Catharsis Journal, Komunitas yang Bantu Hempas Emosi Lewat Journaling

Dreamitie | Senin, 29 September 2025 12:07

Reporter : Abidah

Ruang sederhana tempat orang menyalurkan emosi dan menyimpan kenangan lewat tulisan.

DREAM.CO.ID - Ada orang yang meluapkan emosinya lewat musik, ada juga yang memilih olahraga. Bagi Deby, menulis di jurnal adalah cara paling sederhana untuk bernapas lega. Dari kebiasaan itu, ia belajar menghargai potongan kecil kehidupan yang sering dianggap sepele.

“Aku tuh emang suka journaling, kayak junk journal, nyimpen tiket nonton, struk, photobook, sampai surat-surat dari teman. Rasanya sayang aja kalau dibuang,” ujarnya sambil tertawa kecil saat diwawancarai oleh Dream.

Menurut Deby, journaling bisa jadi metode katarsis. “Buat aku, jurnal itu cara untuk mengeluarkan semua emosi dalam bentuk tulisan. Kadang kalau dipendam, kita malah makin berat,” ujarnya.

Pemikiran itu kemudian melahirkan Catharsis Journal, komunitas junk journal yang menjadi ruang bagi siapa saja untuk menyalurkan perasaan lewat tulisan dan potongan kenangan

2 dari 4 halaman

Awal Mula Catharsis Journal

Catharsis Journal pertama kali diinisiasi pada April 2025, lalu resmi menggelar acara pertamanya di bulan Juli. Komunitas ini lahir dari pertemuan dua orang dengan kegemaran yang sama. Deby sejak lama terbiasa melakukan junk journal dan menyimpan berbagai kenangan kecil, mulai dari tiket perjalanan sampai surat-surat dari teman.

Sementara itu, sahabatnya lebih sering menulis di jurnal digital. Begitu mereka bertemu, keduanya sepakat membangun ruang bersama untuk berbagi.

 “Once ketemu, kita sadar sama-sama suka jurnaling. Dan pada akhirnya, kita kepikiran gimana kalau misalnya kita buat event jurnaling gitu,” ujar Deby. Dari situlah Catharsis Journal resmi berdiri.

Komunitas ini terbuka untuk siapa saja. Begitu bergabung, mereka dianggap sebagai member tetap. Tidak ada syarat rumit, yang penting punya keinginan untuk menulis dan berbagi.

Di setiap pertemuan, kegiatan biasanya diawali dengan perkenalan singkat, lalu para anggota berbagi cerita dan berdiskusi. Setelah itu, mereka menuliskan pengalaman pribadi dalam bentuk junk journal, lengkap dengan hal-hal kecil yang menyimpan cerita, mulai dari potongan tiket, struk, hingga foto kecil.

Momen yang Membekas

Salah satu acara Catharsis Journal meninggalkan kesan yang kuat bagi Deby. Ia masih ingat ketika ada seorang peserta yang hadir dalam keadaan berduka.

“Sebenernya dia udah pernah coba journaling sebelumnya, tapi nggak konsisten dan belum dibuat kreatif. Di acara ini dia akhirnya bisa nulis lebih bebas,” kenang Deby.

Bagi Deby, pengalaman itu menunjukkan kalau journaling bisa membantu orang menyalurkan perasaan yang sulit dibicarakan. Di acara itu, tulisan menjadi cara sederhana untuk meredakan beban.

3 dari 4 halaman

Tantangan Awal

Membangun komunitas tentu tidak lepas dari tantangan. Deby bercerita kalau persiapan acara pertama cukup menguras tenaga. Selain harus mengurus perizinan ke pihak Tebet Eco Park sebagai lokasi acara, ia dan rekannya juga harus menyesuaikan jadwal masing-masing yang padat.

“Jujur aja, banner-nya aja sempat baru tercetak jam tiga karena kita lembur buat preparation. Untungnya semua akhirnya berjalan dengan baik,” kata Deby sambil mengingat momen itu.

Bukan hanya soal teknis, Deby juga sempat khawatir apakah peserta akan merasa nyaman untuk terbuka menulis dan berbagi. Namun, rasa cemas itu hilang ketika melihat acara berjalan lancar dan para anggota pulang dengan perasaan lebih lega.

 

4 dari 4 halaman

Harapan ke Depan

Deby tidak muluk-muluk dalam memandang masa depan Catharsis Journal. Ia berharap komunitas ini bisa bertemu lebih banyak orang dan memberi ruang aman untuk siapa saja yang butuh menulis sebagai bentuk pelepasan. “Aku seneng banget kalau ruang ini bisa berguna dan bermanfaat buat orang lain,” ujarnya.

Baginya, harapan terbesar bukan soal jumlah anggota, tapi bagaimana komunitas ini bisa membantu orang berdamai dengan memori yang mereka simpan.

Rencananya, Catharsis Journal akan kembali mengadakan acara pada awal Oktober. Deby menyebutnya sebagai ajakan kecil untuk tetap menulis, atau sekadar menyusun potongan hidup yang biasanya tercecer.

Stay tune di Instagram @catharsisjournal. Awal Oktober kita bakal ketemu lagi. Tanggalnya rahasia dulu ya,” kata Deby menutup obrolan.

Keseruan Hari Terakhir Dream Day Ramadan Fest 2023
Join Dream.co.id