Asri Melihat Seperti Ada Orang Lain Juga Menoreh Karet Pada Jam 3 Pagi Itu. (Foto: MStar)
Dream - Jam baru menunjukkan pukul 7 pagi tetapi Asri sudah pulang dari kebut karet. Wajahnya pucat dan badannya menggeletar.
Pada jam-jam segitu, penyadap karet seharusnya sedang giat-giatnya menyadap karena getah keluar banyak saat pagi.
Ketika sampai di rumah, pertanyaan dari istri tak dibalasnya. Asri langsung tidur berselimut sarung di atas kasur.
Baju untuk menyadap yang baunya sangat tidak enak masih melekat di badannya yang penuh dengan peluh.
" Tiga hari saya panas dan menggigil seluruh badan... Belum pernah seumur hidup saya rasa demam seperti ini sampai tidak dapat berkata apa-apa.
" Pertanyaan istri tidak saya jawab, seolah-olah mulut saya terkunci tentang apa yang terjadi pada saya," kata pria Malaysia ini.
Mengenang kembali kejadian dua tahun lalu, Asri bercerita kisahnya yang berawal saat dia baru saja pindah ke Felda Jelai di Gemas, Negeri Sembilan.
Dia pindah ke daerah itu setelah mendapat pekerjaan sebagai penyadap di sebuah kebut karet yang luasnya 4 hektar.
Biasanya Asri akan keluar menyadap pagi-pagi buta mengingat lokasi kebut karet itu agak jauh dari rumahnya.
" Apalagi saya sudah lama tidak menyadap karet, pergerakan saya agak lambat dibandingkan teman yang lain.
" Jadi saya putuskan keluar lebih awal sekitar pukul tiga pagi untuk menyadap karet seorang diri di kebun," ujarnya.
Hari pertama menyadap karet pada pukul 3 pagi itu Asri sangat bersemangat. Dia bahkan sudah pasang senter yang diikat di kepala sejak dari rumah.
Meski ada perasaan takut menyelimuti dirinya karena hari masih gelap gulita, Asri tetap memberanikan diri.
Dia tidak mau menyusahkan teman-teman yang lain. Apalagi pekerjaan menyadap karet ini adalah sumber utama penghasilannya.
Saat berjalan ke tempat kerjanya, Asri tiba-tiba diikuti oleh empat ekor kucing yang ikut masuk ke dalam kebun.
Namun yang membuat Asri merasa aneh, dia belum pernah melihat salah satu atau keempat kucing tersebut.
Meski diliputi perasaan aneh, Asri lega karena kucing-kucing itu setia ikut dengannya setiap kali menyadap dari satu pohon ke pohon lainnya.
" Berkurang juga rasa takut saya, maklum saja kawasan kebun gelap gelita dan hanya bergantung penerangan lampu senter di atas kepala.
" Beruntung ada empat ekor kucing yang setia temani saya, seolah tahu saja saya lagi sendirian," katanya.
Hari-hari berikutnya, kucing-kucing itu masih setia menantinya setiap kali Asri tiba di kebun tepat pukul 3 pagi.
Namun di hari itu, Asri tak nampak kelibat keempat kucing yang selalu setia menemaninya menyadap karet pagi-pagi buta.
Tidak menganggapnya sebagai hal yang aneh, Asri terus melangkahkan kaki masuk ke kawasan kebun karet untuk memulai pekerjaannya.
Saat baru memulai menyadap karet, bulu roma Asri tiba-tiba meremang dan hatinya merasa tidak tenang.
Enggan menuruti perasaannya, Asri meneruskan pekerjaannya sebelum dia melihat bayang lampu senter tidak jauh darinya berdiri.
" Dalam hati, saya merasa lega karena ada orang lain di kebun waktu begini. Jadi saya tidak terlalu merasa takut," ceritanya.
Saat sedang sibuk menyadap sambil memikirkan bayang lampu senter itu, Asri kembali merinding sebelum mencium bau busuk yang cukup menyengat.
" Dibilang bau getah, bukan... bau getah saya sudah terbiasa. Ini bau busuk yang mengalahkan bau getah dan tak bisa saya gambarkan. Yang pasti baunya sangat busuk," cerita Asri lagi.
Waktu itu Asri sebenarnya sudah ingin melarikan diri saja. Tapi saat melihat ada kelip cahaya lampu senter tak jauh darinya, Asri mengurungkan niatnya.
Tapi yang membuat Asri merasa heran adalah setiap kali dia berteriak memanggil sumber cahaya lampu senter itu tidak ada yang menyahut.
Menyadari ada sesuatu yang ganjil, Asri ingin segera menyelesaikan tugasnya. Namun semakin lama, bau busuk itu semakin menghampirinya sehingga dia rasa ingin muntah.
Selain bau busuk yang semakin dekat, Asri merasakan di belakang tengkuknya seperti dibelai seseorang. Saat menoleh untuk melihat ke belakang, jantung Asri seolah berhenti berdetak.
" Saat saya toleh dan lampu senter menerangi ke arahnya, berderau darah saya ketika melihat sosok wanita dengap penampilan sangat menakutkan.
" Wajahnya buruk. Berulat, rambutnya kusut masai. Ternyata bau busuk itu datang darinya... Saya terdiam dan kaki seolah-olah dipaku dan tak bisa melarikan diri.
" Untuk seketika, saya merasa kami saling bertukar pandangan mata. Kejadian tersebut adalah peristiwa paling menakutkan yang pernah saya alami," katanya.
Setelah mengumpulkan semangat sekuat tenaga, Asri berhasil melarikan diri tanpa menoleh ke belakang. Namun dia dapat merasakan makhluk itu mengejarnya.
Asri mengaku baru kali itu dia berlari sangat kencang dalam hidupnya hingga meninggalkan semua peralatan menyadap di kebun karet angker itu.
" Begitu keluar dari kebun, saya terus lari pulang ke rumah. Berharap makhluk itu berhenti mengejar, tapi dugaan saya salah.
" Ketika berusaha menenangkan diri sebelum masuk ke rumah, saya lihat makhluk itu sedang bertengger di atas pohon depan rumah.
" Seolah mau pecahkan pintu, saya gedor kuat-kuat sebelum istri membukanya. Saya langsung masuk ke kamar dan berselimut di kasur dengan badan menggigil. Saya sakit demam tiga hari," ujarnya.
Kejadian yang menimpa Asri menjadi perbincangan hangat penduduk kampung. Ternyata itu bukan kejadian seram pertama.
Pemilik kebun karet memberitahu Asri jika kawasan kebunnya memang sedikit angker. Banyak kejadian seram jika ada yang menyadap sebelum Subuh.
" Dia lupa beritahu saya jangan menyadap sebelum Subuh karena kebunnya itu memang angker. Banyak kejadian aneh pernah terjadi.
" Sejak itu saya hanya keluar menyadap setelah Subuh, dan Alhamdulillah saya tidak pernah diganggu lagi," pungkasnya.
Sumber: mStar