Pose Bertoga di Makam Orangtua, Cerita Si Cewek Bikin Nangis

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 18 Desember 2017 12:15
Pose Bertoga di Makam Orangtua, Cerita Si Cewek Bikin Nangis
Setiap hari istimewa dia lewatkan di pusara itu.

Dream - Foto seorang gadis Malaysia membuat heboh para pengguna Twitter. Gadis itu merayakan kelulusannya di tempat yang tidak lazim, pemakaman.

Si gadis berdiri mengenakan pakaian serba hitam dengan hiasan leher warna emas dan toga di kepalanya. Dia diapit dua makam yang ternyata pusara ayah dan ibunya.

Foto tersebut mendapat 27 ribu likes dan sudah dibagikan hingga 34 ribu kali. Gadis ini pun sukses membuat orang terharu.

Adilla Kamaruzzaman, 21 tahun, asal Lendu, Malaka, Malaysia, baru saja lulus dari program Diploma Jurusan Seni Desain Universiti teknologi Mara (UTM). Selama ini, dia harus tinggal di panti yatim karena orangtuanya telah meninggal.

Tetapi, Adilla tidak menyerah. Dia berjuang untuk melanjutkan pendidikan tanpa kehadiran orangtuanya, dikutip dari Mynewshub.

 

1 dari 3 halaman

Selalu Rayakan Hari Istimewa di Pusara

Selalu Rayakan Hari Istimewa di Pusara © Dream

Adilla mengatakan sang ibu meninggal dalam sebuah kecelakaan saat dia masih berusia 4 tahun. Kala itu, dia bersama ayah dan ibunya naik sepeda motor, kemudian ditabrak mobil dari belakang.

" Mama terlempar ke tengah jalan sebelum ada truk yang melindas mama. Saya lihat sendiri kejadian itu, saya tidak dapat melupakan kejadian pahit itu," ucap Adilla.

Saat dia berusia 10 tahun, sang ayah terpeleset di dalam kamar mandi. Sang ayah mengalami luka parah hingga meninggal dunia, meninggalkannya sebagai anak tunggal tanpa saudara.

" Ayah jatuh dari kamar mandi dan lumpuh. Tidak lama setelah itu, ayah meninggal dunia," tutur Adilla.

Yang lebih mengharukan, Adilla tidak pernah lupa merayakan hari istimewanya di pusara kedua orangtuanya seperti ulang tahun, hari ibu, hari ayah. Itu termasuk perayaan kelulusan bersama kedua orangtuanya.

2 dari 3 halaman

Bertahan Hidup dari Kerja Serabutan

Bertahan Hidup dari Kerja Serabutan © Dream

Selanjutnya, Adilla mengaku hidupnya berubah setelah diantarkan sang paman ke sebuah panti yatim di Ampangan, Negeri Sembilan. Saat itu, sang paman berjanji akan merawat Adilla jika sudah berusia 12 tahun.

" Saya tunggu, namun saya jadi penunggu, terus saya tunggu dan mulai terbiasa tidak pulang kampung," ucap Adilla.

Rayakan kelulusan di makam orangtua

Melanjutkan hidup sebagai yatim bukanlah hal mudah bagi Adilla. Ini karena dia dituntut untuk mandiri di usianya yang masih kecil.

Bahkan untuk kuliah, Adilla mengandalkan uang tabungannya selama tujuh tahun tinggal di panti yatim. Sayangnya, uang tabungan itu hanya bisa untuk membayar biaya kuliah hingga semester tiga.

3 dari 3 halaman

Sering Menahan Lapar

Sering Menahan Lapar © Dream

Untuk semester selanjutnya, Adilla bergantung pada pinjaman Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) sebesar 1.000 ringgit tiap semester, setara Rp3,3 juta. Dia pun sering makan nasi sepekan sekali, sehingga memutuskan kerja paruh waktu ketika libur semester.

" Berbagai pekerjaan pernah saya lakukan, seperti melukis mural serta mengecat rumah orang," ucap Adilla.

" Tidak peduli orang bilang apa, yang penting halal dan saya tidak menyulitkan orang lain," ucap dia melanjutkan.

Gadis ini mengaku hanya menggunakan tabungannya yang berasal dari sumbangan pengunjung rumah yatim untuk biaya kuliah. Dia pun kerap harus menahan rasa lapar.

" Pernah ketika bulan puasa di asrama universitas saya hanya mampu beli susu kedelai. Minuman itulah yang mengisi perut saya ketika sahur dan berbuka," tutur Adilla.

Kini, Adilla telah bekerja dan mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikannya demi meraih gelar Sarjana Muda Seni Rupa tahun depan.

Beri Komentar