Tukang Sapu Malaysia (siakapkeli.my)
Dream - Kekayaan bukan segalanya. Harta hanya titipan Tuhan. Itulah pesan hidup tukang sapu di Dewan Badaraya Kuala Lumpur, Malaysia. Tukang sapu yang tak disebutkan namanya ini, lebih memilih hidup sederhana, meski sebenarnya hidupnya bisa dicukupi anak-anaknya.
Kisah ini disampaikan oleh seorang ustaz, sahabat tukang sapu itu, yang juga tak disebutkan namanya. Kehidupan tukang sapu ini benar-benar sederhana, tak tergoda dengan segala kemewahan, lebih memilih menyedekahkan hartanya.
Tukang sapu ini tinggal di rumah Flat Sentul. Di Indonesia, flat dikenal dengan nama rumah susun alias rusun. Saban hari dia berangkat dan pulang kerja dengan naik sepeda kayuh. Padahal, kawan-kawannya semua naik mobil.
“ Dia tetap naik sepeda. Kawan dia ini sentiasa hina dia, satu flat hina dia,” tulis sang ustaz, sebagaimana dikutip Dream dari laman siakapkeli.my, Senin 28 Maret 2016.
Tukang sapu ini tetap rendah hati. Meski sejatinya dia punya cukup uang untuk hidup mewah. Sebab, dua anaknya menjadi dokter, dua lagi merupakan arsitek. Tiap bulan, anak-anak itu mengirim uang untuk tukang sapu yang dihina-hina ini.
Dua anak yang bekerja sebagai dokter mengirim RM 2.000 atau sekitar Rp 6,5 juta. Sementara, dua anak yang menjadi arsitek memberinya RM 4.000 atau sekitar Rp 13 juta. Dalam sebulan, tukang sapu ini mendapat Rp 19,5 juta dari anak-anaknya.
Untuk apa uang-uang itu? Yang jelas bukan dia pakai untuk berfoya-foya. Dia sedekahkan uang tersebut untuk anak-anak yang tak mampu membayar sewa rusun. Dia juga membayar deposit rusun untuk mereka yang tak mampu.
“ Cuma dia pesan, jangan tinggalkan salat,” tulis sang ustaz. Tukang sapu itu juga berpesan agar orang-orang yang ditolong itu untuk jujur.
Dan tukang sapu ini memang tak tergoda dengan kekayaan. Tak tergoda dengan kemewahan hidup. “ Ustaz, harta bukan milik kita ustaz.”
Dan yang lebih mencengangkan lagi, tukang sapu ini baru saja diberikan mobil MBW keluaran terbaru. Seri 320i. Di Indonesia, mobil itu harganya sekitar Rp 600 juta.
Tapi apa yang tukang sapu itu katakan? “ Ustaz, daripada naik BMW, saya ada sifat sombong, congkak, dan riak. Saya lebih suka naik sepeda ustaz.”
“ Sepeda saya tak pernah putus rantainya, tak pernah bocor bannya, begitu gundul ganti.”
Ya, kisah tuang sapu di Kuala Lumpur ini memberi banyak pelajaran bagi kita semua. Harta bukan segalanya. Di antara rezeki kita itu, ada rezeki orang lain yang dititipkan Tuhan kepada kita. Maka, bersedekahlah.
Dream - Senin, 29 Juni 2015 menjadi hari yang tidak biasa bagi seluruh jajaran anggota Polda NTB. Di hari itu, seorang tukang sapu bisa berdiri di hadapan ribuan anggota polisi, sejajar dengan Kapolda Nusa Tenggara Barat NTB pada apel pagi.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono sengaja menghadirkan tukang sapu pada apel pagi itu. Dia ingin mengingatkan kepada seluruh anggotanya tentang pentingnya menghargai mereka yang berprofesi lebih rendah.
Umar ingin menunjukkan bagaimana kisah keteladan itu datang. Tidak melulu dari orang-orang besar, keteladanan bisa hadir dari orang-orang kecil.
" Di mana dunia, tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahan mungkin dari kalian semua," ujar Umar di hadapan seluruh anggotanya.
Ikuti : Berita Jatuhnya Pesawat Hercules
Umar mengatakan, tukang sapu tersebut sudah mengabdi sejak lama di lingkungan Mapolda NTB. Berpendapatan Rp500 ribu perbulan dan bekerja sejak pukul 04.30 WITA, tukang sapu tersebut begitu ikhlas meski banyak anggota polisi yang membuang sampah.
" Apa kita tidak malu seperti itu? Bahkan kita telah menzolimi beliau," kata dia.
Lebih lanjut, Umar mengingatkan tugas yang diemban oleh setiap polisi merupakan titipan Tuhan. Sejatinya, melalui tugas tersebut dia berpesan kepada anggotanya agar menjalankan pekerjaan sebagai bentuk ibadah.
Baca Juga : Menantang Allah, Dewi Sandra Temukan Mukjizat
Sumber: facebook.com/Divisi Humas Mabes Polri
Dream - Kesulitan hidup warga Gaza, Palestina, tak serta-merta menghapus integritas mereka. Di tengah tekanan, baik secara fisik maupun mental, ternyata tak menghapus kejujuran yang mereka miliki.
Setidaknya itulah yang ditunjukkan Jawad Mansour, seorang tukang sapu di Holest Culture Centre, di Jalur Gaza. Saat hendak pulang –pada 29 Desember silam- dia menemukan tumpukan uang dengan jumlah US$ 30 ribu atau sekitar Rp 383 juta.
Meskipun keadaan keuangan yang sulit, Mansour tak berniat mengambil uang itu untuk kepentingan pribadi. Bersama dua rekannya, Yousef Al-Jabda dan Nayef Sukkar, dia berusaha mencari pemilik uang tersebut.
Mansour memastikan tak ada sepeser pun uang yang dia ambil. Bersama teman-temannya, dia menelusuri pemilik uang itu dengan mendatangi sejumlah toko, masjid, dan kantor-kantor setempat. Sampai akhirnya mereka menemukan sang pemilik uang, seorang akuntan di perusahaan Yazji Beverage Company, Abu Muhammad, yang telah membuat laporan kehilangan ke polisi.
Pria yang juga dikenal sebagai Abu Waseem, bahkan menolak untuk menerima hadiah. Itu dia lakukan sesuai dengan prinsip hidupnya.
Mansour yang telah bekerja selama 8 tahun sebagai tukang sapu kota di Jalur Gaza mengaku sering menemukan benda-benda yang jatuh di jalanan maupun selokan. Namun tak ada keinginan sama sekali untuk memiliki benda-benda itu. Dia memilih hidup dengan gaji yang diterima US$ 200 atau sekitar Rp 2,5 juta perbulan.
Bertemu pemilik
Uang itu merupakan milik Yazji Beverage Company yang hendak ditransfer ke bank oleh Abu Muhammad. Namun, saat menuju ke bank, uang itu tak sengaja jatuh. Abu Muhammad kemudian melapor ke polisi.
Semula, polisi tak percaya dengan laporan yang dibuat oleh Abu Muhammad. “ Dia mengatakan kepada saya bahwa cerita saya luar biasa, tidak masuk akal,” tutur Abu Muhammmad sebagaimana dikutip Dream dari smpalestine.com, Jumat 13 Februari 2015.
Polisi kemudian memeriksa mobil Abu Muhammad. Tapi tak menemukan uang tersebut. Abu Muhammad akhirnya meninggalkan nomor telepon genggamnya ke pos polisi dan meminta petugas menghubungi dia jika ada orang baik hati mengembalikan uang itu.
Tak berselang lama, Mansour menemukan uang itu di jalan. Setelah melaporkan uang itu ke polisi, Mansour meminta agar dia menjadi orang yang mengembalikan uang tunai tersebut. Dengan begitu, dia bisa memastikan bahwa uang itu diserahkan kepada pemilik yang sah.
Ketika Abu Muhammad tiba, Mansour memintanya untuk menjelaskan kronologi kehilangan dan susunan uang itu, sehingga yakin bahwa Abu Muhammadlah pemilik uang itu.
Sambil menangis, Abu Muhammad menjelaskan bahwa ia telah kehilangan US$ 30.000 itu. “ Uang itu terdiri dari tiga tumpukan. Salah satu dari tiga tumpukan berisi empat US$ 50,” kata Abu Muhammad.
Setelah yakin, Mansour menyerahkan uang itu kepada Abu Muhammad. Kedua orang berjabat tangan, bersyukur atas kejujuran ini. “ Ini milik Anda,” tutur Mansour.
Dalam sebuah wawancara dengan TV Al Quds, Mansour menjelaskan beberapa kesulitan yang dia hadapi dan bagaimana mengembalikan uang yang bisa saja dia miliki.
“ Saya bekerja di Salaheddine Road di mana saya menyirami tanaman di sepanjang jalan. Jika mobil menabrak saya, apa yang akan terjadi pada saya [dan keluarga saya]? Saya bisa menyembunyikan uang itu,” kata dia.
Kini, seorang petugas kebersihan yang semula diabaikan oleh pengguna jalan menjadi terkenal karena kejujuran. Mansour kini dikenal di seluruh Gaza. Meski dalam kesulitan ekonomi, Mansour menolak untuk menerima hadiah 10% dari perusahaan Yazji. Dia mengatakan bahwa upahnya dari Allah.
Dream - Tak ada yang menyangka dengan apa yang dilakukan gadis cilik berusia lima tahun ini di pinggiran jalan Liziyuan, Longhui kota Shaoyang, provinsi Hunan. Xia Meiling rela menjadi tukang bersih-bersih jalanan di usianya yang masih belia.
Ia bukan anak jalanna yang tak memiliki keluarga. Dia masih memiliki orangtua yang bekerja di sebuah pabrik pakaian di Guangzhou. Namun, Xia lebih memilih untuk tinggal bersama sang nenek yang telah berusia 64 tahun.
Saat nenek sedang sakit, Xia sering memantu dan menggantikan pekerjaan sang nenek. Karena sering ikut saat nenek bekerja, maka tak heran jika Xia begitu mahir saat memberisihkan jalanan, sampai memasukan ke dalam tong samnpah.
Xia ingin meringankan beban pekerjaan yang dialami sang nenek. Di usianya yang masih dini, Xia anggap sebagai bentuk kecintaan dan rasa baktinya karena nenek telah merawat Xia. (Ism)
Sumber: shanghaiist.com
Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
Ayo berbagi traffic di sini!
Advertisement
Biji Labu Ternyata Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma, Sudah Tahu?
Youth of Indonesia, Komunitas Anak Muda Gagasan Chelsea Islan
5 Sumber Kekayaan Tasya Farasya, Beauty Influencer Tajir Melintir
Kenalan dengan India Club Jakarta, Komunitas Orang-orang India di Indonesia
Penampilan Iriana Jokowi dengan Berlian yang Total Harganya Rp2,7 miliar
Kakak Meninggal, Adik Gantikan Wisuda di ISI Yogya Penuh Air Mata
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Lesti Kejora Cerita Rambutnya Masih Kutuan Sebelum `Dirombak` Ivan Gunawan
Penampilan Iriana Jokowi dengan Berlian yang Total Harganya Rp2,7 miliar
Kenalan dengan India Club Jakarta, Komunitas Orang-orang India di Indonesia
Biji Labu Ternyata Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma, Sudah Tahu?
Youth of Indonesia, Komunitas Anak Muda Gagasan Chelsea Islan
Catatan Hangat dari Teddy di Balik Pertemuan Lima Menteri Purna Tugas