Miressa Moravia, Head of Bancassurance & Group Collaboration PT Zurich Asuransi Tbk, menegaskan bahwa masyarakat usia produktif sangat rentan dengan kondisi seperti ini. “Di era yang dinamis ini, masyarakat usia produktif semakin rentan terhadap risiko penyakit kritis. Oleh karena itu, Perlindungan Optimal Penyakit Kritis kami hadirkan sebagai solusi yang menyediakan perlindungan yang komprehensif, terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat yang aktif dan dinamis,” jelasnya.

Produk ini memang dirancang agar bisa diakses dengan sederhana, bahkan tanpa medical check-up. Cukup dengan deklarasi kesehatan singkat, nasabah sudah bisa mendapatkan perlindungan menyeluruh. Premi mulai dari Rp250 ribu per bulan dengan manfaat hingga Rp1 miliar, mencakup 34 penyakit kritis sejak tahap awal hingga terminal.

Bagi Danamon, hadirnya produk ini memperkuat misi mereka untuk menyediakan solusi finansial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk, menyampaikan, “Salah satu wujud komitmen kami sebagai satu grup finansial adalah terus berinovasi dan menjadi penyedia solusi finansial untuk membantu memenuhi kebutuhan nasabah kami. Kami meyakini bahwa kebutuhan akan perlindungan kesehatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan finansial. Berkolaborasi dengan Zurich memberikan kesempatan bagi kami untuk menghadirkan solusi perlindungan yang terintegrasi dengan layanan finansial nasabah untuk mencapai mimpi-mimpi besar yang bebas dari hambatan kendala kesehatan.”

Kolaborasi ini memungkinkan produk perlindungan diakses langsung melalui kanal perbankan Danamon. Dengan begitu, nasabah bisa mengatur rencana keuangan sekaligus menjaga kesehatan, dua aspek penting yang saling terkait untuk mewujudkan masa depan.

Peluncuran ini juga diwarnai kehadiran Shahnaz Haque, figur publik yang berbagi pengalaman pribadi menghadapi penyakit kritis di lingkup keluarga. “Pengalaman pribadi saya membuka mata bahwa risiko penyakit kritis bisa datang tanpa diduga, bahkan di usia yang masih produktif. Biaya pengobatan yang besar, mulai dari konsultasi dokter hingga terapi lanjutan, dapat menguras emosi dan finansial. Oleh karena itu, menurut saya, memiliki perlindungan yang tepat, seperti asuransi penyakit kritis, sudah menjadi suatu kebutuhan yang wajib disiapkan. Selain untuk menjaga diri, upaya ini juga dapat menjaga keberlangsungan mimpi yang sedang kita bangun bersama orang-orang terkasih, serta menjadi bentuk tanggung jawab untuk masa depan,” tuturnya.

Kisah Shahnaz menggambarkan betapa perlindungan kesehatan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan penting bagi siapa saja yang ingin tetap bisa berjuang demi keluarga dan impian.

Selain manfaat perlindungan hingga Rp1 miliar, produk ini memiliki beragam fitur tambahan yang memberi kenyamanan. Nasabah akan mendapatkan konsultasi medis kedua, pengembalian premi sebesar 25% bila tidak ada klaim dalam dua tahun, serta santunan hidup hingga 400 kali premi bulanan. Tak hanya itu, ada pula fleksibilitas double claim yang memberi ruang lebih luas bagi nasabah saat menghadapi situasi darurat kesehatan.

Dengan rangkaian fitur ini, Zurich menunjukkan komitmen untuk menjadi mitra jangka panjang bagi nasabah, tidak hanya dalam memberikan santunan, tetapi juga dalam memastikan ketenangan pikiran.

Kolaborasi Zurich dan Danamon ini menunjukkan bahwa masa depan yang lebih baik tidak hanya ditentukan oleh kesempatan, tetapi juga oleh kesiapan. Perlindungan terhadap penyakit kritis bukan sekadar strategi mengurangi risiko finansial, melainkan juga langkah nyata menjaga mimpi dan keluarga dari guncangan yang tak terduga.

Melalui sinergi ini, Zurich dan Danamon mengajak masyarakat untuk melihat asuransi bukan sekadar beban biaya, melainkan investasi penting agar dapat terus melangkah maju. Karena pada akhirnya, menjaga kesehatan dan keamanan finansial hari ini berarti membuka jalan untuk masa depan yang lebih tenang dan penuh harapan.