Sahara
Dream - Gurun Sahara dikenal sebagai padang pasir yang ganas dan mengerikan. Hamparan pasir luas, seolah tanpa batas, menjadikan Gurun Sahara sebagai padang pasir terbesar di dunia.
Tapi pernahkah Anda membayangkan jika gurun seluas 9 juta kilometer persegi ini pada 10 ribu tahun yang lalu adalah tanah hijau nan subur?
David Wright, seorang arkeolog lingkungan di Seoul National University, mengatakan bahwa ketika manusia menyebar ke wilayah barat Sungai Nil pada 8.000 tahun yang lalu, mereka membawa domba, sapi, dan kambing.
Binatang ternak itulah yang memangkas habis dan menghancurkan vegetasi asli di Sahara. Aktivitas binatang ternak itu telah mengubah lanskap dan iklim lokal hingga menjadi gurun seperti yang kita lihat sekarang.
" Kambing adalah tersangka utamanya. Saya bahkan pernah melihat seekor kambing makan batu bata. Mereka adalah binatang ternak yang tidak pilih-pilih soal makan. Mereka makan lebih banyak dari ukuran tubuhnya," kata Wright, sebagaimana dikutip Dream dari wittyfeed.com, Kamis 23 Maret 2017.
Kawanan kambing dan binatang lainnya telah membuat tanah yang sebelumnya tersembunyi oleh tebalnya vegetasi terpapar ke permukaan dengan konsekuensi iklim lokal menjadi berubah.
Selain itu, tanah dan pasir berwarna kecokelatan akan memantulkan cahaya matahari yang mengandung energi kembali ke atmosfer.
Hal ini akan membuat atmosfer menjadi panas. Di wilayah tropis, atmosfer yang panas cenderung sulit membentuk awan dibandingkan atmosfer yang dingin. Sedikit awan berarti sedikit hujan. Itulah yang terjadi di Sahara.
Sebelumnya, ilmuwan hanya tahu bahwa Gurun Sahara terbentuk karena pengaruh perubahan orbit Bumi yang mengurangi sinar Matahari di daerah tropis. Hal itu menyebabkan curah hujan berhenti.
Perpindahan penduduk juga menyebabkan wilayah Sahara mencapai titik kritis. Sebab, ke mana pun manusia pergi, selalu meninggalkan bekas berupa semak belukar.
Wright percaya bahwa penggembalaan berlebihan telah menyebabkan kekeringan di Sahara. Kekeringan tersebut menghambat pertumbuhan vegetasi yang pada gilirannya mengubah lanskap Sahara.
Hal itu semakin memperburuk kekeringan, yang akhirnya menciptakan gurun yang panas, kering, berdebu kira-kira seukuran Amerika Serikat.
Namun, benarkah teori yang dipaparkan oleh Wright tersebut? Ternyata gagasan Wright tentang Sahara yang provokatif itu tidak didukung oleh ilmuwan lainnya.
Beberapa peneliti meragukan penjelasan Wright tersebut, termasuk pakar iklim dan Direktur Eksekutif California Academy of Sciences, Jon Foley.
" Hilangnya vegetasi di seluruh Sahara dipicu oleh perubahan orbit Bumi. Tanaman menyerap kelembaban dari tanah dan mengeluarkannya melalui daun, sehingga menguap ke atmosfer. Ketika vegetasi menghilang, atmosfer kehilangan sumber utama air, yang memperburuk kekeringan," jelas Foley.
Bagaimana menurut Anda? Wallahu a'lam...
Advertisement
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama