Ilustrasi
Dream - Kita tahu jika masuk bulan Ramadan itu setan dan jin akan diikat, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
Tapi kalian pasti pernah dengar, lihat atau alami sendiri ada orang yang kerasukan di bulan Ramadan?
Pertanyaannya, kenapa kerasukan masih bisa terjadi padahal semua jin dan setan sudah diikat? Ini penjelasan akun @LeAlterEgo dari Malaysia.
Banyak yang bertanya benarkah di bulan Ramadhan itu tidak ada jin. Apakah mereka dan iblis serta setan benar-benar dibelenggu?
Sebelumnya, aku ingin mengatakan bahwa puasa di bulan Ramadan punya banyak hikmah dan manfaat untuk fisik dan mental. Selama Ramadan, organ tubuh bisa sedikit bersantai. Dan di bulan ini pula Allah menurunkan banyak rahmat bagi manusia yaitu Alquran.
Kita diwajibkan untuk memperbanyak amal ibadah di bulan Ramadan. Karena, menurut hadist Nabi Muhammad SAW bahwa " Apabila datang Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, serta dibelenggu para setan." (HR Bukhari dan Muslim).
Tetapi persoalannya ada beberapa kasus kerasukan yang terjadi di bulan Ramadan. Lantas kenapa bisa begitu? Untuk menjawabnya, kita perlu tahu hakikat penciptaan jin yang bisa menjelaskan masalah terkait kerasukan ini.
Dream - Menurut Alquran, di antara jin tersebut ada yang beriman dan taat pada perintah Allah. Seperti halnya manusia, jika jin taat akan diberi pahala. Tapi jika ingkar, berlaku sebaliknya.
Sementara itu menurut Syekh Jadul Haq (ulama lulusan Al-Azhar) bahwa iblis adalah abu setan alias bapaknya setan. Jika para malaikat adalah tentara Allah yang selalu mengajak kebaikan, maka iblis dan turunannya, setan, sebaliknya.
Setan adalah makhluk yang angkuh dan durhaka dari alam jin. Jadi mereka juga dari kalangan jin. Jika ingin mengetahui sejarah iblis, bisa membaca surat Al-Kahfi ayat 59. Iblis sebelumnya sangat taat kepada Allah. Saat masih mematuhi perintah Allah itu, iblis memiliki nama Azazil.
Sebelum penciptaan Nabi Adam a.s. Azazil adalah imam bagi para malaikat. Namun saat Nabi Adam diciptakan dan Allah memerintahkan para malaikat bersujud kepadanya, Azazil menolaknya. Kisah ini bisa dibaca di surat Al-Isra ayat 61.
Karena menolak perintah-Nya, Allah mengusir Azazil dari surga dan sejak itu dia dikenal sebagai Iblis. Saat diusir dari surga, Iblis berjanji kepada Allah bahwa dia akan terus menyesatkan umat manusia dan keturunannya.
Kembali ke masalah kerasukan di bulan Ramadan, beberapa ulama punya pandangan berbeda soal setan dibelenggu di bulan suci itu.
Dream - Mungkin setan memang benar-benar dibelenggu untuk memuliakan bulan suci Ramadhan. Tentang mengapa ada manusia yang berpuasa tapi masih maksiat, itu karena dia tidak sungguh-sungguh menjalankannya.
Manusia tersebut tak memenuhi semua ketentuan puasa dan tidak menghayati puasa sebagaimana yang sepatutnya. Jika sudah demikian, pengaruh setan tetap ada pada dirinya walaupun telah dibelenggu.
Tapi meski demikian kita mesti paham hakikat kata setan ini. Syekh Ahmad Asshawi pernah membahas makna dan asal kata syaitan dalam buku tafsirnya. Berikut ini tafsir Syekh Ahmad tentang setan:
" Dan kata syaitan itu asalnya Syathana, artinya jauh dari rahmat Allah. Ada juga yang berasal dari Sya-tha, dengan makna khusus terbakar. Dan syaitan itu nama bagi tiap-tiap yang durhaka dari bangsa jin dan manusia."
Dari keterangan Syekh Ahmad bisa disimpulkan bahwa setan itu adalah nama sifat dan tak diberi bentuk atau asal tertentu. Jadi, jika ada jin yang durhaka, maka jin itu setan. Begitu pula jika ada manusia yang durhaka, maka sifatnya adalah setan.
Dream - Sementara menurut pandangan Imam As-Syafie hanya kepala jin dan setan yang dibelenggu di bulan Ramadan, sedangkan yang lainnya masih bebas. Maksudnya, jin dan setan masih dapat mengganggu manusia di bulan Ramadan.
Hanya keteguhan iman dan amalan ibadah yang lurus yang bisa membelenggu jin dan setan jahat, yang menghindarkan manusia dari hasutan dan tipu daya mereka. Puasa itu adalah proses penyucian jiwa dan nurani dari semua penyakit rohani.
Puasa bisa meningkatkan nilai ketakwaan seseorang di sisi Allah. Dengan cara inilah kita bisa terhindar dari gangguan makhluk halus.
Kesimpulannya, pandangan ulama pada hadist setan dibelenggu terbagi dalam dua paham, yaitu secara simbolis atau nyata. Tapi keduanya tak bertentangan. Karena ketika orang berpuasa dengan sungguh-sungguh, maka sebenarnya dia membelenggu setan agar tidak mendekatinya.
(Ism, Sumber: ohbulan.com)
Advertisement
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
5 Komunitas Khusus Perempuan di Indonesia, Gabung Yuk!
5 Tanda Komunikasi Orang Tua dan Remaja Sudah Berjalan Sehat
3 Komunitas Kesehatan Mental di Indonesia, Kini Kamu Tak Perlu Merasa Sendiri Lagi
Saat Anak Mulai Ngebet Punya Akun Sosmed: Umur Berapa Sebenarnya Boleh?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Film Sukma: Cermin Tua, Misteri Membayang, dan Ketakutan yang Dekat
XL Weekend Rush Semarang: Fun Bike, Festival Digital, dan Jaringan Lebih Kuat dari XLSMART
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
XL Weekend Rush Semarang: Fun Bike, Festival Digital, dan Jaringan Lebih Kuat dari XLSMART