Perjuangan Keras Ayah Jualan Mie Demi Obati Anak

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 30 Mei 2017 10:29
Perjuangan Keras Ayah Jualan Mie Demi Obati Anak
Chen Lecai memilih berjualan mie daripada menerima bantuan.

Dream - Seorang ayah berjuang keras menjual ratusan mangkuk mie. Ini demi membiayai pengobatan anaknya berusia dua tahun yang menderita autisme.

Kisah Chen Lecai terdengar oleh sejumlah orang. Sebagian dari mereka memutuskan menjadi relawan dan membantu Chen membuka warung mienya di Changzhou, provinsi Jiangsu, Tiongkok.

Anak Chen didiagnosa menderita autisme ringan dengan gejala gangguan dalam berinteraksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Tetapi dalam banyak kasus, mereka bisa hidup mandiri dengan terapi yang tepat.

Nasib Chen harus menjalani perjuangan berat sebelum beralih profesi menjadi penjual mie. Dia harus.....

 

1 dari 2 halaman

Dipecat Tiga Kali

Dipecat Tiga Kali © Dream

Sejak anaknya didiagnosa mengidap autisme, Chen, dari provinsi Anhui, telah dipecat sebanyak tiga kali. Dia terlalu sering bolos kerja karena harus menemani keluarganya di rumah sakit.

Untuk membayar biaya pengobatan anaknya, Chen pernah berjualan air di dekat pintu keluar stasiun kereta di Nanjing, Jiangsu. Dia menyertakan tulisan di depan lapaknya, memberi tahu orang-orang dia sedang butuh uang.

Tetapi, banyak orang tidak percaya dan malah menganggap dia penipu. Sehingga, Chen hanya mampu menjual 30 botol air mineral dalam empat hari, seperti dilaporkan Yangtze Evening News.

Keluarga Chen yang terdiri dari tiga orang punya utang sebanyak 50.000 yuan, setara Rp96 juta setelah menghabiskan tabungan mereka. Sementara biaya perawatan anaknya mencapai 6.000-7.000 yuan, setara Rp11-13 juta per bulan.

" Dokter mengatakan jika anak saya mendapat perawatan tepat waktu, dia bisa masuk taman kanak-kanak seperti anak normal berusia dua-tiga tahun lainnya. Saya hanya ingin menghabiskan uang untuk menyembuhkannya secepat saya bisa," kata Chen.

2 dari 2 halaman

Tak Mau Minta Subsidi

Tak Mau Minta Subsidi © Dream

Chen sebenarnya sudah ditawari donasi oleh sebuah lembaga amal. Tetapi, dia menolaknya dengan alasan ingin menggunakan keringat sendiri. Dia juga menolak mengajukan subsidi kepada pemerintah setempat.

Kisah Chen pun terdengar oleh seorang juru masak makanan rebus. Chen pun ditawari untuk membuka kedai mie terbuka Changzhou.

Warganet yang mengetahui kegigihan Chen segera mengunggah kisahnya ke media sosial hingga membuatnya terkenal. Dalam dua hari pertama berjualan, Chen berhasil menjual ribuan mangkok mie hingga kewalahan.

" Saya merasa gugup, melihat begitu banyak orang datang kemari untuk makan mie saya. Saya berharap mereka menghargai keterampilan memasak saya, bukan sekadar karena kesulitan saya," ucap Chen.

(Sah/Sumber: South China Morning Post)

Beri Komentar