya sampai sekarang.
Distribusi kristal zirkon menunjukkan bahwa kedua gunung berapi kuno ini sangat besar - kemungkinan panjangnya lebih dari 5.000 mil (8.000 kilometer), atau sekitar dua kali jarak dari Florida ke California.
Selama keberadaannya, dua puncak gunung kuno raksasa itu terkikis. Menurut para peneliti, keberadaan dua supermountains ini sangat penting.
Ketika kedua gunung terkikis, mereka akan membuang sejumlah besar nutrisi seperti zat besi dan fosfor ke laut melalui siklus air, kata para peneliti.
Nutrisi ini bisa secara signifikan mempercepat siklus biologis di laut, mendorong evolusi ke kompleksitas yang lebih besar.
Selain tumpahan nutrisi ini, gunung-gunung yang terkikis mungkin juga telah melepaskan oksigen ke atmosfer, membuat Bumi semakin ramah terhadap kehidupan yang kompleks.
Dalam penelitian mereka, tim juga mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menemukan pembentukan gunung berhenti dari sekitar 1,7 miliar hingga 750 juta tahun yang lalu.
Ahli geologi menyebut periode ini sebagai 'miliar membosankan,' karena kehidupan di laut Bumi tampak berhenti berkembang (atau setidaknya berevolusi sangat lambat).
Beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa kurangnya pembentukan gunung baru mungkin telah mencegah nutrisi baru bocor ke lautan selama waktu ini. Akibatnya, secara efektif membuat makhluk laut kekurangan makanan dan menghambat evolusi mereka.
Sumber: Live Science