Buaya Berkalung Ban Muncul Kembali, Kondisinya Makin Memprihatinkan

Reporter : Sugiono
Sabtu, 19 Desember 2020 10:01
Buaya Berkalung Ban Muncul Kembali, Kondisinya Makin Memprihatinkan
Buaya berkalung ban muncul dua kali dalam sebulan ini, petanda apa?

Dream - Setelah muncul awal Desember tahun ini, buaya berkalung ban di Palu kembali menampakkan dirinya ke permukaan.

Buaya berkalung ban ini sempat muncul awal bulan ini ditemani seorang wanita berdaster di bantaran sungai Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Waktu itu, seorang wanita berdaster berdiri di bantaran sungai, sementara buaya berkalung ban itu berjemur di dekatnya.

Kali ini buaya yang telah viral sejak tahun 2016 ini kembali menampakkan diri di bawah Jembatan II, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kota Palu.

1 dari 4 halaman

Tentu saja kemunculan buaya berkalung ban tersebut langsung menarik warga yang sedang melintas Jembatan II.

Buaya berkalung ban kembali muncul jelang akhir tahun

Mereka berhenti untuk melihat buaya berkalung ban itu berjemur di bantaran sungai Kota Palu yang saat ini seolah menjadi sarangnya.

Meski jadi sorotan warga yang mengabadikan kemunculannya, buaya berkalung ban itu seperti tidak terusik sama sekali.

2 dari 4 halaman

Ban di Lehernya Semakin Sesak

Namun ada pemandangan yang mengharukan saat buaya berkalung muncul lagi ke permukaan sungai.

Ban di lehernya makin sesak hingga membuat buaya ini tersiksa.

Ban yang mengalungi lehernya selama ini sudah terlihat makin mengecil. Artinya, buaya itu semakin besar hingga ban di lehernya makin terasa sesak.

Sudin, warga setempat yang sedang melihat buaya itu, mengatakan, hewan melata itu biasanya sangat takut dengan keramaian.

3 dari 4 halaman

Tidak Takut dengan Kehadiran Manusia

Dia pernah melihat ketika ada orang, buaya itu biasanya lari dan menyelam ke sungai. Tapi sekarang tidak.

" Apakah ini isyarat bahwa ia ingin kalung ban itu dikeluarkan? Ataukah buaya itu makin sesak?" kata Sudin dengan nada bertanya.

Selain buaya berkalung ban, Sudin juga sering melihat buaya-buaya lainnya berjemur di bantaran sungai.

Namun, kemunculan buaya-buaya itu tidak sampai mengganggu aktivitas warga sekitar sungai Kota Palu.

" Biasanya yang lain juga muncul, dengan buaya yang berbeda. Tapi tidak mengganggu orang," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Usaha Penyelamatan yang Gagal

Menurut catatan, buaya spesies asli Asia Tenggara ini tergolong langka karena hanya tinggal 1.000 ekor.

Sebelumnya, sudah banyak yang mencoba menyelamatkan buaya berkalung ban ini. Pemerintah setempat bahkan sampai membuat sayembara.

Namun semua usaha itu gagal. Panji Sang Petualang dan Chris Wilson dari Australia yang katanya jago menangkap reptil juga gagal menaklukkannya.

Sumber: Brilio.net

Beri Komentar